02

43 6 3
                                    

Dikantin yang penuh sesak itu, dari kejauhan saja, kedua mata Dinda berhasil menangkap sosok yang tak asing baginya. Segera Dinda mencolek Meila dan mengodekan bahwa ada seseorang tak jauh dari mereka.

Meila mengerti, lalu keduanya berjalan bersamaan menuju objek yang dimaksud. Disana, Adnan sedang memesan nasi ayam yang biasa dibelinya. Dinda merasa gemas sendiri melihat Adnan dari jarak sedekat itu.

Beruntung saat itu kantin ramai, meskipun harus berdesak-desakkan namun mampu membuat Dinda merasakan bagaimana berdiri sejajar disamping Adnan. Gadis itu berjalan mendekat kearah Adnan.

Saat itu juga Adnan berbalik lalu berjalan kearah Dinda. Dinda kian gugup, berusaha mengontrol detak jantungnya yang makin kencang. Tanpa sengaja dari arah belakang ada yang mendorong tubuh Dinda hingga gadis itu menabrak pelan bahu kanan Adnan.

Jantung Dinda seolah berhenti. Namun senyumnya mengembang. Perasaan yang hanya dia seorang yang merasakan.

"Meilaaa" bisik Dinda tepat ditelinga Meila. Dinda gemas.

"Kenapa?"

"Gue tabrakan sama kak Adnan, aaah bahu kanan gueee" serunya. Meila menatap Dinda sambil ternganga.

"Sumpah? Gila, nggak nyangka, enak banget!"

"Nggak enak-enak banget juga, kalo tadi sempet nabrak terus jatuh, gimana? Gue juga yang malu"

"Ah nggak apa, yang penting lo dah seneng kan sentuhan langsung sama kak Adnan"

Wajah Dinda begitu sumringah. Sebegitu bucinnya dia pada Adnan.



Sepulang sekolah, Dinda menunggu didepan gerbang, seperti biasa. Dari arah parkiran, Dinda melihat Adnan yang sedang duduk diatas motornya. Dinda hafal betul ciri-ciri motor Adnan.

Adnan mengenakan jaket bomber hijau army, hendak melajukan motornya, dalam hati Dinda hanya bisa bergumam sendiri.

Hanya pengagum rahasia, mencintai dalam diam, apa sih yang bisa dilakukan selain itu? Siapa sih aku, yang tidak pantas bersamanya. Kak Adnan, doaku buat kakak yang baik-baik aja, semoga kakak menemukan seseorang yang benar-benar kakak cintai, dan yang mampu mencintai kakak.

Siapapun yang nantinya miliki kak Adnan, kamu beruntung.

Lalu Dinda buru-buru berjalan menuju salah satu ojol yang sudah menyebut namanya sebanyak dua kali. Gadis itu naik keatas motor, kemudian berlalu.

•••

Hello, sudah part dua nih, kira-kira apa yang perlu ditambah dalam cerita ini? Kritik dan saran dong, makasihh:)

Ah, btw setiap part emang rada pendek ya, tapi enjoy ajalah hehe^^

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang