Hancurnya Amalan

25 0 0
                                    

・・・
Hancurnya amalan segunung dari orang-orang yang merobek tirai untuk bermaksiat kepada Allah dikala sendiri. Ini termasuk ciri munafik dalam sisi amalan.

Dari Tsauban, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata,
“Sungguh aku mengetahui suatu kaum dari umatku datang pada hari kiamat dengan banyak kebaikan semisal Gunung Tihamah. Namun Allah menjadikan kebaikan tersebut menjadi debu yang bertebaran.” Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, coba sebutkan sifat-sifat mereka pada kami supaya kami tidak menjadi seperti mereka sedangkan kami tidak mengetahuinya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun mereka adalah saudara kalian. Kulit mereka sama dengan kulit kalian. Mereka menghidupkan malam (dengan ibadah) seperti kalian. Akan tetapi mereka adalah kaum yang jika bersepian mereka merobek tirai untuk bisa bermaksiat pada Allah.”⁣
(HR. Ibnu Majah no. 4245. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan). Ibnu Majah membawakan hadits di atas dalam Bab “Mengingat Dosa”.

Hadits di atas semakna dengan ayat,
“Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan.”
(QS. An-Nisa’: 108)

Hadits di atas tidak hanya diartikan sebagai maksiat yang dilakukan seorang diri di dalam rumah tanpa dilihat oleh orang lain. Juga makna hadits tersebut adalah menghalalkan atau menganggap remeh dosa yang diperbuatnya. Sebagaimana dijelaskan Syaikh Muhammad Al-Mukhtar Asy-Syinqithi

"Ada orang yang melakukan maksiat sembunyi-sembunyi namun penuh penyesalan. Orang tersebut bukanlah orang yang merobek tabir untuk menerjang yang haram. Karena asalnya orang semacam itu mengagungkan syari’at Allah. Namun ia terkalahkan dengan syahwatnya. Adapun yang bermaksiat lainnya, ia melakukan maksiat dalam keadaan berani (menganggap remeh dosa). Itulah yang membuat amalannya terhapus.
(Syarh Zaad Al-Mustaqni’, no pelajaran 332)⁣

Sahabat Hijrah Fillah (SHF2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang