Day 2 [2]

3.8K 558 3
                                    

Mingyu terdiam melamun. Perkataan Seungcheol benar, untuk apa memikirkannya? Dia hanya perlu melakukannya seperti sebelum-sebelumnya. Ya, seharusnya mudah. Tapi Mingyu merasakan hal yang lain, baginya Wonwoo berbeda. Mingyu tidak tahu kenapa.

Ia melangkahkan kakinya menelusuri lorong, sembari tebar senyum ganteng ke murid lain yang menyapanya ataupun memekik senang karena berpapasan dengannya.

Lagi-lagi, tak ada yang akan menolak pesonanya. Mingyu tahu itu.

Ia menghentikan langkah saat melihat Wonwoo sendirian di kelas memasak, tampak membuat sesuatu. Setelah diam sejenak, tanpa sadar kakinya melangkah memasuki kelas itu dan membuat Wonwoo menoleh.

Mingyu tersenyum lebar padanya dan Wonwoo tidak suka dengan senyum itu. Senyum itu membuatnya berdebar, entah sejak kapan, dan ia tidak suka.

"Apa yang kau masak?" Tanya Mingyu.

"Memangnya kenapa?" Wonwoo balik bertanya.

Mingyu duduk di salah satu kursi dan menyenderkan punggung ke sandaran kursi dan duduk layaknya tuan muda, "Mungkin aku bisa mencobanya?" Ia memainkan kedua alisnya.

Wonwoo mencibir, ia lalu sibuk sendiri. Setelah beberapa menit, ia menaruh secangkir minuman berwarna merah terang dan dua potong kue dengan jenis berbeda di atas piring kecil, di atas meja.

Mingyu melirik padanya meminta penjelasan, Wonwoo menatapnya datar.

"Makan saja kalau kau mau," ucapnya lalu melepaskan apron dan pergi dari kelas memasak.

Mingyu melongo melihatnya. Suara debaman pintu terdengar keras. Mingyu menghela napas, lalu menatap kue dan minuman yang diberi Wonwoo. Ia mengendusnya, wangi. Entah kenapa ia merasa perutnya berteriak agar ia melahap kue itu sekarang juga. Diperhatikannya tampilan kue itu, tidak buruk. Ini membuatnya semakin ingin menyantap kue-kue itu. Ia lalu beralih melirik minuman satu-satunya di atas meja, ia tertarik untuk mencicipinya. Hmmm.. harus dari mana ia mulai?

Ia mengambil satu potong kue berwarna cokelat dan memasukkannya ke dalam mulut, mengunyahnya dan menelannya. Enak. Mingyu mengangguk senang. Ia lalu beralih pada kue kedua yang berwarna jingga dan langsung melahapnya.

Mingyu terbelalak. Ia merasa baru saja memakan masakan gagal. Tapi roti itu sama sekali tidak terlihat gagal. Dengan cepat ia menyambar minum untuk menghilangkan rasa aneh kue itu di lidahnya. Namun, ia semakin memperlebar matanya saat lidahnya mengecap rasa cairan yang dia minum, dan sontak menyemburkannya cepat-cepat keluar dari mulut dan sebagian sudah jalan ke tenggorokan.

"PAHIIIT!"

Mingyu dengan cepat berlari ke wastafel dan berkumur berkali-kali. Napasnya tak menentu. Ia merasa habis saja dikerjai dan pelakunya adalah Wonwoo. Ia berdecak, rasa mengerikan yang baru saja ia kecap masih terasa di lidahnya.

Mingyu menggerakkan matanya liar, ke mana Wonwoo tadi?

Beberapa detik kemudian Wonwoo datang dan melihat kue yang diberikannya pada Mingyu habis tak tersisa dan minumnya tersisa setengah. Wonwoo tersenyum tipis.

"Wah, wah, kau sepertinya lapar sekali, bukan begitu?" Tanya Wonwoo.

Mingyu berjalan gusar ke arah Wonwoo, ditariknya tubuh Wonwoo dan menabrakkan tubuh itu ke dinding lalu merangkapnya dengan kedua tangan di samping tubuh Wonwoo dan menatap pemuda itu tajam.

Wonwoo meringis, punggungnya sakit sekali. Ia lalu terdiam saat mendengar hembusan napas tak sabar dari manusia di depannya. Ia melirik ke depan dengan sambil menunduk, mendapati Mingyu menatapnya tajam penuh amarah. Wonwoo menelan ludah susah dan wajahnya memucat. Sepertinya ia terlalu kelewatan—

"Kau berani mengerjaiku, Jeon Wonwoo?" Rendah, berat, penuh tekanan, dan amarah.

Nyali Wonwoo ciut seketika. Ia semakin menunduk namun dengan cepat Mingyu menaikkan dagunya dengan dua jemari dan menabrakkan bibirnya ke atas bibir Wonwoo dan memagutnya, melumatnya, lalu memasukkan lidahnya ke dalam rongga mulut Wonwoo yang terbuka karena syok.

"Akh—ahk."

Wonwoo tersedak, lidah itu bermain-main dalam mulutnya, membagi rasa mengerikan yang tadi Mingyu kecap. Ia menyesal telah mengerjai pemuda itu sekarang. Ia mulai susah bernapas dan Mingyu tahu itu tapi dia tidak peduli.

"Bagaimana Jeon Wonwoo? Aku pikir kau bukan orang bodoh yang tak menyadari rasa buruk yang kau berikan padaku tadi, hmmm? Aku akan tetap menciummu hingga rasa ini hilang dari lidahku," ucap Mingyu di sela ciumannya.

Wonwoo mengerjap kaget. Ia berharap sesuatu datang menolongnya. Mata Mingyu yang menatap jauh masuk ke dalam matanya membuat detak jantungnya mulai menggila.

"Ugh!" Mingyu melepaskan ciuman mereka dan jatuh berlutut. Ia merasakan isi perutnya dikocok dan mengeluarkan bunyi mengerikan. Mingyu memucat dengan cepat berdiri dan menatap Wonwoo sangat kesal.

"Lihat saja, kau!—ugh! Aku akan membalasmu!" Seru Mingyu lalu keluar dari kelas itu dan berlari terbirit mencari toilet terdekat.

Wonwoo merosot jatuh terduduk, wajahnya mendadak merah matang dan ia segera menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Wonwoo memang sengaja mengerjai pemuda tampan itu, agar dia membencinya dan tak bertahan selama tujuh hari. Tapi, ia tidak menyangka akan dicium dengan sangat panas dan kasar seperti tadi. Ia mulai merasa gila.

.

.

.

^^0^^

.

.

.

Written by Coffey Milk

Seven Days and Fall in Love ❤ Meanie [⏭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang