" Okay kita dah sampai ! Hati-hati Khalisya. "
Dipenuhi senyuman kata-kata dilafazkan dari bibir Khai. Sambil tangannya dihulur pada ku. Rumah ini. Abang , andai saja abang tahu betapa kosongnya rumah ini tanpa abang..
Penuh berhati-hati aku cuba berdiri sendiri. Huluran tangan Khai ditarik perlahan. Mama yang berada dipintu rumah membantu aku yang masih lemah memasuki ruang tamu.
" Kakak ! Yeay kakak dah balik ! "
Belum sempat aku duduk diatas sofa , teriakan adik dari atas menghentikan ku. Adik , meski dia sudah menamatkan pengajiannya namun sikapnya yang manja masih kekal sama.
Dari jauh aku melihat dia yang sedang berlari menuruni tangga bersama keceriaan yang terpancar jelas diwajahnya. Tangan ku disalam oleh dia. Tubuhku dipeluk erat olehnya. Rindu benar dia pada aku.
" Kakak , kakak sihat ? I miss you so much ! "
Pelukannya yang begitu kemas memeluk tubuhku membuat aku mengerang kesakitan. Tanpa menjawab persoalan itu aku memandangnya dan meleraikan pelukan itu perlahan.
" Adik , sakit. Bagi kakak dulu okay ? "
Dia yang pada awalnya tersenyum mulai cuak. Dibantunya aku duduk diatas sofa penuh berhati-hati. Dia yang masih menunduk ku pelawa duduk disamping ku.
" Adik , duduklah dekat sini. Kata rindu kakak ?"
Meski dipelawa duduk , adik setia beridri sambil menunduk. Bernada perlahan aku mencuba memujuknya lagi.
" Adik , Kakak baru keluar hospital. Ada luka yang tak sembuh lagi. Sorry k ? Kakak tak sengaja. Adik , tak nak kawan kakak ke ? Kan kakak dah minta maaf ? Adik ? "
Alhamdulillah , aku berjaya memujuknya duduk disampingku.
Mama yang sibuk membuat air didapur mula mengatur langkahnya ke ruang tamu bersama dulang yang berisi jag air dan cawan. Tibanya diruang tamu , dituang pula air ke dalam cawan-cawan itu. Melihat Mama yang melakukan itu semua , membuatkan aku berasa malu. Itu adalah apa yang harus aku lakukan. Bukan Mama.
" Mama , maafkan Lisya sebab susahkan mama. Sepatutnya Lisya yang buat semua ni..."
Lantas aku meluahkan rasa malu itu pada Mama. Mama yang sedang sibuk menuang air itu mengendahkan saja kata-kata ku. Setelah gelas telah diisi air , Mama duduk disisi ku. Dengan tenang dia berkata
" Lisya , tak apa. Lisya kan tak sihat. Sikit je ni. Don't worry okay ? Lagipun Lisya takda maid. Its okay sayang. "
Sambil melihat sekeliling ruang tamu Mama kembali bersuara.
" Mummy dengan Khai mana ? "
Aku yang kebingungan menjenguk ke luar. Lah , dari tadi Khai dekat luar ? Memuncung mulutku memandang ke arah Mama menunjukkan bahawa Khai sedsng berada diluar.
YOU ARE READING
Ketentuan Tuhan
Romance[ COMPLETED STORY ] Terciptanya Kau Dan Aku atas izin Tuhan. Bersatunya Kita atas lakaran takdir. Segalanya , berlaku atas Ketentuan Tuhan. Dua jasad diikat menjadi satu. Bersama mereka menempuhi hari-hari bahagia. Bersama mereka menghadapi pahit ge...