2

1 0 0
                                    

“Sinta Arianti,” panggil resepsionis.

Sinta segera berdiri mendengar namanya dipanggil. Setelah berjuang selama satu bulan akhirnya dia mendapat panggilan interview pada sebuah perusahaan konstruksi yang tengah mencari penerjemah Bahasa Jepang.

“Silakan Anda menemui manager HRD kami, Ibu Irma, di lantai 27.”

“Terima kasih.”

Saat hendak menekan tombol lift, pintu lift terbuka dan seorang pria keluar, tengah mengobrol melalui ponselnya. Sinta masuk ke dalam lift lalu menekan tombol angka 27. Ketika pintu lift hampir tertutup tiba-tiba terbuka lagi. Pria yang tadi keluar dari lift masuk kembali.

“Oh, sorry.”

Sinta hanya mengangguk. Pria itu menekan tombol angka 28. Dia melirik sedikit pada pria di sebelahnya. Penampilan pria itu perlente. Bahkan dia dapat menghirup wangi parfumnya yang
maskulin.Tapi sebentar, mukanya terasa tak asing. Seperti pernah melihatnya. Di mana?

“Maaf apa anda mau turun di lantai 27?” Suara pria itu mengejutkannya.

“Oh iya.”

Sinta keluar dengan cepat dari dalam lift. Dia tidak berani melihat ke belakang karena malu. Namun didorong rasa penasaran akhirnya memberanikan diri menoleh ke belakang kembali. Hatinya sedikit mencelos karena pintu lift sudah tertutup. Tersenyum geli akan kekonyolannya. Tak punya pilihan lain selain melanjutkan langkahnya menuju ruangan kantor untuk interview.

Beautiful ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang