Chapter 7 : Everything is ruined

18 5 0
                                    

Kalila membeku di tempat.
Ia terpaksa menyusul Shainia terlebih dahulu, "Shai!" Teriak Kalila memanggil Shainia dari belakang, Shainia tak kunjung menoleh dan terus berjalan.

Kalila berlari kecil dan berhenti didepan Shainia, menutupi jalannya, "sorry, gw cuman ngalamin hari sial dari kemaren" ujar Kalila "Gavin jemput gw dari rumahnya buat belajar bareng, tapi gw gak mau ketemu dia gara-gara kejadian di mol waktu itu, jadi gw naik gojek dan ternyata rumah dia itu jauh banget dari rumah gw, dan dia bilang gw udah punya pacar, gw ga ngerti maksud dia apa, Shai tolong gw," Kalila menjelaskan semuanya dengan raut wajah bermelas kasihan.

"lo punya masalah? Lo kira cuman lo doang yang punya masalah? Gw juga punya elah La! Dari hari pas lo dadakan nyuruh gw dateng ke mol, gw udah ada masalah, and yes, itu gara-gara lo" Shainia memutar bola matanya dan pergi meninggalkan Kalila, "Lo harusnya cerita ke gw Shai" kata Kalila pada Shainia yang tak mendengarkannya.

"La, kenapa lo sama Shainia?" David mendatangi Kalila yang terlihat putus asa, "ada masalah kecil doang" jawab Kalila tersenyum kecil, "masalah kecil? Masalah kecil macam apa yang bisa bikin Shainia ninggalin lo?" Tanya David, "mau ke kantin?", Kalila mengangguk dan mengikuti David.

"Duduk" ujar David sembari menarik kursi untuk Kalila, "makasih" ujar Kalila. David duduk di hadapan Kalila dan bertanya, "jadi, lo sama Shainia gimana?"

"Apanya yang gimana?" Balas Kalila masih berusaha tersenyum

"La, jangan pura-pura seneng, gw tau lo ada masalah"

"Shainia sama gw fine fine aja kok"

"Ceritanya nanti dulu, gw mau beli makan, mau nitip ga?"

Kalila menggeleng.

David beranjak dari kursinya dan pergi membeli Nasi goreng Bu Nani.

David kembali dengan 2 piring nasi goreng di tangannya dan meletakkan nasi goreng itu di meja,

"Gw gamau makan, Dav, ntar ga abis" ujar Kalila

"Ck, apaan, ini semua buat gw" balas David dengan wajah serius yang membuat Kalila tertawa

"Kuat lo 2 piring? Nasi goreng?" Kalila masih tertawa

"Jangankan 2 piring, 1 piring aja gw abis" David mulai memakan nasi gorengnya

"Apaan si, ga nyambung" Kalila tersenyum melihat David yang makan begitu lahap

"Nah, perfect timing, silahkan cerita"

Karena pasrah, Kalila menceritakan semuanya kepada David, tapi Kalila tidak pernah tau bahwa David adalah seorang pendengar yang baik.

"Jadi menurut lo gimana? Gw gatau harus ngomong ke Gavin gimana, pacar aja gw gapunya" tanya Kalila yang kembali cemberut

"Lo pdkt dulu aja sama Shainia" balas David yang masih mengunyah makanannya

"Elah emangnya gw lesby apa?" David berhasil membuat Kalila tersenyum kembali

"Bukan pdkt begitu maksudnya, otak krucut" David mengambil suapan selanjutnya, "lo harus tetep sahabatan sama Shainia, soalnya dia udah ada dari saat lo sedih dan lo seneng, lo harus bales perbuatan dia, buat masalah Gavin, biarin dulu aja, gausah dipikirin, kalo lo udah deket lagi sama Shainia, lo bisa minta saran ke dia"

David kemudian mengambil piring keduanya dan mengambil sendok baru, "lo udah makan?" Tanya David pada Kalila, "belom" jawab Kalila, "nunggu apa?" David menampung para warga nasi ke sendok di tangannya "nunggu kelaperan" jawab Kalila tertawa kecil, "ni makan" David menyodorkan kepala sendok itu ke Kalila, "1 suap aja, biar perutnya ga kosong" David menyodorkan tangannya lebih maju, merasa aneh, Kalila bukannya membuka mulutnya melainkan mengambil gagang sendok itu, sehingga Kalila terlihat bodoh. "Lo ngapain?" Tanya David yang melihat Kalila dengan pelan-pelan mengambil alih gagang sendok itu dari tangan David yang menyodorkan sendok, "ngambil sendok, mau makan" David mendorong tangan Kalila dengan lembut dan membalik sendok di tangannya, "kalo mau ngambil sendoknya bilang" Kalila tersenyum malu dan mengambil sendok itu dari David.

🌹🌹🌹

TRINGGG!!!

Sorakan SMA Tarunajaya Rafell meledak dan memenuhi sekolah itu.
Semua murid bersorak, kecuali Kalila, Shainia dan Gavin. Mereka bertiga masih tidak berada di mood mereka.

"Apa bener, gw harus milih Shainia? Tapi nanti Gavin gimana?" Tanya Kalila dalam hati. David, teman sebangku Kalila, memperhatikan Kalila dan menyenggol Kalila, "galau lagi?" Tanya David, "ck, engga" Kalila menjawab malas.

"Btw thanks sarannya tadi pagi, Dav. Makasi juga udah mau nemenin hari ini" ujar Kalila sembari tersenyum pada David, "santay kali. Btw kapan pdkt sama Shainia?" David membalas senyuman Kalila, "sekarang aja gih, mumpung baru pulang" David kemudian membereskan buku-bukunya ke dalam tasnya.

Kalila menuruti perkataan David dan berjalan menuju Shainia, namun terhenti saat seseorang menyentuh pundaknya dari belakang, "La" sebuah suara bass menyelimuti pendengarannya, Kalila berbalik, "kenapa?" "Lo udah liat Gavin belum? Dari tadi pagi ga balik-balik" Gilang menatap Kalila dengan tatapan bingung, "engga, masa sih dia belum balik dari pagi?" Tanya Kalila "beneran" jawab Gilang.

Kalila bergegas pergi ke gudang, tak menyadari ada seseorang yang kecewa melihatnya mau mengorbankan sahabatnya demi seorang pria.

"Gav!!! Gavin!!!" Teriakan Kalila menyelusuri gudang sekolah, "Gavin!!!"
"Neng Kalila?" Pak Indra, satpam sekolah mendatangi Kalila, "iya pak?" "Nyariin nang Gavin?" Satpam itu bertanya pada Kalila "iya pak, liat gak ya?" "Bapak gak liat neng, tapi kata pak Unop tadi, nang Gavin kabur dari sekolah lewat pager disitu" Pak Indra menunjuk pagar di belakang gudang, "lah masa pak? Terus tasnya gimana pak?" Tanya Kalila,"lah ya saya gak tau, saya bukan orang tuanya, kalo mau, neng anterin tasnya ke rumah si nang" "yaudah pak, makasih ya pak" Kalila pergi dari situ dan kembali ke kelas, mendapati David sendirian sedang bermain handphone di kursinya,

"Dav, kok belum pulang?" Tanya Kalila

"Nungguin lo" jawab David

"Ngapain nungguin gw?"

"Gw setia sama temen gw"

"Dav.."

"Hm"

"Sorry, tadi gw-"

"Gapapa La, namanya juga manusia"

"Shainia udah pulang?"

"Udah"

"Ohh.."

Kalila kemudian mendatangi meja Gavin dan membereskan buku-buku Gavin, "lo ngapain, La?" Tanya David bingung, "ngeberesin buku Gavin, mau gw anterin ke rumah" jawab Kalila, masih sibuk membereskan buku-buku Gavin, "La. Stop." David memperkeras suaranya, Kalila tidak mendengarkan, "La. Stop. Brenti" David mempertegas suaranya, "kenapa Dav? Ada masalah apa?" Tanya Kalila dan berhenti membereskan meja Gavin, "lo ngapain si? Harusnya lo lebih mentingin Shainia daripada Gavin! Shainia udah ada di saat lo sedih, seneng. Gavin mah apa? Plis dengerin gw La, Shainia lebih membutuhkan lo dan lo lebih butuh Shainia" David beranjak dan pergi meninggalkan Kalila. "PERCOBAAN MACAM APA LAGI INI LA?!" Hati Kalila memberontak ingin berteriak.

Kalila meninggalkan meja Gavin dan berlari mengejar David, "Dav, sorry. Fine gw gak jadi anterin  buku Gavin ke rumahnya, seneng?"

"Lah? Terserah lo lah, mau anterin atau enggak." David menatap Kalila malas, Kalila mengambil tas dari kelasnya dan mendatangi David, "mau pulang bareng?" 

🌹🌹🌹

My Crush Is A Playboy?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang