🌻1🌻

194 6 3
                                    

Perhatiaannn!!! Typo bertebaran
Mohon bantu koreksi teman teman

--------------------

Syifa Pov

Namaku Fiza Assyifa atau bisa dipanggil syifa, aku anak dari Ainun rahmawati dan Irfan Wijaya. Aku anak kedua dari dua bersuadara. Ya, aku mempunyai seorang abang yang umurnya 4 tahun di atas aku, Namanya Muhammad Ibrahim Pratama. Dia bekerja di toko milik abi. Toko kami tidak terlalu besar tapi cukuplah menghidupi kami sekeluarga

Semenjak Abi meninggal setahun yang lalu bang ibra lah yang menggantikan posisi Abi. Dan Alhamdulillah perkembangan toko lumayan pesat, dan bahkan sudah buka toko cabang di berbagi tempat di Jakarta

Hari ini lain dari hari biasanya, hari ini adalah hari dimana aku diwisuda. Hari yang sangat bahagia bagiku. Dan juga menjadi hari penentu jawaban dari pertanyaan umi kemarin. Seetelah berjuang berbulan bulan menyeselaikan skripsi akhirnya wisuda juga.

Setelah melewati berbgai rangkaian acara dan tak lupa berfoto foto dengan sahabat dan keluarga akupun memutuskan untuk pulang. Karna aku telalu lelah dengan fisik dan lelah dengan pikiran.

Sesampai dirumah, akupun membaringkan tubuhku dikasur milikku. Aku sangat bingung untuk saat ini, aku tidak ingin mengecewakan Alm abi ku dan umi ku. Tapi, aku juga tidak ingin dijodohkan dengan lelaki tersebut. Apalagi aku tidak mengetahui siapa laki laki yang akan menjadi imam ku kelak.

Siapapun orang pasti ingin mendapat calon yang baik dan dari keluarga yang baik. Begitupun aku

Flashback on

"Umi ingin bicara serius sama kamu Syifa, dan umi harap kamu menerimanya" ujar umi

"Apa itu umi? Insha Allah jika syifa sanggup maka akan syifa jalankan umi" ujar ku

"Sebelum Abi meninggal kan kita semua, abi mempunyai pesan, bahwa dia akan menjodohkan Syifa dengan anak teman abi" ujar umi

"Umi, syifa aja belum wisuda kok malah bahas penikhanan sih? " ujarku yang jujur aku sangat kaget dengan perkataan umi barusan

"Umi hanya ingin menjalankan wasiat abi mu nak, umi hanya ingin abi tenang disana melihat putri kecilnya ada yang menjaganya" ujar umi mulai terisak

"Umi jangan nangis dong, Syifa minta waktu ya umi untuk memikirkan hal ini" ujarku memohon agar umi mengerti posisi ku

"Adek jangan takut ya, jika suami mu nanti berbuat semena mena. Abang yang langsung berhadapan dengan dia, adek terima ya" ujar bang ibra yang juga mencoba meyakinkan aku

"Hmm adek istiqarah dulu ya bang, adek juga gatau gimana latar belakang keluarga nya dan dia tentunya" ujarku

"Umi ngerti sayang, umi paham kamu sulit menerima ini, tapi umi sangat mohon sama syifa, buatlah abi tenang disana nak" ujar umi

"Insha Allah umi, yaudah syifa naik dulu keatas ya umi, bang syifa kemamar ya
Assalamualaikum" ujarku dan berlalu pergi kekamar untuk memikirkan ini semua

"Syifaaa... Umi harap kamu dapat menjawab setelah kamu wisuda nantik nak" ujar umi

"Insha Allah Umi, syifa akan pikirkan" ujarku dan lanjut menuju kamarku.

Flashback off

Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore, dan aku langsung membersih kan tubuhku dan mulai melaksanakan shalat Ashar.

Selasai shalat aku menadahkan tangan ke atas, berdoa kepada sang Khaliq agar mendapat jawaban dari masalahku ini

"Yaallah, tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang, engkaulah yang maha membolak balikkan hati manusia

Yaallah, bantula hamba yaallah, bantu lah hamba dalam menjawab perjodohan yang ada dalam wasiat abi

Hamba ingin sekali untuk membahagiakan umi dan alm abi.  Tapi hamba takut kalo calon suami hamba nantinya tidak sayang dengan hamba yaallah.  Karena kami menikah bukan atas dasar cinta tapi atas dasar perjodohan.

Yaallah berikanlah hamba petunjuk yaallah
Hanya kepadamu hamba memohon petunjuk dan memohon ampun

Aamiin yaa roobbal allaamiin

-----------------------

Assalamualaikum semuanya, semoga suka sama cerita kedua aku
Jangan lupa vote dan comment 💜

Binjai 29-10-2019

Imam Yang Allah Kirim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang