02 Merasakan

97.4K 920 9
                                    

Cahaya matahari pagi menembus kaca jendela kamar, ditambah angin menggerakkan horden putih menambah kesan dramatis.

Jangan lupakan nyanyian burung kecil diranting pohon. Sangat nyaman dan tenang, benar-benar suasana desa yang dirindukan gadis yang sedang melamun memikirkan mahluk kecil yang ditemukannya kemarin. Dibalkon ia menikmati pemandangan jalan desa yang agak ramai dengan cangkir kopi ditangannya.

"Dimana dia?" guman Viona. Saat bangun ia tidak menemukan Lilo. Ia pikir bapaknya yang membawa pergi namun ternyata tidak.

"Mungkin sudah kembali kehutan,nak"

Itu kata bapak dan dibenarkan oleh sang ibu, viona sedikit tidak nyaman karna ia tau kaki Lilo sedang terluka. Saat sedang asik memikirkan mahluk kecil itu suara cempreng mengganggu moodnya.

"Hei Vi.. Kapan kau disini?" dua pemuda dibawah melambai pada viona. Gadis itu memutar matanya. Mereka adalah teman kecil Viona Septian dan achi, sekaligus sepupu Viona.

"Kemarin. Dan aku juga bertemu ibumu dijalan" Septian putra dari Ibu Mia. Mereka hanya nyengir mendengar jawaban ketus gadis cantik itu.

****
Disinilah mereka, meja makan terlihat penuh dengan masakan sang ibu. Benar-benar membuat dua pemuda itu kelaparan. Yah. Mereka septian dan achi.

"Kami memang belum sarapan, dan bibi sangat baik mau mengajak kita" Tian mulai mengeluarkan rayuannya. Achi mengangkuk antusias.

"Kepala dusun memiliki sawah dan kebun yang berhektar-hektar luasnya. Jangan bilang ia tidak bisa menyumbat mulutmu dengan makanan enak Tian" Viona membalas ucapan Tian malas.

"Bibi, Viona menggangguku" Septian dengan tidak tau malunya melapor.

"Viona, berbagi itu baik nak. Lagian kau juga sering makan dirumah pamanmu" pipi Viona merona diingatkan pada masa kecilnya. Namun, sebelum membalas ia sudah dihentikan oleh bapaknya. Jadilah mereka makan dengan tenang tapi mata Viona disetiap kesempatan melototi sepupu-sepupunya.

*********
Setelah makan septian dan ekornya achi, langsung akan kabur tapi dihentikan Viona dengan menyuruh mereka menjemput mobilnya yang mogok dan langsung memperbaikinya dibengkel kecil pak akmal.

Septian dan achi hanya bisa pasrah dibawah tekanan Viona yang memang selalu galak sejak kecil. Viona senang karna satu masalah terselesaikan. Sekarang ia ingin berkeliling kampung halamannya yang hampir ditinggalkan selama 4 tahun.

*****

Viona memekik senang saat melihat tanah lapang yang ditumbuhi ilalang, tempat ini biasanya digunakan warga desa melepas ternak mereka seperti sapi dan kuda. Jangan berfikir jika disini itu penuh kotoran ternak, tidak kok. Kotoran yernak biasanya diambil warga buat jadi pupuk untuk tanaman mereka.

Viona mendekat pada pohon besar rindang untuk berteduh, beberapa lalu saat berlarian dipadang sambil berselfi ria ia akhirnya kelelahan.

Viona duduk dibatang akar pohon itu dan menyandarkan tubuhnya dibatang pohon.

"Sejuknyaaa.. Ini baru namanya liburan" gadis itu terkikik senang, namaun saat mendongkak ia melihat.

"Lilo? Kaukah itu" melihat mahluk kecilnya duduk ditangkai pohon tepat diatasnya.

Lilo meliriknya mulai turun dan mendekati Viona. Gadis itu merentangkan tangan memeluk Lilo.

"Lilo kau sudah besar padahal baru semalam kau pergi" Viona terkekeh. Mengelus kepala Lilo. Mahluk itu menatap Viona lalu menjilat pipi gadis itu.

"Ha ha ha, hentikan itu geli" setelah puas bermain. Ia mengajak Lilo pulang. Lagipula ini sudah sore.

*******

"Ahhhh, segarnya" Viona memainkan busa ditubuhnya. Sesampai dirumah tadi ia langsung mandi karna merasa tubuhnya lengket dan tidak nyaman.

Sambil bersenandung, tiba-tiba ia dikagetkan dengan pintu kamar mandi yang terbuka. Hampir saja ia menjerit jika Lilo tidak menongolkan kepala bertanduknya.

"Astaga, kau akan membuatku jantungan sayang" Kata viona mengelus kepalanya. Lilo hanya menatap Viona tajam dengan mata merah darahnya dan membuat gadis itu sedikit merinding.

Namun, ia sangat heran saat Lilo mendekat dan menggosongkan badannya dibetis putih Viona.

"Kau ingin mandi juga?" viona mengambil bangku kecil lalu duduk tanpa dikomandoi Lilo melompat kepangkuannya. Jadilah mereka mandi bersama. Viona yang tidak menggunakan apa-apa alias telanjang tidak memperhatikan jika sudut bibir peliharaannya membentuk seringai menikmati pemandangan indah.

Jika diperhatikan dengan jelas Lilo yang kemarin dan yang sekarang sangat berbeda. Mulai dari bentuk tubuh, tanduk dan bulunya. Namun, karna viona merasa jika ia sangat jinak pastilah itu peliharaannya yang pertama.

********

"Segarnya, besok aku akan mengajak Tian dan achi main deh, hitung-hitung piknik" viona menyisir rambut panjangnya.

Grrmmm..
Geraman Lilo membuat gadis itu mengerutkan kening, bukan hanya tubuh tapi suara juga beda. Tapi lagi-lagi ia menepis pikirannya.

"Hei.. Ada apa" mengelus bulu diperut Lilo yang tertidur diranjangnya. Lilo memejamkan mata menikmati tangan berjari-jari lembut itu. Tiba-tiba Viona merasa sangat ngantuk. Membungkus tubuhnya dengan selimut karna entah kenapa malam ini sedikit dingin. Ia terlelap sebelum sempat melihat bayangan besar tinggi disamping ranjangnya.

*******
Tangan yang dihiasi cakar tajam dan kuku hitam itu mengelus pipi, turun keleher jenjang gadis itu, berpindah ke tengah dada montok, membuat pola abstrak disana sebelum pindah keperut rata gadis yang tertidur pulas.

Mata merah darahnya menatap tubuh diranjang itu dengan lidah yang menjilat bibirnya sendiri. Ia adalah "Lilo" yang ditemukan tadi siang oleh Viona.

"Ratuku, kau indah dan aku tak sabar
ingin mencicipi rasamu" lidah panjang itu menjilat telinga viona mesrah. Menyeringai senang karna mantranya bekerja dengan baik pada sang calon mempelai.

Swusss..
"Tuanku" Sapa seseorang bertudung hitam yang mengganggu aktivitas rajanya.

Geraman tidak senang membuat bawahan itu menggigil takut berlutut memohon ampun untuk nyawanya. Akvan adalah nama mahluk besar itu. Ia adalah iblis kejam dan seram yang disembah warga desa.

"Aku kembali keistana dulu sayang, tidurlah dengan nyenyak" melumat bibir sexy didepannya dengan gairah yang menggebu. Melepaskan bibir lembut didepannya lalu menghilang menjadi kabut asap gelap. Kamar itu kembali kekeadaan sunyinya.

Viona tersenyum dalam tidur, ia mendapat mimpi indah bercumbuh dengan pria tampan dengan otot besar.

**********
Tbc

My Lord DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang