Sebelumnya....
"Jadi kamu serius dengan gadis aneh itu?" tanya Arman.
"Sepertinya sih begitu," ucapnya sambil menatap arloji di tangannya.
"Sudah jam segini! Aku duluan ya, mau ke toko buku. Ada buku yang ingin kubeli...," Arman mengangguk, lalu Wira pun pergi.
"Sepertinya kamu lebih kuat dari yang kubayangkan, kukira kamu akan selamanya terjebak oleh masa lalu. Ternyata aku salah."
Leandra, satu-satunya gadis yang menerima sosokmu sebagai Wira, kah? Batin Arman menatap kepergian Wira.
●●●●●
BAGIAN KEENAM
Andra mengetuk pintu kamar Lea beberapa kali, namun tak ada jawaban. "Apa dia sudah tidur?"
Andra pun beranjak kearah dapur untuk mengambil segelas air putih di kulkas. Dia meletakan sebuah bingkisan di atas meja bar. Dari dapur Andra melihat ke jendela arah ke taman, di sana Lea sedang duduk di gazebo.
Andra meletakan gelasnya lalu mengambil bingkisan yang terbungkus kertas kado. Dia pun menghampuri Lea. Gadis itu sedang menatap langit.
"Dengan piama tipis seperti itu kamu bisa sakit berlama-lama disini," ucap Andra.
Lea menatapnya. "Baru juga duduk...."
"Nih...," Andra memberikan bingkisan itu kepada Lea.
"Apa?"
"Untukmu...."
"Iya, tapi kenapa? Aku nggak lagi ulang tahun," ucapnya sambil menerima karena Andra memaksa.
"Tanda permintaan maafku," ujar Andra.
"Permintaan maaf? Soal?"
Andra kikuk, dia menggaruk tengkuknya canggung. "Soal kejadian malam kemarin," jawabnya.
"Ah, itu...."
Lea mengerti dan dia kembali ingat kejadian memalukan itu. Lea malu membahasnya lagi, tapi sepertinya Andra serius minta maaf, kalau tidak buat apa pria itu repot-repot memberinya hadiah.
Andra duduk di sebelahnya lalu menghadap kearah Lea sambil mengatupkan kedua telapak tangannya. "Maaf, aku benar-benar minta maaf," sesalnya sambil meminta maaf.
Lea bisa melihat keseriusan Andra. "Semua sudah terjadi, mau diapakan lagi. Lagi pula itu juga kecelakaan. Kakak nggak perlu minta maaf lagi." Andra lega mendengarnya.
"Boleh kubuka?" tanya Lea.
Andra mengangguk senang. "Eum, bukalah...."
Lea membuka bingkisan itu dan dia senang mendapati isinya. Dia menatapa Andra sekilas dengan mata berminar.
"Suka kan?" tanya Andra sambil tersenyum.
"Suka! Kok tahu sih aku lagi pengen buku ini?"
"Lupa ya, waktu itu di sekolah kamu pernah cerita kalau suka sama pengarangnya. Berhubung dia merilis buku baru, aku yakin kamu belum punya."
"Eum, makasih Kak!"
Andra melihat sisi lain Lea, di matanya saat ini gadis itu terlihat sangat imut. Antusias, dan kegembiraan gadis itu membuatnya ikut tersenyum.
"Lea, Kakak boleh tanya?"
"Mau tanya apa?" jawabnya tanpa mengalihkan sedikit pun perhatiannya pada buku yang baru saja Andra berikan.
"Kenapa kamu sangat membenci sosok Andra? Padahal kamu bisa menerima sosok Wira, bukannya ge'er, tapi aku merasa kamu menyukai sososk Wira sebelum kamu tahu kalau ada Andra di diri Wira?" Lea mulai menatap Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adorable Love
RomancePernahkah kamu membayangkan tinggal serumah dengan guru killer-mu yang selalu berpenampilan culun saat di sekolah, namun kenyataannya memiliki paras tampan serta tubuh perfect yang tidak diketahui olah satu sekolah? Leandra Clarissa sebelumnya tidak...