Semoga

30 2 0
                                    

Jika ada laki-laki dan perempuan bersahabat, pasti ada salah satu diantara mereka atau keduanya memiliki perasaan lebih dari sahabat. Begitu pula aku. Bahkan aku memiliki perasaan ini jauh sebelum aku dan dia berkenalan. Rasa ini bukan berawal dari terbiasa seperti kebanyakan orang. Rasa ini ada ketika pertama kulihat dia dan terus bertumbuh setiap harinya. Terkadang aku berpikir, apakah ini salah? Memiliki perasaan lebih terhadap sahabat sendiri, rasanya seperti ingin memilikinya, tapi aku takut kehilangannya. Aku bingung dan tidak tau harus apa. Akhirnya akupun memilih untuk diam. Diam dalam perasaanku yang makin lama makin dalam. Setidaknya aku akan selalu dekat dengannya. Aku butuh dia untuk menyemangati hari-hariku yang makin lama terasa berat. Tanpanya, mungkin aku sudah berhenti dan menyerah dengan keadaan. Dan mungkin, sampai saat ini, pilihanku untuk mencintai dalam diam sangatlah tepat. Aku bisa makin mengenalnya dengan cerita-ceritanya yang lepas tanpa kecanggungan. Aku dan dia tetap bisa bersama tanpa ada rasa ingin menjauh. Semuanya berjalan lancar bahkan lebih baik dari biasanya. Aku tidak tau apakah ini hanya sementara atau selamanya, tapi yang pasti sampai saat ini tak ada penyesalan sedikitpun di pikiranku. Semuanya masih terasa benar dan tidak sia-sia. Menyembunyikan perasaan dibalas dengan kedekatan, siapa yang tidak mau? Kurahap kedekatan ini bisa selamanya. Dan, semoga nanti aku berani mengatakan perasaanku padanya. Secepatnya, semoga.

PhilomathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang