2

265 35 6
                                    

HAIIIIII AKU KEMBALI, MAAF AGA LAMA KARENA AKU SIBUK HUHU

SEPERTI BIASA BACA PERLAHAN!!

SELAMAT MEMBACAAA!!!

Aku tersadarkan karena ada yang mengganggu di kepalaku, sebuah elusan yan sangat teratur membuatku nyaman, dengan berat hati aku membuka mataku, yang aku lihat adalah wizzy ya dia tentu saja dia tidak sendiri, dia bersama kepala sekolah.
“apa kesalahanmu sampai kau bisa di perlakukan seperti itu?” tanya kepala sekolah
Aku diam membeku menatap langit-langit
“h..hhanya aku pernah menabraknya dua kali” ucapku di ikuti air mataku yang turun, tapi wizy mengelap air mataku.
“baik, kalau begitu saya akan urus permasalahan ini” ujar kepala sekolah
Aku menatap kepala sekolah dengan tatapan yang sangat sendu
“k..kkumohon, jj.jjangan itu hanya aan membuatku semakin menderita..”
Wizzy menggenggam tanganku, dia menatapku dengan wajah murungnya.
“tapi, bagaimana kau akan aman jika kau selalu seperti ini?” tanya kepala sekolah
“aku.. baik, terimakasih”
“yasudah, pak apa kau mengizinkan raihan untuk tidak mengikuti pembelajaran?” kini wizzy yang berbicara
Setelah kepala sekolah mengizinkanku untuk pulang, aku di antar oleh wizzy dan kepala sekolah sampai depan gerbang namun saat aku melewati lorong kelas beberapa siswi mencibirku.
“heh wizzy kenapa anak miskin kau tolong? Dia hanya mencari sensasi tau”
“idih pinter banget cari mukanya”
“DASAR MISKIN!!” seseorang berteriak dan aku mengenali suara itu, itu adalah suara jordan.
Langkahku terhenti, aku menatap jordan dengan senyum kecut.
“IYA AKU MISKIN, AKU BUKAN ANAK ORANG KAYA! PUAS KALIAN?! AKU BANGGA MENJADI ANAK MISKIN, DI BANDING MENJADI ORNG KAYA YANG BISA MENINDAS ORANG MISKIN BAHKAN DIA TIDAK MEMILIKI HATI, KALIAN PIKIR DENGAN UANG KALIAN LEBIH TINGGIDARIPADA AKU? PADA NYATANYA KALIAN LEBIH RENDAH DARI AKU, WALAUPUN AKU RENDAH DI MATA KALIAN AKU RENDAH SECARA TERHORMAT, TIDAK SEPERTI KALIAN YANG RENDAH SANGAT TIDAK TERHORMAT DI MATAKU!!!!” ucapku tanpa sadar airmataku berlinang, aku tidak peduli jika jordan besok akan membuatku lebih hancur.

---
JORDAN POV

Apa? Kenapa dia sangat berani mengatakan itu di depan semua orang? Apa dia membenciku? Tapi aku tidak peduli, lihat saja besok, oh tidak aku akan mengikutinya. Aku berjalan ke kelas lalu mengambil tasku, aku mengikuti dia dari jauh tapi kendaraan ku tidak kuat untuk mengikutinya karena dia terlalu cepat. Sampai pada akhirnya aku berjalan ke suatu cafe kopi aku sangat lelah sekali hari ini ya... walaupun aku tidak melakukan apapun di sekolah.
“hello jordan!” sapa bibiku yang menghapiriku.
“ah hello aunty!” ya dia adah bibi cessa adik dari ibuku.
“tumben kau baru mengunjungiku hm?” taya bibi cessa sambil membawa sebuah kopi dan meletakannya di meja depanku.
“hehe maafkan aku, di sekolah terlalu sibuk” aku mengambil gelas itu dan memulai meminumnya dengan perlahan.
Saat aku sedang menimati kopi, pandanganku terarah pada satu orang, dia berjalan dengan sangat lesu, penuh lebam di wajahnya, tapi tetap saja aku membenci anak itu, ya betul anak itu adalah raihan.
“aunty.. siapa dia?” tanyaku pada bibi cessa di ikuti dengan tunjukan menggunakan dagu-ku.
“oh dia adalah karyawan pengganti kasir yang telah resign waktu itu, kenapa? Apa dia manis bukan? Tapi sayangnya akhir-akhir ini dia memiliki wajah lebam dan lebih sering murung” jelas bibi cessa
Iya aku akui, dia sangat manis namun sayang ketika aku melihat wajahnya aku ingin menghancurkan anak itu, aku benci dengan dia.
“aku tidak suka dia bekerja di lingkungan keluarga kita” ucapku dengan nada datar
“lah? Kenapa?” tanya bibi cessa
“aku ingin kau memecatnya sekarang juga, dia adalah orang yang tidak baik, kenapa aku tau? Karena dia satu sekolah denganku aunty..” jawabku
Aku melihat bibi cessa mengangguk, lalu dia pergi dari hadapanku, dan disitu aku merasa sangat senang..
---
RAIHAN POV

Baru saja aku datang dengan memaksakan untuk bekerja, namun aku di pecat oleh atasanku, dengan alasan ada pengurangan karyawan, dan karena aku baru jadi akulah yang harus meninggalkan pekerjaan ini, aku berjalan keluar sambil menatap sebuah amplop lalu aku memasukannya kedalam tasku, aku berjalan sampai entah ini dimana, mungkin aku tersesat, tapi semoga saja aku mengingat jalan pulang, karena lelah aku memutuskan untuk duduk di tepi jalan karena ada kursi untuk orang orang yaa mungkin menunngu seseorang, aku membeli minuman terlebih dahulu saat aku encoba minum dengan santai, ada orang yang berdiri di depanku.
“apa yang kau lihat?” tanyaku pada orang itu
“sepertinya aku melihat ada seseorang yang membutuhkan sebuah pekerjaan, karena ku dengar kau baru saja di pecat”
“apa urusanmu? Dan berhenti mencampuri urusanku, sudah cukup kau menghancurkan ku di sekolah, tidak untuk di luar sekolah, apa kau kurang puas melihat aku terbaring lemah saat kau menendang perutku?” ya, siapa lagi kalau bukan jordan yang di hadapanku.
“hahaha, tanpa kau sadar kau telah bekerja di cafe milik keluargaku, dan jelas aku ada di situ tadi, lalu aku tidak ingin ada hama yang menempel di keluargaku” ucapannya
Hati aku sakit, aku diam, aku mengepal tangan namun apa daya aku lemah tidak memiliki siapapun, aku bediri, lalu pergi dari hadapannya, aku tidak memperdulikan bagaimana nasibku kedepannya.

HURT (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang