[2] Cannonball Raiders

Gongdou cannon grey (7,8,9)

Gongdou Cannon Grey (7)

Ketika saya meletakkan lentera lotus tadi malam, airnya bagus, sinar bulan bagus, dan anggurnya tidak diminum, jadi sudah diminum, tetapi ketika saya ingin menyelamatkan lentera lotus pada siang hari, itu tidak begitu indah. Setelah angin meniup lilin tadi malam, Sebagian besar bunga lotus layu, dan beberapa peterseli di kepalanya dihancurkan dengan kertas. Kali ini, alih-alih hanyut di sungai, mereka malah tenggelam ke dasar air.

Jika tidak apa-apa di sungai, bahkan jika lebih jauh, tidak lengket untuk memikirkan cara menemukan akarnya. Tetapi jika Anda tenggelam ke dasar sungai, Anda harus membobol dasar sungai untuk mendapatkannya. Hanya ketika ada orang yang berbakat, ada wanita istana yang bisa memanggilnya. Jika tidak ada orang yang baru di istana, maka saya hanya akan pergi untuk menyelamatkan ide-ide saya sendiri. Untuk sementara waktu, tepi sungai dikelilingi oleh orang-orang, mereka semua menatapnya. Melihat ke sungai, tadi malam angin meniupkan lampu lotus di sekitarnya, dan beberapa dari mereka sudah melayang jauh, dan kadang-kadang ada penemuan sporadis di sepanjang tepi sungai.

Ketika Lily berjalan keluar dari pintu, dia melihat gadis-gadis dalam kelompok itu berteriak atau menangis, atau mata mereka kusam dan bodoh, dan mereka terlihat sangat sedih.

Namun, Lily tidak memiliki setengah simpati di hatinya. Lagi pula, apa yang harus dia lakukan dalam misi ini adalah menjadi orang jahat. Sangat buruk sehingga orang-orang menggertakkan gigi mereka. Sangat menyegarkan bagi orang-orang untuk merasa bahwa dia tidak mungkin. Ketika Lily datang di sepanjang jalan, banyak orang bahkan mengutuknya di dalam hati, dan jelas bahwa langkahnya telah berlalu, dan dia masih harus berjongkok di lantai dan memanggilnya, dan melenggang melewati kota sampai dia datang ke sekelompok gadis tadi malam. Ketika sumber lentera dinyalakan, beberapa gadis menangis dalam kelompok.

"Pergi, berteriak, menangis, apa yang tidak mati, oh, oh!" Kepala Lily tidak terangkat, dan blues kecil yang diletakkan di sebelahnya melangkah rapi, menempatkan buah-buahan musim panas yang segar. Memotong dan meletakkannya dengan rapi, dia menyatukan tanda perak itu, dan melambaikan tangannya ketika dia mendengar suara 'tercekik'.

Daiyu pergi ke pendahulunya, dan ada jeda menangis. Sekelompok gadis berdiri dan bergetar, dan semua terong yang kepalanya seperti es telah pergi ke sisi ini, tetapi hanya ada satu orang yang berdiri tegak. Peti itu berjalan dengan serius dan bangga, dan mata Li Yu melihat sosok Yang Yuru, dan alisnya hanya bisa gemetar.

“Para budak telah melihat wanita bangsawan, gadis Wanfu Jinan.” Sekelompok gadis muda berteriak dengan suara melengking, tetapi suara itu adalah permainan kelembutan, dan Yang Yuru berdiri tegak, dan tubuhnya cukup lurus:

"Keponakan perempuan itu, budaknya tidak puas." Dia mengatakan ini ketika dia memasuki istana draft kemarin. Hasilnya adalah tamparan di wajah tetapi tidak ada ingatan jangka panjang. Lily mencibir dua kali dan memakan buah pir untuk menyeka mulut. Keluar suara.

Wajah Yang Yuru memancarkan sedikit amarah, dan warna yang tepat berkata:

"Tadi malam, gadis itu tiba-tiba memerintahkan kunci gerbang istana, sehingga para budak dan orang lain tidak punya tempat untuk beristirahat. Saudari musim gugur lebih lemah dan menderita kedinginan. Jika ini adalah kehidupan manusia, bagaimana baiknya? Sekarang keponakan harus budak untuk membersihkan kolam teratai. Tidak ada raja seperti itu di bawah hukum? Para budak juga adalah kaisar secara pribadi di istana, istri kaisar, bukan budak di istana. "

Dalam plot, dia berteriak bahwa dia ingin menjadi satu pikiran. Kepala putih tidak terpisah. Dia tidak mau bersaing dengan sekelompok wanita untuk suaminya. Yang Yuru yang terkenal dipaksa untuk cemas, dan dia mulai mengakui bahwa dia adalah adik perempuan Chu Yunyang. Satu, apa yang keluar dari debu, tetapi ada makanan dan pakaian, tidak ada penyakit. Bunga bakung mencibir dua kali, dan separuh tangan yang memegang mulut menabrak Yang Yuru, dan sudut mulutnya hancur, dan dengan lembut membanting: