[9]

96 25 40
                                    

kamu menyebut dia orang yang istimewa? tapi ternyata dia sama sekali tidak  berguna.

.

.

Pelajaran sudah selesai, tapi bagi Alleta sendiri pelajarannya masih belum usai. Dia akan berbicara dengan Revan atas apa yang dilakukan Galih tadi.


"Ta, kenapa bengong terus sih, ada masalah apa sama Galih?" Fani mencoba untuk menebak dia memang selalu memperhatikan Leta sejak pagi. Karena menurutnya ada yang aneh.

"oh, gak ada kok aku mau keluar dulu ya, masih ada urusan." lalu pergi, Fani masih tidak percaya dengan tingkah Leta seperti itu.

Galih saja masih diabaikan oleh  dia. Apa mungkin Leta sudah tidak mau bersahabat dengan nya lagi?.

"Gal, Leta aneh banget tadi. Biasanya kan dia selalu ngajak gue," adu Fani yang masih menatap kepergian Leta.

"terus? gue harus peduli gitu?" tanyanya lalu meninggalkan Fani sendiri. Seperti tidak ingin memikirkan masalahnya dengan Leta sekarang.

"dasar!"

_____

Alleta pergi ke kelas Revan, banyak pasang mata yang melihat tidak suka. Alleta tidak pernah peduli dengan apa yang dia lihat sekarang.

Sesampainya di kelas Revan, ternyata pintunya tertutup rapat. Mungkin ada guru pengajar makanya tampak sepi dari luar.

Ngomong - ngomong tentang kelas Revan, kelas Revan merupakan kelas yang sangat tidak disukai oleh guru. Padahal kelas Revan sangat bersih, tapi jika diputar lagi kebelakang, kelas Revan tergolong kelas yang sangat nakal penghuninya. Dan juga sangat ramai jika tidak ada guru. Tapi sekarang kelas Revan sangat sepi padahal bel istirahat kedua sudah berbunyi.

Alleta yang tidak mau menunggu lama, dia memutuskan untuk pergi dari kelas tersebut. Baru beberapa langkah pintu terbuka  dan tampak ada lelaki yang sedang membukanya.

"Leta?lu cari siapa?" ternyata Leo yang sedang membuka pintunya. Meskipun pintu itu dia buka hanya separuh.

"Kak Revan ada?" Leo melihat kedalam mencari keberadaan Revan dan benar Revan sudah duduk di bagian pojok sambil menyandarkan kepalanya di dinding.

Leo menatap Leta lagi dengan intens dan menghela nafas nya. "kenapa lu cari Revan?"

"ada perlu,"

"segitu pentingnya lu cari Revan?" tanya Leo seolah tidak terima.

"emangnya kenapa? salah ya?

"salah!  karena gak sepantasnya lu perjuangin dia!"

deg!

Lagi-lagi ada yang tidak mau Leta mendekati Revan. Entah ada apa dengan perasaan nya sekarang, dia seperti sedang dicabik-cabik olehnya. Padahal ucapan Leo sangat benar apalagi selama ini Revan tidak pernah peduli kepadanya, tapi kenapa hati Leta merasa tidak terima?.

"kak! aku mau cari Revan, bukan mau debat!"

Danil yang melihat keributan di luar memutuskan untuk melihat, apalagi yang ribut adalah Leo.

"ada apaan sih, eh Leta ngapain? pasti mau cari Revan," tebak Danil dan hanya dijawab dengan anggukan kecil.

"lu ngapain? bukannya panggil Revan malah disini, lu gak tau ya Leta itu pacarnya Revan! jangan sampek gara-gara lu Leta jadi gak betah disini. Kasian tau Leta," omel Danil panjang lebar kali tinggi. Leo hanya bergumam sambil melihat Leta lalu masuk ke dalam kelas nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALLEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang