🍁18🍁

25 1 0
                                    

Semenjak kejadian ruang tamu itu Syifa terus mengurung diri. Ia tidak keluar kamar sedikit pun. Alasan nya karena Syifa belum siap bersitatap dengan Adam maupun Lisa

Syifa merasa terhina dihadapan Adam dan Syifa merasa malu di depan Lisa karena Adam dengan mudah nya menghina Syifa didepan Lisa

Syifa takut ia kelepasan berbicara yang menyakitkan hati orang lain.

Sekarang pukul 09:00 WIB, dan sekarang seharus nya Adam sudah pergi ke kantor. Syifa pun memberanikan diri untuk keluar kamar karna dia sangat lemas. Selama dua hari ini yg ia makan hanyalah roti yang ada dikamar nya

Niat awal Syifa akan masak untuk dirinya siang ini. Beranjak dari kamar syifa pun menuju dapur

Didapur Syifa tidak melihat siapapun disitu. Maka dengan gesit Syifa melihat isi kulkas nya dan Syukurnua ada sayuran segar dan ada tahu

Syifa berfikir akan masak apa hari ini. Tak lama terlintas lah ide di kepalanya untuk masak sambal tahu dan tumis bayam

Sederhana tapi enak, itulah yang Syifa rasakan. Tak menyia nyiakan waktu, syifa mulai bergelut dengan alat alat dapur

Setelah 30 menit akhirnya Syifa pun selesai dengan masakan nya. Makan yang ia buat sungguh menggugah selera Syifa

Semua makanan yang ia masak tadi ia letakkan di meja makan. Setelah cuci tangan dan berdoa,  Syifaa pun mulai melahap makanan tersebut

Bagi Syifa dia lebih menyukai makanan rumahan seperti ini dari pada makanan cepat saji yang tidak baik untuk kesehatan

Sedang asik makan Syifa teringat tentang Umi nya. Bagaimana kabat Umi nya tersebut? Apa sehat?

Syifa jadi rindu suasana rumah, dimana dia diperlalukan sangat baik dengan Umi nya

Apalagi Abang tersayang nya itu, yang menganggap Syifa tetaplah prinses kecilnya yang suka sekali mengikutinya kemana pun ia bermain

"Selesai makan main kerumah Umi deh, dari pada disini suntuk" batin Syiga

Selesai makan, Syifa pun membereskan sisa makanan nya dan bergegas ke tempat cuci piring. Selesai dengan kerjaan nya Syifa beranjak ke kamar untuk berganti baju

Tak sengaja Syifa berpapasan dengan Lisa. Syifa terkejut karna melihat Lisa masih berada dirumah nya

Syifa pikir selama ia berkurung dikamar, Lisa sudah pulang karena tak pernah mendengar suara lisa lagi semenjak kejadian itu

"Hm Syifa bentar deh aku mau ngomong sama kamu"Ucap Lisa gugup

"Iya mbak ada apa? " ucap Lisa menunduk. Ia tak bisa menatap wajah tersebut,  jika melihat Lisa, Syifa terbayang semua sikap manis Adam kepada Lisa

"Aku mau minta maaf, aku tau kamu pasti terluka dengan ucapan Adam kepadamu, aku gatau kalo Adam adalah suami mu karna Adam tak pernah cerita tentangmu" ucap Lisa

"Aku mencintai Adam, tapi aku sadar sekarang aku tidak boleh lagi mencintai nya. Karna dia telah beristri" sambung Lisa

Syifa masih diam, dia tak ingin bersuara, ia tak ingin menangis, ia tak ingin semua orang melihat nya lemah

"Aku ikhlas Adam denganmu Syifa. Maaf karna telah membuatmu sedih dengan kehadiran ku" Ucap Lisa di iringi air mata

Syifa tersentak dengan ucapan Lisa yang terakhir itu. Syifa tak tau harus bagaimana. Syifa bahkan bingung

"Hm mbak Lisa, seharusnya Syifa yang minta maaf. Maaf karna menjadi tembok penghalang cinta mbak ke mas Adam. Tapi Demi Allah Syifa gak ada maksud buat ngerebut dari mbak. Kami berdua dijodohkan. Syifa tak sanggup menolak permintaan Umi. Syifa gak sanggup mbak" pertahanan Syifa pun runtuh, ia menangis didepan Lisa

"Maaf Syifa,, maaf kan aku"

"Mbak ga salah, Syifa yang salah udah hadir di tengah tengah kalian berdua"

"Nanti aku akan bicara sama Adam, walau pun melepas kan Adam sulit bagiku, karna dia adalah orang yang selalu ada disaat aku terpuruk,  dia orang yang selalu ada saat aku terjatuh"

"Mbak jangan khawatir, Syifa yang akan pergi dan bilang baik baik ke mama dan papa. Maaf ya mbak"

"Kenapa Syifa? Apa kamu akan perhi meninggal kan Adam?"

"Syifa rasa itu jalan tepat mbak"

"Jangan Syifa, bicara dulu baik baik dengan Adam"

"Iya mbak, ini nanti Syifa mau kerumah Umi, Syifa titip pesan ke Mas Adam lewat mbak ya"

Lisa hanya mengangguk membalas perkataan Syifa. Sungguh gadis itu berhati mulia sekali, Lisa menjadi semakin malu dengan diri nya sendiri

"Syifa pamit kekamar ya mbak, Kalo mbak Lisa mau makan, itu tadi Syifa ada masak, tapi cuma ada tumis bayam dan sambal tahu mbak" ucap Syifa

"Iya nanti aku cobain ya"

Syifa mengangguk dan berlalu menuju kamar, sesampai dikamar Syifa masih menangis. Ntah lah Syifa terlalu cengeng atau lebay

Tapi sungguh, hati istri mana yang baik baik saja jika diposisi Syifa

🍁🍁🍁🍁🍁

Setelah berkemas Syifa yang sekarang sedang mengenakan gamis berwarna hitam dan dipadukan dengan hijab berwarna baby pink. Syifa bercermin untuk memoles sedikit wajah nya untuk menghilangkan jejak jejak mata panda nya itu

Setelah merasa rapi dengan tampilan nya pun mengambil tas sandang kecil nya yang berisikan Al Qur'an, dompet dan hand phone tersebut

Saat keluar kamar Syifa, ia tak melihat ada orang. Syifa terus berjalan menuju ruang tamu dan mendapatkan Lisa sedang makan sambil nonton tv.

"Eh Syifa udah mau pergi? Mau aku anter sekalian aku juga mau keluar ni? " ucap Lisa

"Hm iya mbak, Syifa mau kerumah Umi. Apa gak ngerepotin mbak? "

"Ya nggalah, masa gitu doang repot,  orang ini mau sekalian pergi kok"

"Yaudah makasih loh mbak sebelum nya, tapi makanan nya mbak?"

"Oh ini udah abis hehehe, enak banget kamu masak. Aku jarang loh makan makanan yang ginian"

"Makasih mbak, ntar Syifa ajarin deh, kita masak bedua ntar"

"Serius ni,  okedeh aku balikin piring ke dapur bentar ya"

Tak berselang lama, Lisa pun kembali keruang tamu dan beranjak pergi untuk mengantarkan Syifa

Selama diperjalanan kedua nya saling berbicara, Syifa mulai akrab dengan Lisa. Begitu pun sebalik nya

Perjalanan menuju rumah Umi Syifa tak butuh waktu lama. Hanya butuh waktu setengah jam perjalanan

Setelah mengikutu intruksi dari Syifa tiba lah mereka di halaman sebuah rumah sederhana namun terlihat rapi dan asri

Bagaimana tidak, didepan rumah dengan halaman yang tidak terlalu lebar disuguhi pemandangan berbagai macam bunga yang warna warni dan disamping rumah tersebut Ada seperti kolam ikan yang tidak luas namun indah sekali

Mata Lisa memandang takjub pemandangan yang ada didepan matanya tersebut. Ternyata Umi Syifa adalah orang yang penyuka bunga. Sama seperti dirinya

"Syifa ini beneran rumah kamu? Sumpah ya asri banget, trus keren lagi ada ginian segala" ucap Lisa antusias

"Yaudah mbak turun yuk mampir bentar, umi pasti seneng Syifa bawa teman"

"Hmm gapapa nih? Aku malu jumpa sama umi kamu, aku gak enak juga"

"Umi baik kok mbak, yuk masuk"






Assalamualaikum semua
Jangan lupa vote dan comment yang banyak
Makasih udah mampir

Imam Yang Allah Kirim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang