[2] Cannonball Raiders

Wanita bodoh harus menyerahkan (7,8,9)

Wanita bodoh harus menyerahkan (tujuh)

Ketika saya mendengar suara kasihan, nadi biru dahi Lily tidak bisa membantu tetapi melompat. Orang ini benar-benar menjengkelkan. Guru-guru lain di kantor menatap sisi ini, pandangan yang jelas-jelas optimis tentang permainan itu. Saya memiliki pipi merah, dan meskipun saya sedikit takut, saya masih memiliki keberanian untuk terlihat seperti:

"Meskipun saya tidak memenuhi syarat untuk mengelola bisnis keluarga saya, saya seorang guru Bibi. Saya memiliki kewajiban untuk membantunya. Xiaohe, saya, saya tidak akan mengakui kekalahan, bahkan jika Anda adalah teman saya, saya tidak akan setuju dengan itu. Pendekatan Anda! "

"Siapa yang mau persetujuanmu?" Lily bertanya dengan dingin, dan sisa hatinya seperti apa yang salah. Dia menggigit bibirnya dan melirik Lily. Air mata berputar-putar di matanya. Setelah beberapa lama, dia tersenyum lembut. Dua suara, tubuh melangkah mundur dua langkah: "Oh, saya pikir kita adalah teman, saya tidak berharap berada di hatimu ..."

Setelah merasa iba, aku mengatakan ini, mengisap hidungku dan menggosok mataku. Dia mengulurkan tangannya menjadi satu kepalan dan menyeka air matanya. Ini menunjukkan senyum yang rapuh: "Tapi ini masalahnya, urusan bibi." Aku tidak peduli, kamu tidak peduli padanya, aku akan menjaganya! "

Lily berpikir bahwa ketika dia akan mengelolanya, dia tiba-tiba bergegas keluar dari kantor, menghadap ke aula kantor, dan sekarang aku sedang melihat sekelompok guru yang bersemangat yang membungkuk 90 derajat. :

"Tolong, bantu seorang anak bernama Zhu Xi, hanya ingin kamu makan lebih sedikit makanan ringan, membeli lebih sedikit kosmetik, atau bahkan membeli beberapa pakaian, kamu bisa menyelamatkan hidupnya ..."

"..." Kelompok luar guru wanita yang duduk bersama dan membolak-balik majalah mode tiba-tiba menjadi terkejut, dan mereka ingin marah dan berpikir tentang belas kasihan. Sekarang mereka tidak diliputi oleh para pangeran seperti Qi Wei, dan mereka semua mati-matian Memaksa, berani mengatakan, biarkan bunga lily tersenyum di tepi pintu.

Kantor itu sunyi dan dibekap untuk sementara waktu, dan rasa iba yang tersisa masih kuat dan meminta kelompok guru perempuan untuk bermurah hati dan ramah, sekelompok guru berwarna biru dan ungu, ungu dan hijau, dan akhirnya, beberapa orang tidak bisa menahan diri. Setelah beberapa napas dalam-dalam, aku nyaris tidak bisa menahan senyum:

“Tuan Yu tidak bercanda.” Mereka datang ke sini untuk berdandan dengan indah untuk menemukan pasangan hidup, tetapi bukan untuk menjadi amal. Jika bukan karena kasihan, sekarang dengan identitas ketiga pangeran, semua orang akan memalingkan wajah mereka. Biarkan dia berguling, dan dia akan memberitahunya begitu banyak, tetapi dia telah menggigit giginya, dan tiba-tiba kakinya lunak dan dia berjongkok di tanah: "Aku mohon, tolong, selama kamu mau membantu, kamu harus Ya, tolong, tolong ... "

Suaranya menjadi semakin halus dan dia tampak sangat tak berdaya: "Aku akan berlutut untukmu, sungguh, mohon ..."

"..." Tindakan kasihan dan iba jelas sekali lagi melebihi imajinasi para guru wanita di kantor. Seseorang yang baru saja datang ke kantor dengan secangkir teh melihat pemandangan ini, air yang baru saja diminum dalam mulutnya. Saya memuntahkannya sekaligus, dan guru itu tidak kembali kepada Tuhan. Dia didorong terbuka. Saya tidak tahu kapan Qin Zhaonan, yang datang ke luar kantor, melihat sosok ramping di kantor dan melihatnya. Kilasan warna tertekan: Mengapa Anda bersedia mengemis untuk pria lain? Selama Anda bisa memberi tahu saya, saya akan memuaskan Anda.

Lily jelas membaca pesan seperti itu dari mata Qin Zhaonan berdiri di ambang pintu. Dia tersenyum pada perutnya dan tersenyum, Qin Zhaonan tampaknya menemukan ekspresinya yang konyol. Mata tajam memandang bunga bakung dan dia seharusnya memikirkannya. Di bawah pemandangan gunung, ekspresinya menjadi suram dan tertegun.Dia mendengus dengan mata dingin dan beberapa titik panas muncul di alisnya.