[8]

137 41 79
                                    

"mulut memang pintar berbohong. Apalagi soal perasaan nya sendiri"

.
.
.

Revan dan temannya pergi keluar kelas, dia masih mengenakan tas hitamnya. semakin bad dari biasanya, rambutnya acak acakan dan bajunya seketika kotor penuh dengan tanah. Banyak pasang mata kaum hawa yang tercengang melihat salah satu bad boy yang terkenal agresif  itu sedang tersenyum sumringah kearah Leo temannya dan juga Danil. Yang sedang membahas sesuatu entah apa yang mereka bahas.

"Lu gila si! kenapa lu ke perpustakaan si Van! kita yang kena imbasnya!" protes dari Danil hanya dijawab dengan senyuman tanpa bersalah.

Ceritanya begini.....

Flashback off

Pada saat jam pelajaran berlangsung guru BK masuk kedalam kelas Revan dengan raut wajah marah. Beliau mencari Revan di setiap penjuru, matanya satu persatu mencari keberadaan Revan. Tapi nihil, Revan tidak ada ditempat nya.

"Maaf Bu, Revan masuk hari ini?" ibu yang mengajar tersebut menggeleng "tidak Bu, bukannya dia ijin ya? ini suratnya" sambil menyerahkan surat yang ada dimeja.

Seketika raut wajah Danil cemas. Takut-takut dia akan kepergok sedang berbohong, begitu juga dengan Leo dengan raut wajah yang sangat datar. Memang begitu Leo jika harus berbohong dia akan memasang wajah datar seolah-oleh tidak ada apa-apa.

Revan menyuruhnya agar menulis surat karena dia akan datang terlambat. Tapi bukan Leo yang menulis melainkan Danil teman sebangku nya sekaligus sahabat nya.

"Siapa yang berani menulis surat ini?, Revan sudah datang 15 menit yang lalu!"

"Maksudnya bu?, Revan masuk?" tanya Bu Hana yang masih saja belum mengerti.

"Saya mencari Revan! Kalian tau dimana sekarang?," semuanya menggeleng. "Terus yang nulis surat ini siapa?" tanyanya satu kali lagi. Danil seketika gugup dibuatnya, dia harus jujur sekarang.

"Saya Bu" salah satu diantara mereka ada yang mengacungkan tangannya. Seketika Danil dibuat kaget, Leo mengacungkan tangannya dengan wajah datar.

"Le, lu apa apaan si" bisikan dari Danil membuat guru BK tersebut menyuruhnya keluar.

"Keluar!" perintah Bu BK tersebut sambil menunjuk kearah pintu. Mau tidak mau Leo dan Danil keluar, salah Danil juga kenapa dia mau menulis suratnya.

Bu BK tersebut keluar dan menyuruh nya agar berlari keliling sekolah dan mencari Revan yang entah kemana dia berada sekarang. Bu BK tau mereka berdua adalah teman se gengnya Revan di sekolah. Dibalik wajah nya yang polos ternyata mereka berdua adalah berandalan, meskipun Revan yang lebih menonjol diantara mereka bertiga.

Mereka berdua mencari Revan kesana-kemari hingga akhirnya dia menemukan Revan bersama Alleta bertepatan dengan Galih yang juga datang ke perpustakaan.

"Ngapel muluk tuh bocah!" celetukan dari Danil membuat Leo melihatnya dengan datar. Revan berjalan kearah nya setelah Galih masuk kedalam. Dengan perasaan campur aduk Revan keluar tanpa memperdulikan temannya.

"Van!" panggilan dari Danil membuat Revan menoleh kearahnya dan membalikkan badannya yang tegap.

"Apa?"

ALLEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang