Mereka melanjutkan dengan menaiki wahana yang lain secara acak dengan menyisakan feriswheel sebagai wahana yang akan terakhir kali mereka naiki. Tawa dan senyum menghiasi wajah mereka, tak lupa pula dengan tangan mereka yang saling bertaut dengan erat seolah tak terpisahkan.
Hari sudah semakin siang dan mereka menghentikan mencoba permainan untuk mengisi perut di sebuah café di sana. Memesan dua porsi pasta dengan saus bolognaisse juga segelas strawberry milkshake untuk Wonwoo dan segelas americano untuk Mingyu. Keduanya mengobrol di sela santapan mereka, sambil mengistirahatkan tubuh mereka yang cukup lelah.
"Setelah ini, apa lagi?" Tanya Wonwoo, lalu menyeruput strawberry milkshakenya.
Mingyu menelan pasta yang sudah ia kunyah di mulutnya dan menjawab, "Apapun boleh."
Wonwoo tertawa kecil. "Tidak takut lagi kan?"
Mingyu tersenyum malu, keduanya melanjutkan makan dan Mingyu diam-diam memperhatikan sosok Wonwoo di hadapannya. Sweater kebesaran dengan lengan panjang yang menutupi tangan, rambut hitam yang sedikit berantakan karena mereka menaiki wahana yang membuat mereka jungkir balik, bibir merah basah karena ia baru saja menjilatnya untuk menghilangkan saus yang menempel di bibir, juga mata yang kini terlihat jelas bentuk tajamnya karena pemuda itu tidak memakai kacamata bulatnya.
"Kau bilang, kau tidak ingin orang lain melihatmu tanpa kacamata, lalu kenapa sekarang kau tidak memakai kacamatamu?" Tanya Mingyu setelah pasta mereka habis.
Wonwoo meletakkan sumpit di atas piring dengan rapi, lalu mengambil tisu dan mengusap mulutnya sambil melirik ke arah Mingyu. Mingyu hampir terbatuk di sela minumnya saat melihat hal itu. Wonwoo terlihat seolah menggodanya dengan posisi itu, walaupun mungkin tidak begitu.
"Kalau aku menaiki wahana dengan memakai kacamata, kacamataku bisa terlepas begitu saja. Jadi aku berniat tidak memakainya. Lagipula kacamata itu cuma untuk fashion merangkap kacamata baca," terang Wonwoo.
Mingyu mengangguk mengerti. "Begitu."
"Ada lagi," ucap Wonwoo.
Mingyu menaikkan alisnya, "Apa?"
"Aku hanya denganmu, jadi hanya kau yang benar-benar akan melihatku, sedangkan yang lain hanya melihat sekilas. Lagipula, mataku tidak terlalu menarik untuk diperha—"
Mulutnya ditahan oleh tangan Mingyu. Mingyu tersenyum, baru kali ini ia mendengar Wonwoo menjawab pertanyaannya dengan jawaban yang sangat panjang. Wonwoo merona sedikit.
"Kau bisa gombal ternyata." Mingyu tertawa kecil, Wonwoo menahan senyum. "Dan kau salah," lanjutnya lalu menggeser tempat duduknya hingga berada di samping Wonwoo.
Wonwoo menatap Mingyu dengan bingung, sedangkan pemuda tinggi itu malah menatapnya lekat-lekat sambil menyunggingkan senyum setelah itu mengecup bibir Wonwoo tanpa memejamkan mata. Kedua mata mereka beradu.
"Matamu sungguh menarik," ucap Mingyu kemudian, ia lalu terdiam sejenak, "aku jadi kepikiran bagaimana jika nanti kita punya anak dengan mata yang sama denganmu dan tubuh sepertiku, kedengarannya awesome. Atau campuran dari kita."
Wonwoo menjitaknya. "Ngawur, mana mungkin."
"Tidak bolehkah jika aku membayangkannya?" Tanya Mingyu, raut wajahnya terlihat serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Days and Fall in Love ❤ Meanie [⏭]
FanfictionTaruhan, tujuh hari, dan jatuh cinta. #2 coffeymilk #3 bet #3 ichinisan1-3 #4 days #7 seven #9 slash ©2016, Coffey Milk