Siapa yang menyangka, aku dan dia sudah bersahabat selama 4 tahun. Dan aku masih menyimpan rasa ini sejauh itu. Walau dia tidak pernah peka dan aku tidak pernah berani berkata, rasa ini terus tumbuh dan membekas di hatiku. Namun, tiba- tiba dia menceritakan hal yang sangat menyakitkan. Kami memang biasa berbagi cerita. Ceritanya memang selalu mengisi hidupku, jujur ini sakit. Dia bercerita kalau dia sedang dekat dengan seseorang. Dia bercerita tentang betapa baik, cantik, dan sabarnya wanita pujaannya. Tiap hari, dia menceritakan wanita pujaannya dan meminta tips mendekatinya. Dan aku? Hanya bisa tersenyum tiap dia bercerita, menjawab jika ditanya , dan memendam perih di hati. Sekarang aku mengerti rasanya patah hati. Sakit, tapi entahlah obatnya apa. Dan ternyata itu belum seberapa sakit. Hari ini, ternyata dia, sahabatku, sudah makin dekat dengan wanita pujaannya. Posisiku? Tergeser sudah. Aku yang awalnya selalu disampingnya, tergantikan posisinya. Mulai dari tempat duduk di kelas. Dia tiba-tiba dengan mudahnya menyuruhku bertukar posisi dengan wanita pujaannya. Aku yang biasa bersamanya setiap istirahat, tergantikan sudah posisiku. Aku pun akhirnya sadar akan posisiku yang bukan siapa-siapa. Aku menjauh dari dia dan membiarkannya bahagia. Mungkin, bukan aku sumber kebahagiaannya. Mungkin sekarang dia lebih membutuhkan wanita itu, bukan aku. Tapi jika nanti dia membutuhkanku, aku akan ada untuknya. Benar saja, setelah beberapa bulan aku menjauh dan dia tak peduli, dia datang padaku. Tanpa menanyakan alasanku menjauh, dia malah meminta tolong untuk membantunya menyatakan perasaan pada wanitanya. Aku hanya tersenyum dan berjanji untuk membantunya. Perasaanku? Ini terlalu sakit. Perasaan ini lebih dari 4 tahun, mana mungkin aku bisa biasa-biasa saja? Tapi tak apa, asal dia bahagia. Akupun membantunya mempersiapkan semua kejutan untuk wanitanya. Dan dia diterima oleh wanitanya. Aku makin tersingkir. Tak apa. Semoga hatiku kuat dan ini saatnya kumenjauh dan mengistirahatkan hatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Philomath
RomanceKisah ini tentang dia. Dia yang selalu menghilangkan segala kesedihanku dan juga sumber dari kesedihanku. Dia yang selalu kurindukan, yang selalu menjadi pusat duniaku. Dia yang pergi meninggalkan luka di hatiku.