01. Welcome home

153K 1.1K 10
                                    

Gadis cantik semampai dengan rambut panjang itu menggerutu dengan semua kesialan yang menimpahnya. Demi tuhan, mobilnya mogok ditengah jalan dan yang lebih parahnya lagi ditengah hutan lebat. Apa ia memakai pakaian dalam terbalik makanya kena sial terus, itu kepercayaan orang dulu.

Gadis itu adalah Viona Ibrahim. Ia baru beberapa minggu yang lalu menyelesaikan kuliah dan mendapat gelarnya dijepang. Dengan rencana awalnya ia akan mengunjungi orang tuanya yang ada di Indonesia. Jangan tanya mengapa ia berada di tengah hutan lebat. Ia berasal dari desa pedalaman yang ada disulawesi.

Disinilah dia, menendang ban mobilnya dan menjerit sebel disertai dengan umpatan. Lelah dirasakan setelah mengeluarkan semua masalahnya, iapun terduduk dikap mobil.

Meneliti Pohon-pohon tinggi disekililing jalan yang serasa mengintimidasinya, namun seberkas cahaya diselah beberapa pohon menjadi pemandangan indah menurutnya.

"Oh tuhan, kenapa aku sangat sial. Dan lagi tidak adakah warga desa yang lewat agar aku bisa numpang"

Kulitnya sudah bentol-bentol karna gigitan nyamuk. Hari semakin sore dan ia tidak ingin bermalam ditengah hutan. Memutuskan untuk menggunakan kaki jenjangnya untuk berjalan sambil menarik koper besarnya menyusuri jalan yang benar-benar sunyi. Hanya ada suara serangga hutan.

"Jika aku tidak salah ingat setelah hutan akan ada sungai lalu jika aku beruntung akan segera mencapai desa. Astaga,, semoga aku kuat"

Menarik nafas lelah, Viona memekik kaget menoleh kiri kanan. Telinganya tidak mungkin salah dengar, ia mendengar suara merintih seperti kesakitan.

"Siapa disana?" semak-semak disisi kirinya bergerak, ia memberanikan diri mendekat, menyingkirkan semak yang menghalanginya.

"Ohhh astaga,, mahluk apa ini?" Viona melihat mahluk kecil yang hampir mirip anjing, namun ia tau itu bukan anjing, mana ada anjing yang memiliki tanduk dan bertubuh merah dangan sedikit bulu hitam. Entah itu apa. Mahluk kecil itu terluka bagian kaki depannya. Darah segar mengalir disana. Mahluk kecil itu makin merintih dan menatap Viona waspada. Sepertinya ia masih bayi dilihat dari bentuk tubuhnya.

"Hey,, aku tidak akan menyakitimu mahluk kecil. Kemari" Mengulurkan tangannya menggapai untuk mendekap mahluk itu.

"Ohh, kasian. Pasti sakit" mahluk kecil yang awalnya memberontak menjadi jinak saat ada dalam dekapan Viona.

Melanjutkan perjalanannya setelah membalut luka mahluk kecilnya. Ia sudah memutuskan akan menjaga hingga lilo sembuh dan dapat kembali kehutan, Lilo adalah nama yang diberikan untuk mahluk kecil itu.

"Ohhh, akhirnya aku tiba" viona sudah memasuki gerbang desa dan menyapa warga desanya.

"Viona, kau kah itu? Wah kau sudah bertambah cantik" Viona hanya tersenyum manis menyapa ibu Mia istri kepala dusun didesa ini.

******
"Aku pulang pak, bu" Viona menyapa bapak dan ibunya yang menyambut didepan gerbang rumah. Ratih meraih dan memeluk anak gadisnya haru.

"Akhirnya kau kembali nak. Mana mobilmu?" Ratih heran melihat putrinya berjalan kaki. Viona mengajak kedua orang tuanya kedalam lalu menceritakan pengalaman sialnya saat ditengah jalan.

Sang ayah Ahmad hanya tersenyum kecil melihat putrinya bercerita sebelum mengalihkan tatapannya didekapan viona. Melihat ayahnya menatap tanda tanya ia buru-buru membuka kain yang menyelimuti Lilo dan menjelaskan. Ia gagal menangkap ekspresi kaget dan takut orang tuanya saat menatap lilo yang tertidur.

"Nak, taukah kau mahluk ini dianggap raja dikampung kita?" Ahmad menjelaskan dengan gugup melirik mahluk kecil yang nyaman berada didada putrinya.

Membulatkan matanya kaget Viona menatap orang tuanya dan Lilo bolak-balik Sebelum tertawa.

"Maaf pak, aku tidak bermaksud" meminta maaf karna melihat bapak
dan ibunya melototinya.

"Kemarikan, Ayah akan mengembalikan dia ke Tuan " Viona bisa melihat ayahnya gemetaran saat Lilo membuka mata menatap langsung kebapaknya dan yang membuat kaget adalah Bapak dan ibu langsung berlutut seperti menyembah Lilo.

Aku ingin meletakkan Lilo disofa namun cakar kecilnya berpegang kuat pada gaunku.

"Bapak, ibu. Bangun.. Ada apa sih?" saat beberapa menit ayah dan ibu bangkit dan menyuruhku membersihkan diri.

"Loh, bukannya bapak tadi ingin memulangkan lilo yah?"

Viona tidak menunggu lagi sebelum bergegas kekamarnya. Kamar miliknya tidak berubah.

Setibanya dikamar ia menempatkan lilo dikasur dan membersihkan bulunya yang terkena darah tadi, sekarang gilirannya untuk membersihkan tubuh yang lengket.

"Tunggu yah sayang, aku tidak akan lama" Viona entah kenapa merasakan perasaan sayang pada mahluk yang ditemukan tadi sore. Aneh.

#Diruangan lain.

Bau kemenyan sangat pekat diudara saat pria parubaya itu melantunkan nyanyian menggunakan bahasa kuno. Ia bersujud dan menaburkan darah ayam disebuah Kursi antik. Kursih itu hitam dan terlihat kokoh. Dengan ukiran indah disetiap sudut. Darah ayam kampung mengenai setiap sudut kursi, lalu tiba-tiba sosok mengerikan muncul, tubuh besar berkulit merah dan berbulu bagian dada, mulutnya dihiasi gigi yang runcing lalu dua tanduk hitam dikepala menambah kesan seram. Ada juga ekor panjang dibagian belakangnya. Dia mahluk yang sangat kejam dan seram. Iblis penguasa hutan lebat disamping desa.

Penduduk desa menyembah dan mengikuti segala perintahnya. Ia disebut "Tuan" yang dihormati didesa Viona.

"selamat datang tuan, pelayanmu ini melihat tuan muda yang hilang 2 hari yang lalu" Ahmad yang tidak lain ayah Viona bersujud dikaki mahluk seram itu.

Mahluk itu menggeram seperti binatang buas. Melirik manusia dikakinya.
"Dimana dia?" Suara serak itu sangat menakutkan hingga membuat Ahmad gemetar ketakutan.

"Tuanku, Putri hamba menemukannya saat akan pulang kerumah. Tuan muda, dia ter.. terluka"

Tiba-tiba sosok seram itu menghilang namun ahmad dapat melihat ia menuju kamar putrinya.

"semoga tuan tidak menyakiti viona"

#Kamar Viona

"Ho.. Disini kau ternyata?" Mahluk kecil yang sedang merasakan aura sesosok yang ia kenal, mendongkak menatap Iblis seram didepannya.

"Pa,, Paman? Akhirnya paman datang menjemputku" Lilo senang akan melompat dari ranjang, sebelum pintu kamar mandi disamping mereka terbuka.

"Ohh, astaga. Kakimu sedang terluka sayang, diamlah" Viona dengan lingerie merahnya bergegas memeluk Lilo yang akan terjatuh. Mendekap Lilo seperti bayinya, memegang tangan Lilo yang terluka dan mengecupnya sayang.

"Apa masih sakit?" Lilo hanya menatapnya dengan mata merah besarnya, sangat lucu. Viona tidak memperhatikan iblis seram yang berada tepat dibelakangnya.

Iblis itu meneliti lekuk tubuh sexy Viona, melihat viona memperlakukan keponakannya seperti bayinya sendiri. Sangat indah.

Iblis itu mengangkat cakarnya yang tajam berniat memutuskan tali tipis lingerie dipundak wanita didepannya. Viona yang sedang memeluk dan mengelus kepala Lilo merasa sedikit merinding. Ia berjongkok untuk meletakkan Lilo diranjang, saat itulah ia merasakan bokong padatnya menabrak sesuatu yang keras dan panas, Viona membeku sedikit merasakan sesuatu yang kadang ia rasakan berdenyut lembut.

"Siapa?" berbalik, Viona merasakan jantungnya berdetak kencang. Kosong? Apa tadi hanya halusinasinya. Yah, sepertinya ia terlalu lelah dan lapar.

"Sepertinya aku akan makan malam lebih awal dan istrahat, biar besok pagi otakku kembali berpikir waras" Viona bergumam, ia tidak tau saja jika mahluk yang melecehkannya tepat didepannya menyeringai seram dengan lidah panjang dan besar.

"Pengantinku" Geraman itu sangat menakutkan.

My Lord DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang