"Meskipun permintaan maaf diterima, tapi hati ini masih merasa kecewa"
.
.
Alleta berangkat lebih pagi sekarang ke sekolahnya. Sejak kejadian kemarin dimana Galih menghinanya Alleta tidak pernah membalas pesannya ataupun menjawab panggilan dari Galih. Maka dari itu, dia berangkat lebih pagi agar bisa terhindar Galih.
Alleta berjalan menuju kursinya, deretan bangku masih kosong karena masih jam 6.
Baru saja dia ingin duduk tiba tiba ada orang yang memanggilnya.
"Alleta?"
Alleta menoleh kepada pemilik suara, Leta sama sekali tidak membalas sapaannya tapi malah seolah tidak peduli. Biasanya Leta akan tersenyum jika dia yang memanggil, tapi sekarang? Berbicara saja sepertinya enggan.
Orang itu mendekat kearah kursinya. Sambil tersenyum.
Alleta cepat cepat mengambil tasnya dan menaruh di samping kursi yang kosong. Tempat Fani duduk bersamanya.
Tau maksud Leta orang itu mengambil kursi yang lain.Hanya tinggal mereka berdua didalam kelas, Alleta merutuki dirinya sendiri, seharusnya dia berangkat lebih siang. Bukan berangkat lebih pagi seperti sekarang.
"Maafin gue ya, gue udah kelewatan batas"
Tidak ada sahutan dari Leta. Seperti nya dia masih marah atas apa yang dikatakan Galih kepadanya kemarin.
"Jawab dong, gue gak bisa lu diemin"
Lagi-lagi Galih diabaikan.
"Nanti gue traktir deh" bujukan dari Galih seperti nya tidak mempan bagi Leta. Dia masih fokus membaca buku novel yang dia beli kemarin lusa. Tanpa ingin diganggu.
"Ta. Jangan diem gitulah, aku tau kok aku salah maafin gue ya" seketika memohon kepada Alleta yang masih saja diam. Leta merasa tidak nyaman kepada Galih yang sudah meminta maaf kepadanya. Tapi memang salah Galih, untuk apa dia merasa tidak nyaman?.
Didalam kelas satu persatu mulai berdatangan, seperti sekarang teman Galih yang sudah sampai dan langsung tidur ditempat. Bodoamat dengan Galih dan Leta yang sedang mempunyai masalah.
"Tu anak tidur terus di kelas. Emang kemarin malem begadang?" gumam Galih membuat Alleta menoleh.
"Apa?" tanya Alleta. Hanya satu kalimat membuat Galih tersenyum mendengarnya.
"Itu si Beni tidur terus kerjaannya. Eh, udah baikan ya?" Ucap Galih membuat Alleta memutar bola matanya malas.
"Gak, ngapain juga ngurus Beni. Urus aja hidup sendiri" ujarnya begitu menohok.
"Masih marah ya Ta?" tanyanya sambil memasang ekspresi sedih. Entah kenapa Leta jadi tidak tega melihatnya.
Fani yang sudah sampai didalam kelasnya begitu terkejut melihat Galih yang sedang berduaan dengan Alleta. Bagaimana tidak, ini baru terjadi didalam kelasnya. Mereka memang bersahabat, tapi Galih sama sekali tidak pernah mengobrol seperti itu didalam kelas.
"Hai" sapaan dari Fani membuat keduanya menoleh kearahnya.
"ck, ngapain si lu ada disini" Galih merasa terganggu dengan kedatangan Fani sekarang.
"Fan, kamu mau gak? tukar posisi?" Ujar Alleta seketika memohon kepada Fani dan melirik kearah Galih yang sedang berada di samping nya sekarang
Fani yang bingung hanya bisa mengangguk. Tapi Galih tidak membiarkan itu terjadi. Dia harus dimaafkan oleh Alleta sekarang, dia tidak mau persahabatan nya hancur hanya karena ulah dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLEVAN
Teen Fiction"entah mengapa aku masih bertahan dalam sebuah perasaan yang tak kunjung usai kurasakan" - Alleta Kirana Putri "Serasa ingin mempertahankan tapi tidak ingin melepaskan dari yang lainnya" -Revano Adijaya Putra Ini hanyalah kisah percin...