Chapter 6. Dia Wanita Yang Manis

258 45 2
                                    

Jangan lupa vote ⭐😘😘😘😘😘😘

_____


Sejeong masuk ke rumahnya, di dalam rumahnya itu, iya teringat tentang pertanyaan Taehyung.

"hmm, mungkin hanya iseng bertanya, sebaiknya aku mandi. Dan mengerjakan tugas" gumam Sejeong.

Rumah Tuan Kim

"Tae, apa Sejeong sudah sampai di rumah dengan selamat?" tanya nenek pada Taehyung.

"sudah nek, dia sudah sampai  dan dia meminta nomor ponselku aku menyuruhnya untuk memintanya kepada nenek" kata Taehyung sambil menaiki tangga rumahnya.

"syukurlah, nanti akan nenek kirim. Ayah dan ibumu akan pulang terlambat." kata nenek.

"Baiklah" jawab Taehyung.
Taehyung ke kamarnya untuk mandi.

Seusai mandi, Taehyung memikirkan perkataan Sejeong.

Taehyung pov.

Namaku Kim Taehyung, aku lahir di Daegu. Usia 7 tahun aku dibawa pindah ke Seoul, saat SD dan SMP kelas 1 aku di Seoul. Namun Ayah memintaku untuk menemani nenek dan kakek dari ibuku di Daegu.

Aku mempunyai seorang Hyeong yang bernama Kim Seokjin. Aku memanggilkan Jin hyeong, Jin hyeong lebih tua dariku 6 tahun. Kini Jin hyeong sedang menyelesaikan kuliahnya di Amerika, ayah menyuruh Jin hyeong untuk mengambil ekonomi dan bisnis, untuk meneruskan perusahaan kakek dan nenek di Seoul.

Karena ibu adalah anak tunggal, jadi yang mengurus perusahaan untuk saat ini adalah Jin hyeong. Aku tidak mengerti mengapa ayah menyuruhku untuk tinggal bersama kakek dan nenek Di Daegu. Karena hidup mereka sangat mewah, seperti tidak perlu bantuanku.

Namun ayah dan ibu berkata bahwa aku harus selalu menemani mereka saat apapun.
Hal yang paling teringat saat itu adalah, saat nenek dan kakek akan meninggal.

Mereka mengatakan akan pergi jalan-jalan, namun saat aku pulang sekolah. Nenek dan kakek tidak sadarkan diri. Aku segera membawa nenek dan kakek ke rumah sakit. Dan menelepon ayah dan ibu untuk segera ke Daegu.

Namun mereka tidak tertolong, ayah dan ibu memutuskan untuk kembali ke Seoul setelah pemakaman. Namun aku memutuskan untuk tetap tinggal di Daegu untuk menjaga rumah nenek.

Satu bulan kepergian mereka, aku membereskan semua barang-barang mereka. Aku menemukan sebuah lencana yang berlumur darah. Aku heran, segera aku cari tahu lambang lencana itu, dan ternyata lencana itu adalah lambang dari perusahaan kakek di Seoul.

Aku semakin penasaran, maka dari itu aku putuskan untuk kembali ke Seoul, dengan tujuan mencari tahu tentang lencana siapa ini. Karena bila di perusahaan seorang pegawai tetapnya tidak memakai lencananya maka akan dianggap tidak masuk di kantor.

Awalnya ayah dan ibu kaget dengan keputusanku, tapi mereka juga sudah menyuruhku untuk pulang ke Seoul. Aku titipkan rumah kepada bibi Park, dia yang menjaga rumah nenek di Daegu. Kemudian aku kembali ke Seoul.

Aku memang sengaja tidak ingin ayah dan ibu menjemputku di bandara, aku putuskan untuk menaiki taksi dan turun di supermarket dekat rumahku. Aku ingin mengambil uang di ATM untuk membayar taksi tersebut.

Saat aku hendak masuk, tiba-tiba seorang wanita dengan tidak sengaja menabrakku dan menumpahkan minumannya tepat di pakaianku. Sungguh aku tidak tahu harus bagaimana, ya sudah aku biarkan saja. Aku perhatikan wajah wanita itu, dia cukup manis.

Setelah itu aku pulang ke rumah, aku menyapa nenek, ibu dan ayah. Mereka senang dengan kedatanganku. Namun masih sepi rumah bila tidak ada Jin hyeong.

True Love (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang