Angin senyap mengendap-endap
Memainkan anak rambut dengan gemulai
Berbisik halus di samping telinga
Mengembuskan nada dukaPucuk dedaun di pohon mengangguk-angguk
Lihat, warna bunganya persis dengan bajumu hari ini
Putih ... namun aku tak tahu seputih apa
Sudah sangat lama kau tak menggantinyaAyah, tahukah bahwa aku cemburu
Dulu bukankah aku yang selalu memelukmu
Naik di atas punggungmu lalu kau ajak bercanda
Tapi kini malah bumi yang terus memelukmu, lama sekaliSegitu lelahkah engkau bermain denganku
Hingga tidur pun kau enggan bangun
Ayah ... bilang saja jika kau senang sekarang
Melihat aku cemburu karenamu sambil duduk di hamparan kambojaKlaten, 24 Oktober 2019
#qotrunadahasna
KAMU SEDANG MEMBACA
H.O.P.E
PoetryTentang harap yang hanya bisa meratap Tentang mimpi yang ingin segera terjadi Tentang rasa yang menjelma jadi kata Tentang ikatan yang terkekang keraguan Aku ingin bersuara