BAGIAN KEDELAPAN

1.4K 227 22
                                    


Suara ketukan di pintu kamarnya membuat Lea menghentikan kegiatan belajarnya. Saat membuka pintu Lea mendapati Andra di sana. Andra terlihat sehabis mandi sebab rambutnya kelihatan masih basah dan juga berantakan.

"Ada apa?" tanya Lea.

Andra memberikan secerik kertas kepadanya. Lea menerima dan membaca note yang ditulis tangan oleh Tania.

"Bunda lagi ada perlu, katanya besok baru pulang," ujar Andra. Keterangan Andra sama persis dengan isi not yang ditinggalkan oleh Tania.

"Aku lapar," lanjut pria itu.

"Terus urusannya sama aku apa?"

"Mama pergi tanpa masak apapun untuk kita berdua, dan lagi aku tidak bisa masak."

"Kakak bisa masak air kan?" tanya Lea sambil bersedekap dada. Andra mengangguk, kalau masak air sih dia bisa, pikirnya.

"Ya sudah, bikin mie instan saja sana!"

Sebelum Andra angkat suara, Lea lebih dulu menutup pintu kamarnya. "Ck! Makin hari dia makin judes," gerutu Andra sambil melenggang pergi ke arah dapur untuk masak mie instan untuk pertama kalinya.

Di dapur Andra terlihat sedikit kesulitan. Dia ingin makan mie goreng dengan telur mata sapi, namun saat memecahkan kulitnya, telur itu jatuh ke dalam teflon bersama dengan kulit-kulitnya. Padahal tadi dia juga sudah sempat menjatuhkan sebutir telur di lantai tanpa sengaja.

"Shit!" Andra mengumpat saat percikan minyak goreng mengenai kuli tangannya.

Andra dibuat keteteran saat air rebusan mie yang ada di sebelah teflon meluap hingga tumpah. Andra langsung mengangkatnya lalu meniriskan air mie itu di westafel, namun sialnya sebagian dari mie yang dia buat jatuh ke westafel karena dia tidak memakai saringan saat meniriskan. Lagi-lagi Andra mengumpat, pada akhirnya dia pun merelakannya.

Andra menatap nanar piring besarnya yang hanya menyisakan separuh dari porsi mie gorengnya. Saat mengaduk bumbu Andra dikejutkan dengan kepulan asap dari arah belakangnya. Ternyata telur yang dia goreng bersama kulitnya tadi gosong hingga mengepulkan asap. Sambil terbatuk-batuk Andra mematikan kompornya.

"Kesialan macam apa ini?" Gumamnya menatap nanar hasil karyanya.

Di lain tempat Lea yang masih sibuk belajar mulai merasa gelisah. Dia merasa cemas dan juga bersalah karena meninggalkan Andra untuk masak sendiri.

"Dia bisa masak air, itu berarti dia pasti bisa masak mie instan bukan? Orang seperti apa coba yang nggak bisa masak mie instan, dia pasti biasa. Ok, kembali belajar saja, Lea!" serunya pada dirinya sendiri.

Tapi tak lama Lea kembali terpaku memikirkan Andra. Firasatnya jadi tidak enak. "Lebih baik kupastikan dulu," ucapnya seraya berdiri dari kursi meja belajarnya.

Saat turun ke lantai bawah Lea dikejutkan dengan kepulan asap dari dapur. "Astaga apa yang sedang Kak Andra lakukan? Uhuk-uhuk!"

Andra menoleh sambil meringis. "Sepertinya aku telah menghancurkan dapurnya bunda."

'Astaga, orang bodoh macam apa yang masak mie instan sampai menghancurkan dapur seperti ini?' Batin Lea menatap tak percaya.

●●●●●

Lea ingin sekali tertawa melihat piring yang ada di atas meja makan. Hasil karya Andra terlihat sangat mengerikan.

Lea mengaduk mie itu dengan garpu sambil bertanya. "Kenapa mie-nya jadi sedikit, kemana yang lainnya?"

"Sisanya di westafel," tunjuk Andra.

"Kenapa nggak pakai saringan," Lea menghela napas menatap nanar sebagian mie yang Andra masak masih ada di dalam westafel.

Adorable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang