BAGIAN KEDUA

8.3K 803 106
                                    

Selama pelajaran olah raga Lea hanya bisa memperhatikan semua teman sekelasnya dari pinggir lapangan. Selama ini Lea hampir tidak pernah mengikuti kegiatan olahraga dikarenakan penyakit bawaan yang dia idap sejak kecil, gadis itu punya penyakit asma. Karena pelajaran olahraga kali ini sprint dan basket, dia pun tidak bisa mengikuti. Lea hanya bisa memerhatikan dari pinggir lapangan sambil membaca buku.

Sorak sorai beberapa murid perempuan di pinggir lapangan membuat tatapan Lea beralih, dia mendapati teman sekelasnya bersorak girang saat melihat murid baru—progam Exchange Students—di kelasnya bermain basket lalu melakukan dunk yang bernilai 2 poin.

Kim Jong Kook adalah murid pertukaran dari Korea, dia akan menghabiskan 1 tahun akademik-nya di sekolah ini. Sejak Kim hadir di kelasnya tiada hari tanpa kegemparan, karena tampang pemuda itu bisa dikatakan mirip dengan salah satu member BTS, Taehyung. Kalian tahu BTS? BTS itu Bangtan Boys. Pokoknya jangan pernah tanya sama anak tehnik, mereka pasti bakal jawab Base Transceiver Station, lol.

Setiap hari, satu sekolah selalu memanggil Kim dengan sebutan Oppa. Mereka selalu berebut perhatian pemuda itu.

"Oppa selfi, yuk."
"Oppa try this."
"Oppa sit here...," 'lah dikata dia anjing, lol.

Pokonya satu sekolah berebut buat deket sama si Oppa-Oppa satu ini.

'Sek talah!' Sergah batin Lea. *tunggu deh

'Kim itu sebenernya anak SMA atau ABG tua sih?' Tanya batin Lea *Tolong dimaklumi ya, Lea memang nggak pernah nonton drama Korea, makanya katrok. Mending kita balik ke Kim yang lagi main basket di lapangan.

"Oppa, saranghaeee!" seru sekelompok gadis sambil menyilang kedua jemari bertanda love yang Lea juga tidak paham maksudnya.

"Mereka ngapain sih?"

"Minta duit? Matre ih...," cibir Lea sejenak.

Lea kembali fokus pada buku yang sedari tadi dia baca. Saat tidak memerhatikan sekitar tiba-tiba saja sebuah bola basket melambung kearahnya. Saat hendak mengenai kepalanya, bola itu telah lebih dulu ditepis olah tangan seseorang. Dilihatnya Kim berdiri menjulang di depannya.

"Kamu tidak kenapa?" tanyanya dengan logat bahasa yang masih belum sempurna, namun itu sudah cukup baik untuk dapat dipahami.

Lea yang masih sedikit terkejut pun mengangguk. "Eum, aku ra'popo," jawabnya refleks dengan Bahasa Jawa sambil memberikan jempolnya dan kembali berkata. "Nice catch, thank you...."

Kim yang tak paham dengan ucapan pertama Lea memicingkan sebelah alisnya. "Popo?"

Lea memang setengah jawa, dia sering menggunakan bahasa jawa saat bersama dengan Sang Bunda, tapi lebih kearah Jawa Krama dan itu sudah jadi kebiasaan. Kadang Lea juga menggunakan Bahasa Jawa kepada beberapa temannya yang paham, namun Lea lupa kalau Kim tidak paham Bahasa Jawa. Ketika sadar Lea pun menjelaskan maksudnya agar Kim mengerti.

"Ah, sorry! Maksudku, aku baik-baik saja," jelas Lea.

"Ahh, popo itu baik-baik." Kim mengerti dan tersenyum manis. Lea membalasnya dengan senyuman yang terlihat canggung.

Tanpa sengaja Kim memerhatikan wajah Lea lama, dia menangkap sesuatu yang membuatnya penasaran. "Kenapa?" tanya Lea.

Dengan lancang pemuda itu menarik lepas kacamata Lea. Lea memekik, "Apa yang kamu lakukan, kembalikan kacamatku! Aku nggak bisa lihat."

"Kamu cantik," ucap Kim, Lea terdiam sejenak.

"Aku?" gumam Lea bingung.

'Apa Kim sedang memujiku?' tanya batin Lea.

Adorable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang