7. Introgasi

1K 132 1
                                    

"Apa?" Tenggorokannya tiba-tiba terasa kering.

"Akan kuceritakan secara rinci ketika kau datang. Kuroo-san tolong dipertimbangkan soal ini." Telepon pun diberakhir setelah terlontar ucapnya.

Kuroo yang mengepal tangannya dengan penuh kesal, ia menuju pintu keluar ruangan.

"Kuroo-san..?" Panggil (Name) heran.

"Maaf, aku ada urusan sebentar. Yaku! bisa kau temani (Name) saat aku keluar?" Pinta Kuroo tergesa-gesa.

Kata-kata itu ada yang tidak beres, di lubuk hatinya terasa tidak nyaman.

Yaku yang kebingungan dengan tindakannya yang aneh membalasnya dengan anggukan pelan. Membuatnya tambah heran dengan panggilan telepon itu.

Ia pun menutup pintu, dan berjalan cepat keluar dari rumah sakit dengan langkah lebarnya. Sambil menautkan ponselnya kembali menelpon tadi.

------

Kuroo sesampai di tujuan yang dikatakan oleh polisi yang berpihak tertentu. Ia diizinkan untuk masuk menemui dengannya.

"Kuroo-san. Kau datang juga."

Kedua matanya bertemu dengan orang yang dibicarakan di telepon. Di genggaman tangannya membawa suatu file kertas--Wagamatsu, polisi yang menangani kejadian 2 bulan yang lalu. Ia sudah berkontak kepada Kuroo dan juga hubungan dengan Kuroo sedikit dekat.

"Wagamatsu-san, jadi bagaimana?" Tanya Kuroo memasang raut serius.

Polisi itu hanya memejamkan matanya memikirkan sejenak, "Ceritanya akan panjang, jadi kusingkat, saja." Katanya.

Kini mereka berdua terduduk di kursi berada di ruangan yang memisahkan antara ruang introgasi dan ruangan menyaksikan. Pelakunya berada di ruang introgasi yang terduduk lemas ketakutan, tangannya bergetar mengeluarkan cucuran keringat dingin karena atmosfer yang hening menjadi aksen tegang.

"Setelah diintrogasi pelaku lelaki berumur 27 tahun, pekerjaannya adalah pengangguran, saat ia mengakui perbuatannya bahwa ia diperintahkan untuk menabrak (Fullname)-san dan jika berhasil imbalannya adalah sogokan uang." Ucap Wagamatsu, "Tetapi, ia tidak berani untuk mengatakan siapa yang menyuruhnya. Bisa kau tanyakan soal itu?" Katanya menautkan kedua lengan tangannya.

Kuroo hanya menaikan sebelah alisnya, "Kenapa aku?" Wagamatsu hanya menghela nafas lalu mendorong Kuroo masuk ruangan introgasi. Disampingnya ditemani oleh rekan kerjanya bersama Kuroo.

Terpaksa Kuroo masuk ruangan itu, perasaannya jadi tidak enak kalau dia mengintrogasi kalau sebenarnya ia hanya seorang pelajar SMA. Ia menuju tempat duduk berhadapan dua mata dengan pelaku om-om yang tertunduk di tempat kursi.

Hening.

Kuroo tidak melontarkan kata-katanya, lalu membuka mulurnya dan berbicara perlahan.

"Oji-san." Panggil Kuroo dengan nada rendah.

Pelaku itu terdiam tidak ingin membuka bibirnya yang kaku itu.

"..A-aku..hanya..membutuhkan uang..untuk i-istriku..." Akhirnya paman itu membuka bibirnya yang bergetar ketakutan. Kuroo menghela nafas berat.

"Bagaimana pun juga, perbuatan yang dilakukan paman itu salah." Jawab Kuroo membenarkan, "Katakan dengan jujur, siapa yang menyuruh paman melakukan itu?"

Kedua kalinya, paman itu terdiam membatu. Membuat Kuroo pasrah menunggu jawabannya. Jawabannya selalu saja membuatnya jadi terpikir hingga perlahan,

"Kalau, aku memberitaukannya.. apa aku akan dipenjara..?"

Kuroo hanya menutup mulutnya. Di dalam hatinya sudah pasti jawabannya,

Terjebak dipenjara.

Tidak bertemu dengan keluarganya.

Hukuman yang paling berat setiap pelaku melakukan kriminal termasuk paman ini yang sudah mencelakakan (Name) yang hampir kehilangan nyawanya. Paman itu menyesal dengan perbuatannya, matanya dipenuhi godaan yang membuatnya tertarik dan hilang akalnya. Hingga keluarganya tidak percaya lagi meninggalkan begitu saja.

"--ki"

"Apa?" Kuroo mencoba mengulang perkataannya.

"Misaki.. itu namanya. Dia murid yang sama denganmu, Nekoma bukan?" Ujar paman itu, "Tolong jangan katakan padanya kalau aku yang memberi taukan."

Mata Kuroo melebar, ia mengerutkan alis dengan kesal. Tanpa sadar menarik kerah paman itu tanpa segan-segan.

"Berengsek!"

Dengan kesal penuh amarah menarik kerahnya dengan kencang. Sekarang emosinya yang mengendalikan pikirannya. Ia melemparnya hingga tubuhnya terhantam ke dinding.

Tidak kuat lagi dengan emosinya, Kuroo keluar dengan tatapan tajam. Meninggalkan decakan kecil membuat mereka yang terkejut dengan sikap Kuroo yang tak biasa. Biasanya Kuroo adalah orang yang provokasi, terkadang jahil akan sesuatu. Tapi sebenarnya terkadang memiliki sisi gelap yang aneh.

Ia membuka ponsel genggamnya, memanggil kontak seseorang--Misaki. Menunggu panggilannya, akhirnya diangkat olehnya.

"Apa?"

"Besok, aku ingin bicara denganmu."






----

Maap yaa chapnya dikit, dan jangan salahin klo gak puas sama ceritanya:v otakku lagi gak ada ide//digebukin reader. Yee bentar lagi ni book mau The End :D💖💖

Sebagai author, berterima kasih udh mau mampir baca bukunya, walau tidak menarik bagi kalian, tapi tergantung mood juga buat bacanya^^;; pokoknya, makasih bangett, muach gak kerasa udh 400+ yang baca ini book.

Maaf klo aku jarang up, jan lupa vomment, dibutuhkan biar aku gak lupa sama kalian dan juga booknya~:v
-sekian, potato-chan

What This Feeling? || Kuroo TetsurouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang