Morning View

5.8K 453 99
                                    

"Good morning daddy"

Suara seorang bocah balita menarik atensi Han Seungwoo yang sedang membaca laporan perusahaan dimeja makan, Jungwoo berdiri disebelahnya menuangkan secangkir kopi usai memberikan morning report dan jadwal kegiatannya hari ini.

"Morning sweetheart" Pria itu mengulurkan tangan kirinya membantu tubuh mungil itu untuk duduk dipangkuannya. "Daddy belum pergi kerja?" Dongpyo mendongkak dengan jemari mungilnya berusaha menyentuh hidung mancung sang ayah.

"Sebentar lagi, setelah kesayangan Daddy sarapan dan memakai seragamnya"

Dongpyo terkikik dan meraih setangkup roti berselai coklat dari piring sang ayah. "Dad" ucapnya.

"Ya?"

"Daddy menikah saja dengan sekretaris Kim" Dongpyo melirik kearah Jungwoo yang tertegun dengan senyuman polosnya. "Dongpyo ingin punya mommy" lanjutnya tanpa menyadari perubahan ekspresi Seungwoo dan merahnya wajah Jungwoo yang masih setia berdiri beberapa jarak dari mereka.

Seungwoo terkekeh kaku, bagaimana bisa anak berusia lima tahun meminta hal aneh seperti ini. Diliriknya Jungwoo sekilas yang menunduk dan ia bisa melihat betapa merahnya telinga sekretarisnya itu. "Dongpyo menyukai sekretaris Kim?" Tanya Seungwoo.

Dongpyo mengangguk antusias. "Sekretaris Kim manis" jawabnya.

"Benarkah?"

"Ya uncle Woojin yang mengatakan itu semalam"

Seungwoo terdiam. Kembali menoleh kearah Jungwoo yang semakin merah padam. Tak lama kemudian terdengar kekehan pria berhidung mancung itu.

Ini pertama kalinya seorang Park Woojin memuji seseorang.

°°°

Alunan claire de lune mengalun lembut dari dentingan piano disebuah gedung orcestra dimana Kim Wooseok sedang melakukan latihan paginya sebelum pementasan musik klasik seminggu lagi. Kacamata bulat membingkai wajahnya yang kecil, sesekali alisnya berkedut tanda pemuda itu sedang fokus pada musiknya.

"Yang mulia" Moon Taeil: sekretarisnya menyentakan lamunan Lee Jinhyuk yang menatap pemuda Kim itu dari kursi penumpang VIP. diam-diam tentu saja. Sejak acara makan malam kemarin konsentrasinya terdistraksi akan sosok pemuda bermata tajam yang menatapnya tak suka itu.

Jinhyuk menghela nafas-menahan kesal-sebelum berbalik menoleh kearag Taeil yang tersenyum lebar tanpa ekspresi bersalah.

"Kau tidak melihatku sedang sibuk?"

Taeil mengeleng.

"Ada laporan dari distrik Pyeonhan" ucap Taeil sembari mengulurkan dokumen kearah Jinhyuk yang masih menatapnya gusar "Kau memang pintar sekali merusak morning viewku!"

Taeil mendongkak, mengamati pemandangan didepan pangeran Gangtown itu dengan eskpresi bingung.

"Hanya ada bangku penonto dan piano"

"Hmmm" jawab Jinhyuk sekenanya dengan mata awas membaca dokumen itu.

"Kau mengikutiku hingga kesini?" Suara yang tak asing menyentakan Jinhyuk yang langsung berdiri dan menatap Wooseok yang tengah memperbaiki letak kacamata sebelum melipat tangannya.

"Hai"

"Cih"

Wooseok masih nyalang menatap pria tinggi itu "Bukankah kau seharusnya sibuk mengurus kota ini, kenapa kau ada disini?" Cecarnya.

"Hmm well" Jinhyuk melempar dokumen itu kearah Taeil yang langsung menangkapnya "First aku tidak seperti senat Kim yang harus berada di gedung biru dari jam tujuh pagi hingga tujuh malam" Jinhyuk mendekat kearah Wooseok yang masih mendongkak "Second. Aku tidak sesibuk itu"

Undercover [CrackPair 🔞] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang