"Leak, pinjam PR yang kemarin dikasih sama Pak Wira dong," pinta salah seorang gadis yang berkumpul di depan pintu kelas dengan beberapa teman genk-nya, mereka mencegat jalan Lea.
"Namaku, Lea...bukan Leak!" jawab Lea dengan intonasi nada yang menekan.
"Hehe, sorry-sorry typo disengaja. Gimana boleh pinjem nggak nih?"
Leandra Clarissa adalah siswi berprestasi di sekolahnya, gadis berkacamata itu terkesan cuek dengan sekitarnya. Dia memang seorang kutu buku tapi bukan berarti dia tidak punya nyali untuk menolak permintaan teman satu kelasnya. Walau terlihat seperti itu Lea bukan orang yang bisa dimanfaatkan ataupun di-bully.
Lea menggelang menjawab permintaan itu. Dia tidak akan semudah itu memberikan hasil kerja kerasanya kepada orang lain.
"Ayolah jangan pelit-pelit, nanti jam istirahat kami teraktir deh."
"Nggak perlu, aku bisa beli sendiri. Memangnya aku semiskin itu harus mengemis teraktiran sama kalian!"
"Dih ni anak, dah pelit belagu pula!" seru salah satu gadis lainnya.
"Aku pelit demi kebaikan kalian dan juga kebaikanku. Seharusnya kalian bisa bertanggung jawab dengan tugas yang sudah kalian terima," tutur Lea.
Keempat gadis yang sedang berkumpul itu memutar bola mata jengah. "Aah, ya sudah kalau memang nggak mau kasih pinjam nggak perlu ceramah!"
Seseorang menepuk bahu Lea, saat menoleh didapatinya Sang Wali kelas berdiri menjulang di hadapannya. "Jangan berkerumun didepan kelas, masuk semua, pagi ini saya yang akan memulai kelas, karena Pak Arman ijin absen," ujar Sang Guru.
"Yah gagal deh tepe-tepe sama Pak Armando...." (Tepe-tepe : Tebar Pesona)
"Cepat masuk kelas," ucap Sang Guru lebih kepada Lea.
"Kalian berempat mau kemana?" tanyanya saat melihat keempat gadis itu mengikuti langkah Lea.
"Duduk lah, Pak...."
"Siapa yang suruh? Apa kalian pikir saya tidak dengar percakapan kalian, kalian belum mengerjakan PR yang saya kasih minggu lalu bukan?" Keempat gadis itu melongos.
"Kalian berempat pergi ke depan tiang bendera, kerjakan PR kalian sampai selesai di lapangan!" perintahnya.
"Bapak kejam!"
"Hitler kalah kejam, hu'u...."
"Tega deh Bapak, masa udah cantik dan wangi gini dijemur. Emangnya kita ikan asin, Pak!"
"Mau dijemur sambil ngerjain PR atau bersihkan semua toilet sekolah?" hardikanya.
"Dijemur aja, Pak!" ucap mereka serempak, karena mereka pasti lebih jijik jika harus membersihkan toilet.
"Untung aku bawa sunblock," gumam salah satu diantara mereka.
"Minta dong," sahut yang lain.
"Cepat!" hardik Sang Guru lagi.
Keempat muridnya itu bergegas mengambil buku PR mereka masing-masing di dalam tas. "Dasar guru gendeng!" grutu salah seorang yang kursinya persis di belakang Lea.
Lea memerhatikan punggung berlalu teman sekelasnya yang baru saja menggerutu itu. 'Guru gendeng, murid sableng,' batinnya mendengus.
Lea masih mengingat jelas kejadian tadi pagi, di mana dia dibuat terkejut oleh putra dari sahabat baik kedua orangtuanya yang bernama Andra. Lea tidak mengiraia bahwa Andra Wiratmaja adalah Pak Wira, wali kelasnya. Saat mengetahui hal itu Lea tidak bisa berkata-kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adorable Love
RomancePernahkah kamu membayangkan tinggal serumah dengan guru killer-mu yang selalu berpenampilan culun saat di sekolah, namun kenyataannya memiliki paras tampan serta tubuh perfect yang tidak diketahui olah satu sekolah? Leandra Clarissa sebelumnya tidak...