Rasya dan Shofi sekarang berada di rumah milik Rasya. Mereka sudah pulang dari restoran dikarenakan Khaira sedang ada urusan, mau tak mau Rasya dan Shofi juga pulang.
Shofi sedang berbaring di ranjang milik Rasya. Satu kata yang bisa diucapkan adalah nyaman.
Kamar yang sangat berbeda dari yang lain.
"Ra,ada yang gue omongin sama lu,"ucap Shofi yang masih berbaring di ranjang.Sontak Rasya menoleh ke arah sahabatnya, Dia tahu ada yang mengganjal dihati sahabatnya. Ia meletakkan handphone,dan mendekat ke tempat Shofi untuk mendengarkan keluh kesahnya.
"Ada apa?" ucap Rasya yang duduk di ranjang nya.
Shofi langsung memeluk Rasya dan menangis tersedu-sedu. Rasya terkejut sejenak lalu membalas pelukan Shofi.
"Ra, kenapa hidup gue harus gini? keluarga gue hancur dan cinta gue ikut hancur juga Ra," ucap Shofi dalam tangisnya.
"Pia,gue tau apa yang lo rasain, gue juga gak tega liat lo kayak gini. Sabar yah, gue yakin lo pasti kuat jalanin ini semua," ucap Rasya yang mengusap-usap punggung Shofi yang bergetar.
"Kenapa harus Khaira? Dia gak pernah ngertiin perasaan gue, dengan mudahnya dia hancurin hati gue Ra. Apa salah gue Ra sampai Khaira tega kayak gini sama gue?"ucap Shofi yang masih memeluk erat Rasya.
Rasya ikut menitikkan air mata,ia tahu apa yang dirasakan sahabatnya. Shofi sangatlah rapuh saat ini.
"Pia,lo gak ada salah kok sama Khaira, mungkin Khaira nya lagi khilaf," kata Rasya yang menenangkan Shofi. Bolehkah Rasya mengatakan bahwa Khaira egois?
Shofi melepas pelukannya, sesak memenuhi rongga dadanya. Hatinya sakit ditusuk seribu jarum.
"Sakit Ra, 3 tahun gue berjuang dapetin hati Iqbal dan sekarang harus pupus gara-gara sahabat gue sendiri, Khaira," ucap Shofi yang masih saja menangis.
"Pia, ingat sejauh apapun Iqbal pergi,kalo dia jodoh lo dia akan jatuh dalam pelukan lo. Ikhlasin dia, kalo lo emang cinta sama dia. Biarin dia bahagia walau bukan sama lo. Cinta itu tak harus memiliki Pi". Ucap Rasya yang berusaha menenangkan sahabatnya.
Bagi Rasya, Cinta tanpa memiliki adalah jalan satu-satunya, jika tuhan menakdirkan mereka untuk bersama. Kemana pun mereka pergi pasti akan bertemu dan menjadi pasangan sehidup-semati.Shofi tercengang mendengar kata-kata yang diucapkan Rasya. Rasya benar, cinta itu tak harus memiliki.
Shofi tersenyum,dia beruntung memiliki sahabat yang selalu mengerti dirinya.
" Iya Ra, gue sadar kalo cinta itu tak harus memiliki. Ih kenapa gue jadi nangis gini sih gara cowo,"Rasya terkekeh,tak sulit untuk menenangkan hati Shofi. Lihatlah sekarang dia tersenyum lagi.
"Pia,jangan nangis lagi yah, hati gue sakit lihat lo nangis,karna gue gak berhasil jaga saudara gue dengan baik," ucap Rasya.
Shofi merasa bersalah saat ini,karena dia sahabatnya ini sedih.
"Gue gak bakalan nangis lagi, gue janji akan selalu bahagia dan tersenyum dalam keadaan apapun," ucap Shofi sambil menghapus air matanya.
Rasya memeluk Shofi. Bagi Rasya, Shofi adalah adiknya yang ia harus bahagia kan setiap saat, walaupun secara biologis Shofi setahun lebih tua daripada Rasya.
"Ekhm,cie yang besok di jemput ama doi," ucap Shofi menggoda Rasya.
Ah, Rasya lupa besok dia akan berangkat bersama ke sekolah,tentunya bersama Dimas. Rasya ingin tampil sempurna di hadapan Dimas. Kali aja, Dimas klepek-klepek.
BlushRasya merona. Kedua pipinya kini Semerah tomat, Rasya memalingkan wajahnya yang merah itu.
"Ih jan gitu ah,gue seneng banget tau gak. gue harap dengan pendekatan ini bisa meluluhkan hatinya dimdim," ucap Rasya yang kegirangan. Rasya tak pernah sebahagia ini, ia berharap suatu saat nanti dimas akan mencintainya seperti ia mencintai Dimas.
"Hehehe... kayaknya dimdim udah punya perasaan sama lo, waktu tadi pas lo pingsan aja dia panik banget," ucap shofi yang mengingat kejadian tadi pagi.
Shofi hampir tak bisa bernafas saat melihat Rasya digendong ala bridal style oleh Dimas. Daebak.
Rasya mengernyitkan dahinya."Jadi dia memang yang nolongin gue? tak kirain anak PMR yang angkut gue,"
"Nggak, dia yang nolongin lu," ucap Shofi yang mengeleng-gelengkan kepalanya.
Tring
Bunyi notifikasi handphone Rasya, Rasya mengambil handphone nya dan membaca pesan via WhatsApp.
Cinta pertama ♥️
" Ra,malem ini ada acara gak?". Pesan Dimas dari aplikasi Whatsapp
Rasya tak percaya apa isi pesan itu, ini kejutan untuknya. Shofi ikut membaca pesan itu, dia senang bahwa cinta sahabat nya ini sudah ada perkembangan.
"Ra,bales tuh... doi lu udah nunggu," ucap Shofi yang menggoda Rasya.
Rasya hanya tersenyum dan dia mengetikkan pesan.
" Gak ada kok... emang nya kenapa?balas Rasya.
" Aku mau ajak kamu jalan malam ini... kamu mau gak?" Pesan Dimas.
Perasaan Rasya kini tak bisa terjabarkan, senang bukan main.
Shofi bertepuk tangan kegirangan. " Ra,lu pergi aja udah, uhuy akhirnya di ajak jalan juga sama doi,"
"Tapi lo gimana? Masa sendiri dirumah?" tanya Rasya khawatir. Tak mungkin ia meninggalkan Shofi sendiri di rumah, Shofi tuh bisa liat mahluk-mahluk kasat mata, dan parahnya dia gak bisa ngendaliin.
"Yaelah,gak papa kok santuy aja," ucap Shofi yang meyakinkan Rasya.
Shofi memang tinggal sementara bersama Rasya, dikarenakan Shofi muak bersama keluarga tirinya saat dirumah. Bukan kali ini saja Shofi tinggal di rumah Rasya, tapi sudah berkali-kali dari SMP hingga sekarang.
"Yaudah kalo gitu," ucap Rasya lega.
" Aku mau kok". Balas Rasya
" Aku jemput kamu jam 7 yah..
Jangan lupa dandan yang cantik 😘".Update lagi guys...
Maap baru update soalnya aku lagi writing blocked, kadang blank otaknyaJan lupa vote+comenct+share yah
Revisi
Sabtu, 18 april 2020
Riyanti
KAMU SEDANG MEMBACA
RASYA
Teen FictionCinta, Sebuah kata yang mampu membuat ku bahagia dan hancur dalam waktu singkat. Rasa itu kian menggebu, hingga aku tak sanggup menahannya. Hari itu pun tiba, saat dia menggengam tanganku dan mengatakan kalimat yang ingin ku dengar sedari dulu. T...