[1]

384 184 291
                                    

"Aku mencintaimu dengan cara yang sederhana."

.
.
.

Flashback.

Waktu itu pada jam istirahat Alleta sedang menulis sesuatu. Entahlah, apa yang dia tulis. Mungkin itu berisi tentang tulisan serpihan kata yang bermakna untuk seseorang. Temannya yang hanya ingin melihat saja langsung dia tutup dengan buku.

"Ta!" seseorang mengagetkan dirinya yang sedang fokus menulis. Alleta mengelus dadanya pertanda dia sangat kaget apa yang dia alami tadi. Siapa lagi kalo bukan sahabatnya sendiri yaitu Galih. Galih orang paling baik daripada yang lain sepertinya.

"Astaghfirullah Gal...." ucapnya. "Kamu gak liat aku lagi nulis" lanjutnya lagi sambil menunjuk kearah kertas yang sedang ia tulis. Menulis sesuatu yang tidak berguna.

Galih langsung mengambilnya tanpa izin dan langsung membaca tulisan tersebut. Alleta yang kaget pun hanya terbengong melihat ke arah Galih.

"Ih! Galih! sini aku mau nulis!"

"Untuk...." terkejut melihat isi suratnya. Terpampang jelas nama yang ditulis Alleta dalam surat itu. Bagaimana bisa seorang Alleta yang notabene
cewek yang polos dan lugu itu bisa menyukai seseorang? Apalagi orang itu sangat menyeramkan. Memang apa yang kita anggap seperti itu tidak seperti yang kita kira.

"Kenapa Gal? ada apa?" tanyanya begitu polos seakan-akan tidak ada yang salah. Menurut Galih Alleta harus dibawa ke rumah sakit
sekarang.

"Lu sakit? Lu kenal Revan dari siapa?" ucapannya begitu datar. ya surat itu untuk Revan.
Alleta hanya tersenyum dan menahan malu. "Dari Fani lah" ujarnya masih tersenyum.

Galih melirik kearah Fani dengan mata yang tajam. Bagaimana bisa seorang Fani melakukan hal seperti itu?. Padahal Galih tidak ingin Alleta disakiti lagi hanya karena lelaki. Cukup yang dulu saja jangan lagi.

Fani hanya terkekeh dan memilih untuk pergi. Takut Galih mengamuk.

"Ta, gak usah nulis kayak ginian lagi!" merobek surat itu dan membuangnya ke tempat sampah.

Entahlah hati Alleta kian memburuk karena Galih. Sakit yang dia rasa. Sudah sepantasnya Galih mendukungnya, tapi kenapa dia tidak seperti itu sekarang?.

"Gal... aku kan cuman buat surat apanya yang salah?" kesal dengan perlakuan Galih yang tidak menghargai sedikitpun apa yang dia buat.

"Lu suka sama orang yang salah Ta.... cowok banyak yang lain."

"Emangnya kenapa? Alleta kan cuman nulis doang, gak bakalan dikasih kok" ucapnya begitu kekuh. Hal yang membuat Galih benci lagi adalah disaat Alleta keras kepala dibandingkan dirinya. Sifatnya yang kekanakan membuat Galih harus bersabar dalam menghadapi nya.

"Pokoknya nggak" ucapnya dan duduk ke arah kursinya. Sudahlah terserah Alleta sekarang, yang terpenting dia sudah mengatakan kepadanya. Banyak lelaki yang menyukai Alleta, tapi kenapa Alleta justru menyukai orang yang salah sekarang.

"Yaudah buat lagi, hidup jangan dibuat repot!" ucapan Alleta membuat semua temannya terkejut mendengar dia berkata seperti itu tadi. Kecuali Galih yang sudah menebak apa yang diucapkan Alleta kepadanya.
_______

Jam istirahat Alleta masih saja menulis surat itu. Entahlah dari tadi dia hanya fokus membuat surat. Pelajaran nya saja dia tidak mendengarkan. Masa bodoh dengan pelajaran, intinya dia harus selesai membuat surat itu secepatnya agar nanti bisa istirahat.

Fani yang melihat Alleta hanya mendengus kesal. Pasalnya selama dia istirahat pasti si Leta lah yang menemaninya. Tapi sekarang sepertinya itu tidak akan terjadi.

ALLEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang