Aku Ada, Selalu.

21 1 0
                                    

Aku tak yakin dengan kata-kataku mengistirahatkan hati. Tiap hari kumelihat mereka menebarkan kemesraan. Bagaimana caranya hatiku beristirahat? Kucoba untuk melabuhkan hati ke pelabuhan yang lain tapi tetap dia yang menjadi pelabuhan hatiku. Mungkin rasa ini akan terbiasa tanpanya dan menghilang oleh waktu. Aku hanya membiarkan perasaan ini hilang dengan sendirinya. Aku tak mau karena perasaan ini hubungan aku dan dia renggang. Aku mau tetap ada untuknya ketika aku dibutuhkannya tanpa ada perasaanku sebagai penghalang. Selama rasaku belum hilang, kuhanya menahan dan mencoba untuk mendengarkan tiap keluh kesahnya. Ya, dia kadang menceritakan temtang konflik kecil dengan wanita pujaannya. Aku biasanya hanya bisa sedikit tersenyum dan memberikan semangat untuk mempertahankan hubungannya. Aku selalu mengatakan padanya bahwa konflik selalu ada dan harus diselesaikan. Ya, dia selalu melakukan saranku dan hubungan mereka makin baik. Mereka semakin dekat tiap harinya. Aku? Masih di sini dengan perasaan yang sama. Sulit memang menghilangkan perasaan yang sudah lebih dari 4 tahun. Seakan membekas dan terukir abadi. Beberapa orang menyaranku untuk mencari pelarian tapi aku tak mau menyakiti orang lain dan perasaanku selalu berkata tidak. Benar saja, tiba-tiba dia datang dengan raut sedih. Tanpa aku bertanya, dia langsung bercerita. Katanya, hubungan mereka selesai. Saat itu aku tak tau harus senang atau sedih tapi yang terpikirkan olehku, syukur aku tidak mencari pelarian sehingga aku bisa ada untuknya saat ini. Aku bisa menenangkannya dan mengatakan bahwa seharusnya dia bersyukur karena Tuhan menjauhkan dia dari orang yang salah dan tidak benar-benar mencintainya. Setelah ini, kami berteman seperti biasa lagi. Aku tetap dengan perasaanku yang tak pernah ia tau. Tidak apa, kuyakin dia masih butuh waktu untuk sendiri dan tidak memiliki hubungan khusus dulu.

PhilomathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang