Malam hari yang gelap, di sebuah taman. Hanya (Name) dan Tetsu yang sedang terduduk di kursi panjang. Langit sudah sangat larut malam juga terdengar suara jangkrik di malam hari.
Terdiam.
Canggung.
Mereka berdua duduk sambil menjaga jarak antara mereka berdua.
"..(Name)."
"I-iya?"
Kedua insan bola mata mereka kembali bertemu. Rona pipi mereka masih terlihat jelas sampai telinga. Kuroo menggaruk tenguk lehernya walau tidak gatal.
"Ah lupakan. Etto, sudah lama tak bertemu." Rona pipinya semakin menjadi-jadi.
"Eh iya. Bagaimana dengan pekerjaanmu di luar negeri? Sukses?"
"Sukses seperti yang kujanjikan. Kau tau... aku selalu kesulitan saat awal bekerja." Ia menatap kebawah sambil memainkan kedua jari-jarinya.
"..Kesulitan?" Gadis itu hanya menekan bibir bawahnya, wajahnya menjadi sayu sesekali melirik kekasihnya.
"Aku selalu tertinggal jauh, semenjak aku berhenti bermain bola voli aku terlalu memfokuskan pekerjaan seperti aku terjebak dalam labirin. Dan kau tau?" Ia memposisikan duduknya menghadap (Name), menggenggam kedua tangannya dengan lembut. "Disaat kesulitan, kaulah yang menjadi kunci hidupku."
Kedua mata (Name) melebar, tertahan nafasnya terlontar dari kalimatnya. Perutnya seperti bunga bermekaran. Ah, kalimatnya selalu saja membuatnya senang, walau hanya sekedar satu kalimat saja pun cukup untuknya.
"Aku sempat berpikir, 'kalau aku menyerah, aku tidak akan menemuinya.' di saat itu aku mengerti kaulah adalah salah satu harta kebahagiaanku yang kupunya. Dari yang lain, kau satu-satunya orang yang kucintai." Jawabnya dengan nada khasnya sambil mengelus lembut rambut gadis itu.
"Will you be mine?"
Sambil menunjukan cicin emas, ditengahnya berbalut berlian kecil yang pas di jarinya.
Rasanya ingin menangis, tapi ini bukan kesedihan melainkan senang. Ia melamar dengan langsung tepat didepannya. Perasaan yang telah dikunci untuk seseorang akhirnya terbuka dengan mudah. (Name) mencoba memberikan lekukan senyum di bibirnya.
"Yes, I will." Air matanya jatuh perlahan memeluk kekasihnya.
Tetsu juga membalas dekapan pelukannya, mengelus belakang kepalanya sambil mengecup puncak kepalanya. Memasangkan cicin kecil itu di jarinya.
Hari ini hari yang tak terlupakan di malam hari, bintang dan bulan yang menerangi, momentum yang penuh indah seraya menemani mereka berdua.
-- -- --
Pagi hari, cuaca sedikit mendung. Langit sedang tidak mendukung, rintikan hujan juga mulai turun perlahan. (Name) yang sedang mengunjungi rumah Kenma. Hanya beberapa orang yang ikut serta termasuk teman jauh contohnya seperti dari Karasuno dan Fukurodani.
"CIE ADA SEPASANG BURUNG CINTA!"
Semburat muncrat dari mulut Tetsurou, (Name) yang sedang minum ikut tersedak. Keduanya memasang wajah merah seperti kepiting rebus.
"Jijik hoi! Kena muka gw!" Ujar Bokuto ke Tetsurou yang terkena muncratannya.
"Wohoo-! Kuroo dan (Name)-san mau nikah?" Seru Hinata.
"Omedettou, semoga langgeng ya!" Jawab bebarengan Daichi dan Sugawara.
"(Name)-san! Selamatt!" Ucap Nishinoya dan Tanaka.
(Name) membalasnya dengan cengingisan membalas jawabannya. "A-arigato.." senyum (Name).
Dan yang seperti diketahui, anggota Karasuno dan Fukurodani sudah tau bahwa mereka akan segera menikah. Yang awalnya hanya diketahui dari Kenma kemudian menyebar ke anggota Nekoma sendiri. Bukannya keberatan, tapi hanya memalukan. Tapi senang, ada yang menyesetujuinya.
"Vroh, jan lupa undangannya. Ntr gw nyusul nikah." Jawab Bokuto menggebuk punggung Tetsurou.
"Dih lu nikah ama sp dah?"
"Oh ya sama Akaashi, dong!"
"...Bokuto-san."
"Akaashi! Bercanda!"
Akaashi terdiam memasang wajah flat-nya. Bokuto hanya cengingisan memasang wajah khasnya. Diakhiri tertawa melihat tingkah lakunya.
"Ehem, etto.." Tetsu berdeham untuk giliran berbicara. "Aku ucapkan terima kasih kalian yang sudah mau ikut serta. Seperti yang kalian dengar..." Lirih matanya menatap (Name).
"Aku akan menikah dengan (Name) bulan depan. Mulai sekarang, mohon doa untuk kedepannya. Kampaii!" Bersulang membawa gelas minumnya.
"Kampaii!" Seru membalas bersulang gelas.
Semuanya saling bersulang gelas dan memakan jajan yang disediakan. Mereka melahap makanan itu dengan cepat, kembali ke Tetsurou yang duduk disebelah (Name) menatap kedepan.
Semburat tertawa kecil Tetsurou, "Haha gomen, kayaknya aku terlalu berlebihan."
Gadis itu membalas senyum kecilnya, "Barusan itu keren. Etto..." rona pipi seketika di wajahnya, "Kau yakin mau menikah denganku?"
Kedua mata kucing itu menatap heran, "Doushita? Sejak awal itu rencanaku sudah lama, kok. Saat, kelulusanku." Jawabnya.
"Sejak awal aku sudah mencintaimu duluan, tapi yang kumaksud bukan itu. Seperti kalimat yang ingin kukatakan." Katanya tersenyum balik.
"Apa itu?" Tanya (Name) heran.
"Rahasia~ saat ini aku ingin bersamamu selamanya, tunggulah aku."
Teringat kembali saat ia mengatakannya waktu saat itu. (Name) mengangguk mengerti.
"Oh saat itu.." Sahutnya menatap Tetsurou.
"Dan saat disitulah, aku juga ingin menikahimu secepatnya." Senyum kecil Tetsurou mengacak rambutnya (Name).
"E-eh!?"
Wajah Tetsurou mendekat sebelah telinga (Name). Berbisik dengan suara erotisnya.
"Setelah nikah, enaknya mau ngapain?" Bisik Tetsurou membuat telinga kekasihnya memerah pekat.
(Name) langsung terpekik mengerti yang dimaksud kata-katanya. Dengan cepat menjauhkan wajahnya, "Tetsurou, hentai!" Mencoba menenangkan jantungnya yang berdegup kencang.
-----
-----Kelar? Oh ya belum, masih Ada tambahan Squel-nya :B
Selamat berpuasa yang berumat islam. //nunduk sambil pake masker.
Cegah covid-19 gais, jan keluar rumah/ jngn mudik dlu. Dirumah aja baca wattpad :D termasuk karya yang saia buat hwhwh.
#Dirumahaja
#cegahcovid19
KAMU SEDANG MEMBACA
What This Feeling? || Kuroo Tetsurou
Fanfiction[DISCONTINUE REVISI] Kuroo Tetsurou, seorang lelaki populer sekaligus pemain bola voli tepatnya di SMA Nekoma. Kuroo yang tertarik dengan gadis mungil bernama (Lastname)(Firstname) seorang gadis yang tidak terlalu paham dengan sport voli dan menjadi...