'kita berbeda. Perasaannya juga'
.
.
.Alleta seperti biasa meminta untuk pulang bersama dengan Galih. Untung saja Galih tidak menanyakan kenapa dia tidak pulang dengan Revan. Alleta merasa tidak nyaman dengan Revan karena kejadian tadi membuat nya sakit hati tak kunjung selesai. Entah apa yang dilakukan Revan sekarang.
Seseorang menepuk bahunya dan membuat nya terbangun dari lamunannya. "Lu nungguin Bang Repan ya?" Mencoba untuk menebak apa yang dipikirkan Alleta.
Alleta menggeleng membuat Fani jadi terheran-heran. Bukankah tadi pagi dia diantar oleh Revan?. Ada yang tidak beres sepertinya.
"Lu pasti punya masalah, gimana kalo kita ke cafe gak jauh dari sini Ta. Lumayanlah biar lu tenang" ajak Fani begitu tulus mengajak nya. Tidak salah Alleta memilih dia sebagai teman dekatnya.
"Galih"
"Oo jadi lu nungguin anak curut itu?" tanyanya dan dijawab dengan anggukan oleh Alleta.
"Yaudah nanti biar gue aja yang bilang kalo lu pulangnya sama gue. Kita mampir dulu ke cafe gimana?" tawaran dari Fani membuat Alleta sedikit bimbang.
"Duh bukannya aku gak mau Fan, tapi aku gak enak sama Galih. Karena tadi udah janji sama dia buat pulang bareng, nanti Galih marah. Alleta gak mau kena amukannya"
Fani mengangguk pertanda mengerti tapi dia melihat ada sebuah motor diseberang jalan sedang terparkir didepan toko buku. Fani seperti mengenal motor tersebut tapi dia langsung mengabaikannya. Pasti dia salah lihat. Motor seperti itu pasti banyak yang memakai nya. Bukan hanya satu dua orang saja.
"Ooo yaudah deh, gue pulang duluan ya. Jangan lama-lama nunggu. Nanti gak sesuai sama ekspektasi lagi" Alleta hanya tersenyum mendengar Fani berbicara seperti itu. Benar yang dikatakan Fani. Ada fase dimana seorang mengejar dan menunggu. Meskipun sama sekali tidak pernah dihargai.
Drrttt... Ponsel Alleta bergetar tanda sebuah chat masuk dari seseorang. Dan itu dari nomor yang tidak dikenal.
Aneh memang kenapa banyak sekali pesan dari orang tersebut. Seakan-akan dia telah mengenal Alleta sejak lama.
+62xxxxx : masuk, jangan diluar nanti gue jemput. Bahaya lu sendiri.
+62xxxx : cewek gak baik diluar sendirian.
Alleta mencoba mengabaikan isi pesan tersebut. Dan masih menunggu Galih, entah apa yang dilakukan Galih. Cukup lama dia menunggu kedatangan nya.
Drrttt ...
Ponsel Alleta berdering kembali dari orang yang sama. Terkejut setelah membaca pesan yang dikirim oleh orang tersebut. Lelucon apa lagi ini.
+62xxxxx : cowok lu gak bakalan peduli sama lu. Lu liat sekarang ada motor terparkir didepan toko. Diseberang sana masuk ke toko buku itu dan cari tau jawabannya apa.
Alleta merasa bimbang ingin pergi tapi takut Galih akan mencarinya. Memang Galih dimana? Mungkin Galih ada disana di toko buku. Meskipun rasanya dia tidak melihat Galih keluar mungkin saja Galih ada disana.
Alleta memutuskan untuk menyeberangi jalanan yang sudah lampu merah. Bergegas menuju ke toko itu. Dia seperti mengenal motor yang terparkir disana. Meskipun rasanya aneh, tapi Alleta memilih masuk.
Banyak buku yang tertata dilemari mulai dari novel terbaru dan juga ternama. Setidaknya dia bisa melihat lihat. Jika ada yang cocok pasti akan dia beli.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLEVAN
Teen Fiction"entah mengapa aku masih bertahan dalam sebuah perasaan yang tak kunjung usai kurasakan" - Alleta Kirana Putri "Serasa ingin mempertahankan tapi tidak ingin melepaskan dari yang lainnya" -Revano Adijaya Putra Ini hanyalah kisah percin...