utas

401 52 17
                                    

15 tahun yg lalu....



























"Kalau kamu begini terus, kamu tidak akan bisa tampil dengan baik! Kamu yakin akan tampil seperti ini? Sekolah menunjuk kamu karena menurut sekolah kamu pantas untuk ikut lomba itu, jika kamu begini, itu sama saja kamu membuat malu sekolah",

Jaehwan hanya diam tanpa berani menjawab apapun. Dia sadar kalau dia salah. Daritadi dia tidak bisa konsentrasi dalam berlatih bermain piano padahal minggu depan dia harus ikut suatu lomba untuk mewakili sekolahnya. Dia hanya bisa mengangguk ketika pelatihnya itu memberikan berbagai macam kritik dan nasihat, ya walaupun lebih banyak kritiknya daripada nasihatnya.

"Besok kita lanjutkan lagi. Sepulang sekolah ya. Sekarang kamu bisa kembali ke kelas",

"Terima kasih bu",

Jaehwan segera membereskan barang-barangnya lalu meninggalkan ruang musik. Bukan mau Jaehwan kalau latihannya berantakan. Kepalanya benar-benar pusing saat itu. Sepertinya Jaehwan kelelahan karena semalam begadang.

"Awaaasss!!!",

Duk!

Jaehwan bisa mendengar seseorang berteriak ke arahnya. Namun ketika dia menoleh, dia tidak bisa melihat apa-apa. Seseorang sepertinya menutupi pandangannya. Beberapa saat kemudian, Jaehwan bisa mendengar suara benturan.

"Kamu gak papa?",

Jaehwan mengangkat kepalanya dan benar saja ada seseorang yg menutupi pandangannya. Pemuda itu menjauh darinya sambil memegangi punggungnya.

"Kalau main basket hati-hati!",

Pemuda itu terlihat melempar bola basket ke arah lapangan. Jaehwan baru sadar, cowok di hadapannya itu baru aja nolongin dia. Kalau cowok itu gak dateng, bisa aja Jaehwan yg kena bola basket.

"Hei, kamu gak papa?",

"I...iya.. makasih..",

"Syukurlah..",

"I...itu punggung..",

"Oh ini? Tenang aja. Gak papa kok!",

"Makasih ya",

"Iya",

Jaehwan langsung pergi dari sana karena semua orang udah pada ngeliatin mereka. Beberapa dari mereka udah senyum-senyum malahan.

Orang-orang pada kenapa sih?




































"Terima kasih",

Jaehwan mengambil nampan makannya dan membawanya pergi. Kantin sangat ramai, dia bahkan kesusahan mencari tempat kosong. Dia melihat beberapa teman sekelasnya namun Jaehwan enggan bergabung dengan mereka. Bukannya enggan tapi apa mereka mau mengijinkan Jaehwan bergabung? Berteman di kelas aja tidak mau, apalagi sekedar makan bersama?

Jaehwan melihat ada bangku kosong di ujung kantin. Gadis itu segera membawa makanannya menuju bangku kosong disana. Sampai Jaehwan tiba pun tidak ada yg datang untuk duduk jadi Jaehwan memilih untuk menempatinya. Jaehwan menikmati makanannya sendiri, iya dia biasa sendirian. Hampir tidak ada yg mau berteman dengannya. Alasannya?

Alasannya....








































.... karena Jaehwan terlalu pintar..

Kalian pasti pernah punya teman yg pinter banget dan hampir tiap hari dibanggain sama guru kalian bahkan pas itu anak cuma diem aja.

If We Had in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang