(5)Siapa kamu??

65 10 3
                                    

"Hufttt Selamat."kata Luis dalam hati
Dan setelah itu akirnya mereka
Melanjutkan perjalanan
ketika mereka dalam perjalanan
Angin berhembus sangat kencang dan terdengar beberapa kilat menyambar
daun-daun pun mulai berguguran.

"Luis,udara kali ini sangat buruk sepertinya akan turun hujan bagaimana jika kita membuat tenda disini?"ujar Dinari
Luis menganguk tanda setuju
Akirnya merekapun mendirikan tenda
Dan benar, beberapa waktu kemudian hujan mulai turun.

"Dinari..."
"Ya?"
"Apa kamu mulai menyukaiku sekarang?"
"Menyukaimu? tidak mungkin aku saja sudah memiliki pacar."
"Pacar?? siapa itu."
"Ah..  masalah itu kau tak usah ingin tahu."
Dan seketika Luis menarik tangan Dinari dan menarik kearah kewajahnya
"Katakan padaku siapa pacarmu itu."
Dinari melepaskan gengamam tangan Luis
"Bukankah aku sudah bilang itu rahasia,kamu kenapa sih tiba-tiba jadi gini."
"Argghhh."Teriak Luis
Setelah itu Luis pergi meninggalkan Dinari dan keluar dalam keadaan masih hujan
hujan telah berhenti
Dinari mulai mencari Luis
"Luis kamu kemana??"
Namun tak ada suara yang menjawab
Tiba-tiba Dinari melihat ada seseorang laki-laki yang jatuh tergeletak ditanah
tanpa berpikir panjang ia langsung melihat wajah laki-laki itu  yang rupanya itu adalah Luis
"Luis...?"
Dinaripun membawa Luis ketenda
"Luis bangun kamu kenapa?"ujar Dinari panik
"Dinari.. "
"Iya."
"Aku menyukaimu,aku tak peduli apakah kamu menyukaiku atau tidak yang penting sekarang aku sangat menyukaimu,bisakah kamu memelukku?"ujar Luis
Akupun memeluk Luis dengan raut wajah panik dan takut kehilangan
"Dinari, kamu jangan kuatir.Karena aku pasti akan menjagamu apapun yang terjadi."
Aku menganguk dengan senyuman bahagia karena perkataan Luis
"Hemm.. kamu janji kan?"
"Iya aku janji."
Akupun merawat Luis karena Luis jatuh sakit

Tetapi keesokan harinya Luispun tlah sehat seperti biasanya...
"Dinari ayo kita berangkat."
"Emangnya kamu udah sehat?"
"Udah kok, ayo berangkat keburu sore nanti."
Setelah beberapa jam kemudian  tibalah kami ditempat itu namun aku dan Luis harus berjalan kaki untuk menempuh perjalanan ke danau
Ketika beberapa waktu kemudian
"Luis,bisa kita berhenti sebentar."
Ujar Dinari sambil memegangi kepala
"Bisa, Dinari kamu kenapa?"
"Aku juga tidak tau, tiba-tiba aku pusing setelah merasa tidak asing dengan jalanan ini."
"Baiklah kalo begitu kita istirahat saja dibawah pohon itu. "sambil menunjuk tempat yang dimaksud

mereka berdua memutuskan untuk beristirahat sebentar dibawah pohon
Dan seketika itu tiba-tiba Dinari melihat potongan demi potongan memori masa lalunya
Ia mulai merasakan rasa sakit yang hebat pada kepalanya
Dan setelah rasa sakit dikepalanya itu hilang
"Luis.. "
"iya?"
Tanpa disadari Dinari mengarahkan tangannya keleher Luis dan mencoba mencekik Luis
"Dinari..apa yang kamu lakukan cepat lepaskan tanganmu itu."ujar Luis kesakitan
"Hah apa lepaskan tanganku jangan harap."ujar Dinari dengan raut wajah yang kejam
Karena tidak ada cara lain akirnya Luis mengigit tangan Dinari dan lari meninggalkan Dinari.
"Hei Luis sayang tunggu aku akan datang mencarimu."
Mereka berdua sekarang berada ditengah-tengah hutan yang lebat
Luispun bersembunyi disemak-semak ketika itu terdengarlah suara langkah kaki seseorang
"Luis dimana kamu?ah..pasti kamu sedang bermain petak umpet denganku,baiklah aku hitung
Satu...
Dua....
Tig...
Tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangan Luis
Dan mengajaknya lari dari Dinari
"Hei siapa kamu,kenapa kamu mengajakku lari?"
ujar Luis tetapi
Gadis itu tidak menjawab dan tetap mengengam tangan Luis sambil berlari sekuat tenaga
setelah lumayan jauh dari Dinari
iapun akirnya memalingkan wajahnya dan berkata.....
-------------------------------------------------------------

Haloo semuanya✋😀 terimakasih telah membaca cerita ini,jangan lupa komentar dan ikuti terus ceritanya
Karena komentarmu membantu cerita ini untuk maju.....

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cahaya Malam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang