"Hah? Untuk apa? Kau berencana kembali denganku?"
"Berisik, wanita jalang. Aku tidak berniat kembali denganmu." Geram Kuroo, "Pokoknya aku tunggu di belakang gedung olahraga." Katanya dengan nada kesal.
"Hm.. baiklah. Tapi setidaknya aku bersama denganmu lebih lama, cukup memuaskan hatiku. Besok aku kesana. Jaa." Misaki menutup panggilannya dengan nada sok imut-nya.
"Ck. Menyusahkan." Decak kesal Kuroo menutup ponselnya lalu memasukan di kantong saku-nya.
----
Langkah Kuroo berjalan kembali menuju rumah sakit. Saat hendak membuka pintu kamar. Di hadiri seseorang yang tak asing baginya.
"Ara-ara? Pada akhirnya pangeran pun datang menjemput sang putri salju~"
"O-okaa-san!?"
(Name) dan ibunya Kuroo yang sedang membereskan barang-barangnya. (Name) yang terduduk di tempat kursi, berganti pakaian yang tadinya baju rumah sakit kini mengenakan baju biasa.
"(Name)? Udah boleh pulang?" Tanya Kuroo mendekati.
"Barusan dokter mengatakannya, aku sudah boleh pulang." Kata (Name), "Ah, aku akan mengurus obat dan biaya rumah sakitnya."
"Soal biaya, itu sudah dibayar. Tak usah dipikirkan." Jawab ibunda Kuroo merangkul pundaknya.
"Ta-Tapi... aku ada tabungan sedikit di dompet. Tak keberatan aku membayarnya--" Ragu (Name) sembari membuka isi dompetnya.
"(Name)~ tak usah dipikirkan~ tabung saja uangnya. Lagipula, kau membutuhkan untuk kebutuhan lainnya, kan?" Tanggap ibunya.
(Name) mengangguk ragu. Lalu maniknya tertuju kepada Kuroo yang berdiri tepat didepannya. Membuat alisnya menaik sebelah dengan tanda tanya.
"Hm? Doushita?"
"Kuroo-san... ah, maksudku Tetsurou-kun?" Sejenak merenungkan di pikirannya "Eh, apa ku perlu menghilangkan '-kun" nya? Eh.. etto.."
Sesuatu yang lembut menghantam di kepala (Name). Tangannya yang lebar mengacak rambutnya. Pipinya berujung memerah muda.
"Tetsurou, saja. Seperti biasa kau selalu kesulitan sejak pertama kali memanggil nama santaiku." Katanya tersenyum kecil.
"..Bo-bolehkah aku memanggil nama depanmu..?"
"Jadi daritadi kau bergumam hanya karena itu? Lucu sekali~"
"Ja-jangan tertawa..!"
"Coba panggil nama depanku, (Name)."
"..Tetsurou."
Seketika (Name) seperti teringat sesuatu yang telah terlupakan, sambil memegang kepalanya. Suara yang sama saat ia terlelap tidur di rumah sakit. Suara itu mirip dengan Tetsurou.
"Aku..mengingat sesuatu, Tetsurou. Disaat kau menyuruhku memanggil nama depanmu, lalu aku ragu untuk mengatakannya."
Kedua bola mata Tetsurou melebar, "Kau hebat, perlahan kau mengingatnya." Sambil mengelus kepala (Name).
Sedikit hal yang terlupakan memang sulit diingat, tapi bagaimana caranya pun (Name) mencoba mengingat moment yang terlupakan dan perasaannya yang akan dibawa entah itu kemana.
---------
Bel sekolah berbunyi, waktunya jam pulang sekolah. Mengingat akan janji-nya untuk bertemu Misaki. Tetsurou mengambil tasnya lalu memasukan barang-barangnya setelah itu ia hendak pergi ke gedung olahraga. Ia juga memberi pesan kepada (Name), untuk pulang bersamanya tertunda karena ada urusan dengannya. Tak jauh dekat gedung olahraga, terlihat Misaki yang sudah menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
What This Feeling? || Kuroo Tetsurou
Fanfiction[DISCONTINUE REVISI] Kuroo Tetsurou, seorang lelaki populer sekaligus pemain bola voli tepatnya di SMA Nekoma. Kuroo yang tertarik dengan gadis mungil bernama (Lastname)(Firstname) seorang gadis yang tidak terlalu paham dengan sport voli dan menjadi...