♡ Fivty Four ♡

317 58 11
                                    


Happy Reading♡


Fisan masih setia menemani Rara diruangannya. Sore mulai menjelang, namun yang ia lakukan hanya memandangi wajah pucat yang tak kunjung sadar dihadapannya. Hatinya benar2 tak bisa tenang sebelum Rara sadar.

"Ra.. kenapa lama banget sih tidurnya..?? Aku nungguin kamu bangun dari tadi. Kamu sengaja ya, mau hukum aku gara2 udah buat kamu nunggu..?" Bisiknya ditelinga Rara.

Kepalanya ia tidurkan ditepi brankar agar berdekatan dengan wajah Rara. Mata lelah Fisan sudah terlihat sangat jelas. Ia masih setia menemani Rara dengan posisi itu hingga tanpa sadar kedua matanya kini terpejam.

Cklek..!

Sasya dan Fian sama2 terenyuh ketika memasuki ruangan Rara. Karena disana masih ada Fisan yang mungkin belum makan siang sejak tadi. Sementara Sasya dan Fian baru saja makan siang sambil membicarakan alasan Fisan terlambat datang.

"Maafin gue ya San, tadi udah marah gak jelas dan mukul loe tanpa mau dengerin penjelasan dulu.." Fian mengusap lembut puncak kepala Fisan yang masih tidur.

"Gak nyangka ya, ternyata Fisan seniat ini buat nungguin Rara.." ujar Sasya.

"Hmhh aku juga bisa lakuin yang lebih kayak gitu." Ujar Fian dengan berlagak sombong.

Sasya melirik tunangannya itu dengan tatapan mengintimidasi dan senyum mengejek.

"Kenapa.?? Gak percaya.?" Fian membalas tatapan Sasya dengan mengangkat satu alisnya.

"Percaya koq percaya.." ujar Sasya dengan senyuman.

Ditengah gurauan mereka berdua, tiba2 jari jemari Rara kembali bergerak. Sasya yang melihatnya langsung memberitau Fian.

"Kak.. tangan Rara gerak lagi.." ujar Sasya.

"Iya.."

"Rara..." panggil Sasya.

"Fis - san ... " suara lirih Rara mulai terdengar.

Sasya langsung keluar untuk memanggil dokter. Sedangkan Fian membangunkan Fisan yang masih tertidur.

"San.. bangun..."

"Eummhh.. bang Fian disini..?" Ujarnya dengan suara yang masih serak.

"Iya. Tuh Rara manggil2 kamu." Ujar Fian.

Sontak Fisan memandang Rara yang masih memejamkan mata dan menyebut2 namanya.

"Ra.. ini aku Fisan. Aku disamping kamu dari tadi, nungguin kamu bangun. Ayolah Ra.. bangun.." setetes cairan bening mengalir sempurna membasahi pipi Fisan.

Akhirnya, secara perlahan kedua mata Rara mulai terbuka.

"Ra... alhamdulillah kamu udah sadar Ra.." ujar Fisan mencium punggung tangan Rara.

Rara tersenyum setelah melihat orang yang ia cintai ada dihadapannya.

"San... aku.. ber - ha - sil." Satu kalimat berhasil Rara rangkai meski tersendat2.

"Iya.. kita bahas itu nanti kalo kamu udah baikan ya.." bujuk Fisan.

"Ini dok, pasien sudah mulai sadar." Ujar Sasya yang baru datang dengan dokter.

"Baiklah.. saya periksa kondisi pasien. Kalian bisa keluar sebentar." ujar dokter.

Tak lama setelah itu, Dokterpun keluar ruangan diikuti Sasya bersamaan Fisan dan Fian yang kembali memasuki ruang rawat Rara.

Keheningan menyelimuti RaFis dan Fian beberapa saat.

"Ra.. maafin aku ya, gara2 telat dateng kamu jadi harus kayak gini.." sesal Fisan.

Twins Love Story 《EnD》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang