12

50 4 2
                                    

"kamu, moodbreaker sekaligus moodbooster terbaikku."

Siapa yang menyangka akhirnya menjadi seperti ini. Disatu sisi cukup menyenangkan bisa mengenal Darren, namun disisi lain Dinda merasa tidak yakin, atau lebih tepatnya Dinda trauma akan adanya sebuah pertemuan.

Dinda tidak pula takut dengan pertemuan, tapi yang dia takutkan adalah ketika saatnya perpisahan. Tidak mustahil seseorang yang sudah sangat dekat dengan kita, suatu saat akan berpisah. Ketika waktu itu tiba, itu menyakitkan. Dan Dinda benci hal itu.

Dinda benci hal-hal yang menyangkut soal perpisahan, hal-hal yang dapat menyakitkannya. Tidak bisa, siapa sih yang bisa biasa saja ketika berpisah dengan seseorang? No one.

Beberapa minggu mengenal Darren, Dinda semakin tahu bagaimana sifat dan sikapnya. Darren yang terkadang mampu membuatnya tersenyum sendiri, tertawa membaca isi percakapan random mereka, dan teringat-ingat sampai tidur.

Namun Darren juga mampu membuat Dinda merasa kesal dan badmood karena Darren yang hobi menghilang dan bisa tidak membalas chatnya seharian penuh. Terkadang Darren juga suka marah-marah lalu ngambek karena masalah sepele.

Dinda suka bingung, apakah Darren PMS setiap hari? Kenapa selalu saja ada perdebatan kecil disetiap percakapan mereka. Kalaupun akur, tidak bertahan lama, ada saja salahnya. Dinda sendiri heran, dia perempuan tapi selalu salah. Meski tidak selalu, tapi tetap saja menyebalkan, kan?

Pernah saat itu Dinda sedang video call dengan Darren, hanya karena kamera Dinda mati saat Dinda sedang membalas chat grup, Darren ngambek lalu berdebat kecil. Setelah itu Darren akan mematikan telponnya lalu menghilang sampai besok.

Darren itu unik, aneh, dan berbeda dari yang lain. Dinda tidak pernah bertemu seseorang seribet Darren sebelumnya. Entah bagaimana ceritanya dengan Darren nanti? Perihal takdir tidak ada yang tahu. Kalau semesta mengizinkan, mereka akan tetap bersama, bukan berarti bersatu. Tetapi kalau tidak, ya sudah, mungkin bukan jalannya. Benar kan?



Hari sabtu. Sebenarnya hari ini libur sekolah, tapi ada kegiatan kerja kelompok, Dinda harus pergi kerumah temannya sejak pagi tadi. Rasanya ingin cepat-cepat selesai lalu pulang. Badannya terasa capek meskipun belum ada tengah hari.

"Eh, kayaknya gue baliknya agak cepetan ya, mau solat dzuhur soalnya" alibi Dinda sehabis mengecek jam yang menunjukkan pukul sebelas siang.

"Oh iya, nggak apa-apa kok" jawab temannya.

"Iya, bentar lagi juga selesai nih" sambung yang lain. Dalam hatinya bersorak riang. Sudah rindu rumah, padahal belum ada enam jam kerja kelompok.

Dalam otaknya hanya memikirkan betapa nikmatnya mengisi waktu libur sekolah dengan rebahan dan marathon drakor. Alhasil ketika jam hampir menunjukkan pukul 1 siang Dinda sudah siap untuk pulang lebih dulu.

"Duluan ya, ojeknya udah didepan" pamit Dinda. Temannya yang lain mengiyakan lalu Dinda buru-buru menaiki motor ojek online yang dipesannya.

Tadi saat kerja kelompok, Dinda menyempatkan chattingan dengan Darren lalu keduanya bergurau kalau mereka akan bertemu, nonton bioskop dan sebagainya. Dinda tertawa saja, karena hal seperti itu cukup tidak mungkin.

Selama ini Dinda tidak pernah jalan dengan cowok manapun, apalagi nonton bioskop berdua saja. Rasanya malu dan aneh saja. Jadi Dinda tidak terlalu menganggap serius gurauan Darren. Apalagi menganggap serius semua ucapan Darren, takutnya hanya dia sendiri yang baper. Kan repot nantinya.

Ya, boleh baper kalau Darren juga bersedia tanggung jawab, lah kalau tidak? Dinda baper sendiri, suka sendiri, lalu sakit sendiri? Haha.

Ingat, Dinda hanya tidak ingin menyakiti dirinya lagi dan lagi. Kalau memang serius, lanjut, kalau tidak ya sudah. Itu saja prinsipnya.

•••

Wah sudah lama ya:) rindu g niii

Maaf soalnya lagi mager nulis, kayak kalo nulis ini tuh feelnya kurang dapet aja hehe. Tapi Darren baik-baik kok, akunya aja yang ambyar *ups.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang