🍒20🍒

33 1 0
                                    

Di Dalam rumah keluarga Syifa, Lisa dapat melihat begitu kental nya hamonisasi keluarga tersebut

"Dek kesini udah ijin suami kan? " tanya Umi

"Hm uu..udah kok Umi" jawab Syifa gugup

"Maafin syifa umi, Syifa bohong" batin syifa

"Ingat ya dek, sekarang kan udah punya Suami, jadi apa apa harus ijin dulu sama suami, biar langkah nya berkah" sambung Umi

"Iya umi"

"Dek, main ketoko abang yuk, semenjak nikah kan gapernah kesana" sambung Ibra tiba tiba

"Gamau ah, ntar Syifa dijahili mulu, disuru suru yang ga bermanfaat" Tolak Syifa mentah mentah. Memang dulu sebelum menikah, setiap Syifa mampir ke toko, selalu dijahili sama abang tersayang nya itu.  Ada saja ide nya

"YaAllah gaboleh berburuk sangka dek, dosa tau"

"Gak ah bang, lagian Syifa sama mbak Lisa bentar lagi mau pulang kok. Yakan mbak"

Lisa yang nama nya disebut pun mendongak. Tak sengaja mata nya bertemu dengan mata hitam Ibra namun tak berlangsung lama karena Lisa langsung memutuskan kontak mata tersebut dan mengalihkan pandangan ke Syifa

"Iy...iya bentar lagi kita mau pulang" Lisa gugup, karena bagaimana pun dia malu karena barusan bersitatap dengan Ibra

"Cepat banget dek, baru juga datang"

"Kan Syifa udah punya Suami bang, makanya Abang nikah dong, itu mbak Annisa dihalalin buruan" goda Syifa. Annisa adalah seorang wanita yang selalu membuat abangnya itu uring uringan setiap kali bertemu. Mereka pernah satu kampus dan sekarang malah jadi tetanggan. Kabarnya Annisa tersebut Adalah cinta pertama Seorang Ibrahim

"Kalo masalah itu selow aja, tunggu kabar gembira nya yakan mi" ucap Ibra mencari sekutu

Umi yang dirinya diikutkan dalam pembicaraan anak anak nya tersebut hanya membalas dengan senyuman

----------------

Pembicaraan mereka pun menjadi panjang dan semakin akrab. Syifa tidak lagi canggung berbicara dengan Lisa,begitu pun sebalik nya

Ibra sudah balik ketoko, karena dia hanya pulang untuk makan siang. Itu dilakukan untuk menemani Umi nya yang kadang kesepian

"Umi Syifa sama Mbak Lisa pulang dulu ya. Umi jaga kesehatan jangan suka berkebun sampe kecapekan ya Umi" ucap Syifa panjang lebar

"Iya sayang, sering sering main kesini ya, nak Lisa juga jangan lupa mampir kalo lewat, rumah umi terbuka untuk kamu" ucap Umi lembut dan dibalas anggukan dan senyum manis dari Lisa

"Yaudah Umi kita pulang Assalamualaikum " ucap kedua nya

"Iya hati hati Waalaikumsalam"

Perjalanan mereka diisi dengan pembicaraan ringan antara kedua nya.

"Mbak, Syifa boleh minta nomor telepon mbak Lisa? "

"Boleh dong, siniin hp kamu"Lisa pun mengetikkan nomor telepon yang ia miliki.

"Nah udah tu" sambung Lisa

Perjalanan yang tak terlalu panjang tersebut tak terlalu terasa karna diselingi canda tawa. Tapi tidak tau begitu sampe dirumah nanti

Sampai dirumah Syifa melihat Mobil Suami nya sudah ada digarasi rumah nya. Degup jantung Syifa pun mulai berpacu

Perasaannya mulai resah, padahal jam baru menunjukkan pukul 16:30 dan biasa nya Adam belum pulang jam segini

Kedua nya turun dari mobil Lisa saat membuka pintu terlihat Adam bersidekap tangan didada dengan wajah marah nya

Syifa yang melihat itu sungguh takut, dia hanya melihat wajah suami nya sebentar dan langsung menunduk. Syifa terlalu takut untuk bersitatap. Berbeda dengan Lisa, dia tidak ada raut ketakutan tapi wajah nya memancarkan raut kegelisahan. Khawatir apa yang akan Adam lakukan dengan Syifa setelah ini

"Dari mana kamu" Ucap Adam santai

"Dari rumah Umi mas, Maaf ga pamit" ucap Lisa masih menunduk

"Saya ga ada nanya kamu, saya nanya Calon istri saya yaitu Lisa" Ucap Adam menekan ucapan dikata Calon Istri

Hati Syifa mencelos begitu saja, ia tidk menyangka perilaku Adam masih saja tak menganggap dirinya ada

"Adam kamu gaboleh gitu, Syifa Istri kamu" ucap Lisa tak enak dengan Syifa

"Yaudah mas, mbak. Syifa pamit kekamar dulu"

"Syiffaa tunggu dulu" Ucap Lisa hendak mengejar Syifa tapi buru buru tangan nya dihatan oleh Adam

"Kenapa sih Dam kamu jahat banget sama Syifa, ingat dia Istri kamu loh. Dosa tau ngebentak istri" ucap Lisa cemberut

Lisa memang tidak pernah bisa marah dengan Adam. Ia saja bingung kenapa dia tidak bisa marah, bahkan Setelah tau Adam telah memiliki istri

"Gapapa dia pantas dapat itu sayang, dan satu lagi besok aku akan bicara ke  papa mama aku untuk acara pernikahan kita" Ucap Adam santai

"HAH?!! Dam jangan becanda deh" Kaget Lisa atas ucapan Adam yang terkesan santai namun akan berakibat fatal bagi batin Syifa

"Aku bakal bilang ke papa mama kalo Syifa yang nyuruh aku nikahin kamu, ntar aku juga ajak dia dan kamu buat pertemuan itu"

"Adam, aku gamau! Aku gamau! Aku gamau Adam! " ucap Lisa tiba tiba nangis. Lisa terbayang bagaimana lembut nya perlakuan Syifa dan keluarga nya atas diri nya.

"Aku tetap nikahin kamu"

"Aku gamau Adam, aku gamau. Aku pamit. Assalamualaikum " Lisa memutus kan akan pergi pulang dari rumah Adam

"Lisa balik!! AKU BILANG BALIK!!! " ucap Adam penuh penekanan

Lisa tak menghiraukan panggilan Adam, dia terus memacu mobil nya. Bohong jika Lisa tak sakit hati, rasa untuk Adam masih sama seperti mereka awal berpacaran

Namun Lisa tak mungkin menjadi pelakor. Lisa akan merasa bersalah jika ia bahagia diatas penderitaan Syifa

Sepanjang jalan menuju rumah nya Lisa menangis tersedu sedu, ia tak mengira inilah akhir dari kisah cinta nya dengan Adam

Sulit bagi Lisa ikhlas, namun ia harus ikhlas. Sesampai dirumah ia langsung masuk kekamar. Ia tak melihat keberadaan kedua orang tua nya

Lisa tak mempermasalah kan itu, Ia hanya ingin menangis, menumpah kan segala isi hati nya yang sedang tidak baik baik saja


Assalamualaikum teman teman
Aku balik lagi hehehe setelah sekian lama menghilang

Vote dan comment yang banyak
Author cuma penulis baru yg gapinter bgt dlm merangkai kata
Jika anda tidak suka dengan cerita saya silahkan undur diri, tidak perlu mencaci maki karya saya

Sekian, Wasalamualaikum✨

Imam Yang Allah Kirim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang