Day 3 [4]

3.5K 544 4
                                    

Sepertinya ia tidak bisa merahasiakan hal ini. Mingyu tidak bisa melakukan apapun. Tapi, ini hanyalah pacaran karena taruhan! Mingyu duduk gelisah di atap.

Tapi, Wonwoo tidak tahu apapun bukan?

Mingyu memejamkan mata. Berpikir apa yang seharusnya ia lakukan.

Awalnya ia menolak. Tapi, setelahnya Mingyu tahu ia terpikat pada Wonwoo. Dan kini ia bingung. Apakah harus ia lanjutkan? Ia tahu ia sudah membohongi Wonwoo. Dan waktunya hanya tujuh hari—

"Baiklah, kalau lebih dari itu, aku juga akan memberimu hadiah."

Mingyu mengerjap kala mengingat ucapan Soonyoung. Berarti—ia bisa lebih dari tujuh hari? Dan ia juga akan mendapat hadiah dari kedua sahabatnya.

Mingyu dengan cepat memukul kepalanya. Itu sama saja ia memacari Wonwoo hanya untuk hadiah.

Mingyu menggeleng, ia tidak mau.

.

.

"Kau bolos."

Mingyu terkejut. Ia lalu menoleh dan mendapati Wonwoo berdiri di belakangnya sambil menggigit sedotan susu kotak.

"Kau membuatku kaget," ucap Mingyu.

Wonwoo mengangguk dan duduk di sebelah Mingyu. Sejenak keheningan merambat di antara keduanya.

"Video itu—" ucap Mingyu.

"Hmmm?"

"Maaf ya. Satu sekolah mungkin sudah tahu," ucap Mingyu.

Wonwoo melepaskan sedotan dan menatap ubin di bawahnya, "Kenapa? Kan kita memang pacaran."

Mingyu tertegun dan Wonwoo pun tertegun mendengar apa yang barusan ia katakan. Keduanya lalu terdiam lagi.

Wonwoo menatap susu kotaknya dengan tatapan nanar. Pacaran?

Mingyu menatap jauh ke depan. Rasa bersalah muncul di hatinya.

"Bukannya—kau menolakku, sebelumnya?" Tanya Mingyu.

Wonwoo tidak menjawab, mematung saat mengingat kemarin ia berpikir untuk menolak pemuda itu, dan sekarang—

Wonwoo menggeleng pelan, menghela napas panjang. Ia tidak tahu sejak kapan ia menyukai pemuda itu. Sejak Mingyu mengatakan ia menyukainya, mungkin? Wonwoo tidak ingin tahu. Yang pasti entah kenapa sejak saat itu Mingyu berada di dekatnya selalu membuat jantungnya berdetak tidak karuan, dan ia tahu ia tidak bisa mengabaikan atau menolak hal itu.

Dan sesuatu yang membuat ia sedih saat ia sadar ia menyukai pemuda itu dan menerima status pacaran itu dari lubuk hati terdalam, ia ingat, Mingyu memacarinya hanya untuk taruhan dan hadiah. Dan ia tidak tahu apa yang pemuda itu pikirkan.

"Wonwoo?"

Wonwoo tersentak dan menoleh, "Apa?"

Mingyu menatap Wonwoo ragu-ragu, mulutnya terbuka lalu tertutup layaknya ikan koi. Wonwoo tertawa kecil melihatnya. Mingyu terpaku. Baru kali ini ia melihat Wonwoo tertawa, tawanya terdengar seolah musik di telinganya.

"Aku menyukaimu," ucap Mingyu tanpa sadar dan itu membuatnya salah tingkah.

Wonwoo berhenti tertawa, "Uh—uhm." Ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar, tapi ia pernah mendengar Mingyu mengatakan hal yang sama sebelumnya, jadi ia menganggap mungkin Mingyu hanya ingin ia percaya mereka benar-benar pacaran atas dasar suka. Sebelum mungkin Mingyu akan memutuskannya di hari ke tujuh.

Keduanya terdiam hingga Wonwoo bertanya, "Kenapa—kau... menyukaiku?"

Mingyu mengerjap, kaget mendengarnya, "Kenapa aku menyukaimu?" Tanyanya mengulang pertanyaan Wonwoo.

Wonwoo mengangguk kecil. Mingyu terdiam di tempat, ia harus jawab apa? Ia bahkan tidak tahu mengapa ia menyukai Wonwoo.

Sebelum sempat ia menjawab, Wonwoo kembali bersuara, "Apa karena wajahku?" Tanyanya.

Mingyu mati kutu. Jika ia menjawab 'iya' apakah Wonwoo akan sakit hati? Mingyu melihat ke segala arah tanpa ingin menatap ke arah Wonwoo.

Wonwoo menghela napas, ia tahu, tidak mungkin Mingyu benar-benar menyukainya. Entah kenapa dadanya terasa sesak.

Mingyu berdehem, "Apa kau juga menyukaiku?" tanyanya, membuat Wonwoo tersentak.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Tanya Wonwoo balik.

"Aku hanya ingin tahu..." Mingyu jeda sejenak, "apakah perasaanku terbalas..." ucapnya ragu.

"Semua orang menyukaimu, Mingyu," ucap Wonwoo, membuat Mingyu menatapnya bingung, Wonwoo tersenyum kecil, "begitu pun aku," lanjutnya.

Mingyu terdiam, di dalam hati ia merasa begitu kecewa. Bukan ini jawaban yang ingin ia dengar.

Dan keduanya melanjutkannya dengan terdiam tanpa obrolan apapun hingga bel istirahat berbunyi.

.

.

.

.

Written by Coffey Milk

Seven Days and Fall in Love ❤ Meanie [⏭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang