03. Un Destin

491 94 115
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

*
Ost chapter 3
(Jangan salpok sama ost nya ya)

Rasanya, Jaehyun ingin mengeluarkan segala kata kasar yang membuat wanita di depannya itu agar berhenti mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya, Jaehyun ingin mengeluarkan segala kata kasar yang membuat wanita di depannya itu agar berhenti mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal. Tidak, seharusnya dari awal pun ia memang tak bermurah hati hingga membawanya masuk ke kediamannya yang selalu damai itu. Mengapa ia tidak pernah belajar dari kesalahan yang pernah dibuatnya. Lalu saat ini setelah segala kekacauan yang terjadi, siapa yang perlu disalahkan. Tentu saja, wanita yang mengaku-ngaku sebagai orang terpenting di Paris itu tidak akan pernah mau disalahkan.

Hamil? Sulit dipercaya jika kata-kata itu dapat terlontar begitu polosnya dari mulut seseorang.

“Nona, bagaimana kamu bisa yakin jika kamu hamil?”

Jaehyun menatap lurus sosok di depannya, ia sungguh menanti jawaban yang paling masuk akal dari mulutnya. Lagi pula dia bukan seorang pengecut yang akan melarikan diri hanya karena dituduh menghamili. Jikalau ada bukti, dirinya mampu untuk bertanggung jawab.

“Apa kamu tuli atau buta huh? Kita itu sudah tidur bersama, lalu sekarang aku mual-mual. Jelas sekali bukan?”

Jaehyun hanya terkekeh. Yoojung memang menyebalkan, tapi terkadang sikapnya yang ke kanak-kanakan itu terlampau lucu.

“Apa yang kamu tertawakan? Aku serius!” kesal Yoojung, merasa mendapat penghinaan dari orang di depannya.

“Jadi maksudmu, kamu bisa hamil hanya dalam hitungan satu malam? Ah tidak, bahkan hanya beberapa jam saja?”

Yoojung menelan ludahnya getir. Apa lelaki tampan di depannya ini memang selalu pintar? Mengapa dia tidak takut dengan ancamannya dan malah membalikan semua pertanyaan yang sebenarnya sudah membungkan mulut Yoojung. Sayang, perempuan yang terlanjur agresif itu tidak mau kalah.

“Kamu hanya sengaja mengalihkan pembicaraan karena tidak ingin bertanggung jawab, iya ‘kan?”

“Begini, Nona,” Jaehyun membenarkan posisi duduknya, ia lalu memangku kedua tangannya di atas dada. Dengan tampang yang sedikit dibuat arogan ia akan memulai pembelaan terhadap dirinya.

Redémarrer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang