Part 6 : Sebuah akhir

11.8K 209 12
                                    

Gw kumur - kumur sebelum bertemu dengan nenek gw, karena gw baru aja menelan sperma mas Jaka yang banyak, gak mau ketahuan kan mulut gw bau sperma. Gw lihat mas Jaka sedang merokok di luar, mungkin dia menenangkan diri atas kejadian yang baru di alami nya, kejadian yang mungkin tidak pernah dia bayangkan. "Ya kayanya ud rapih" gumam gw dalam hati, kemudian gw turun dari mobil untuk ke rumah kakak nenek gw.

Gw mengetuk pintu rumah kakak nenek gw, dan anaknya yang membukakan pintu, anaknya sudah tua dan mempunyai anak juga, jadi jangan bayangkan kalo si anak ini masih muda. Gw kemudian masuk kedalam rumah, dan nenek gw sedang mengobrol "Duh bakalan lama ini urusannya" gumam gw dalam hati, cewek kalo udah nge rumpi bakal ga inget waktu, meski udh berumur juga. Sekitar 20 menit gw duduk dan mendengarkan obrolan mereka, sesekali gw ikut menimpali karena mereka juga mengajak ngobrol. "Nek, yuk pulang udah sore, nanti jalan tol nya macet" ajak gw. "Iya bentar ya" katanya. "Gw kencing dlu ya" kata nenek gw ke kakaknya. "Akhirnya kita pulang juga ke rumah" kata gw dalam hati, karena gw tau kalo nenek gw udah ke wc artinya bentar lagi bakal pulang.

Ya benar saja setelah selesai nenek gw berpamitan dengan keluarga kakaknya, akhirnya kita berdua jalan menuju tempat parkir mobil. Gw panggil mas Jaka, "Mas ayo sudah selesai nih" kata gw, kemudian kita jalan pulang ke rumah. Di dalam perjalanan pulang gw memilih untuk diam dan hanya bicara untuk menunjukan arah jalan pulang. Hubungan kami kembali menjadi hubungan antara majikan dan supir. Di tengah perjalanan gw memutuskan untuk mampir ke rest area yang ada di jalan tol Jakarta - Cikampek, selain untuk mengisi bensin, juga untuk istrirahat dan tentu saja membayar "hutang" gw ke mas Jaka.

"Mas, nanti mampir ke rest area dlu ya" kata gw, dia hanya diam dan mengangguk saja. Selama di perjalanan di dalam tol gw banyak diam hingga akhirnya gw tertidur di dalam mobil. Hingga akhirnya gw terbangun dan rest area yang mau di tuju sebentar lagi sampai.

Ketika sampai gw mengajak mas Jaka untuk ke toilet, ya ke toilet dalam arti yang benar, "mas mau ke wc gak ? Ajak gw, "Iya mas hayu bareng" katanya, ga lupa ga menawari nenek gw kok ada makanan atau minuman yang ingin dibeli. "Nek, mau nitip makan atau minum gak? Tanya gw, "Beliin Starbuck yang biasa nenek pesan ya" katanya. "Ok" jawab gw singkat. Setelah itu gw dan mas Jaka pun turun dari mobil dan mencari toilet. Sayangnya untuk hal ini gw kurang beruntung karena toilet nya lumayan sepi dan banyak urinoir yang kosong, sehingga mas Jaka menjaga jarak dengan gw saat kencing.

Setelah urusan di wc selesai kemudian gw mengajak mas Jaka untuk k ATM yang berada di samping toilet. "Mas, ke ATM ya" kata gw. Mas Jaka hanya diam dan mengikuti gw dari belakang, kemudian gw mengambil uang sebanyak 700rb yang gw janjikan ke mas Jaka sebagai imbalan atau uang tutup mulut atas perbuatan yang gw lakukan ke mas Jaka. "Ini mas uangnya, kejadian yang tadi jangan di sebar ya mas" kata gw, sambil menghitung jumlah uang mas Jaka hanya bilang iya. Pas dengan jumlah deal yang di sepakati mas Jaka kemudian meninggalkan gw, dan kembali ke mobil. Kecewa karena gw di tinggal begitu saja, tadinya gw berniat untuk membelikan mas Jaka Starbuck juga, tapi karena mas Jaka sudah pergi duluan gw urungkan niat tersebut.

Gw kemudian membelikan kopi untuk nenek gw dan kopi untuk gw sendiri tentunya. Setelah urusan gw di Starbuck selesai gw kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan pulang. Kita tiba di rumah jam 8 malam, karena jalan yang macet karena proyek jalan tol layang, lelah tentu saja, tapi gw juga merasa sangat beruntung bisa mencicipi "sosis" supir yang ganteng ini, meski merelakan uang 700rb melayang.

Setibanya di rumah, gw menemani nenek gw masuk dan kemudian gw memberi uang atas kerjaannya hari ini karena mengantar gw dan nenek gw ke Jakarta, mas Jaka hanya bilang terima kasih dan berlalu pergi dari rumah gw. Gw hanya bisa menatap dia dari halaman rumah.

Malam harinya sekitar pukul 10 malam, gw mencoba me WA mas Jaka, namun belum ada tanda baca di WA nya. "Mungkin dia cape, dan langsung tidur" ujar gw dalam hati. Esok paginya gw mengecek hp, dan membuka WA ternyata belum ada perubahan dari tanda centang mas Jaka. "Mungkin belum buka hp lagi" harap gw dalam hati.

Hingga 1 minggu WA nya tidak ada perubahan, pupus sudah harapan gw untuk bisa terus berkomunikasi dengan mas Jaka. "Mungkin nomor gw ga di save atau sudah di blok" pikir gw dalam hati. Akhirnya gw putuskan untuk melupakan mas Jaka.

Terima kasih mas Jaka sudah memberikan kesempatan untuk jalan dan menghisap punya mas.

-The End-

Terima kasih para reader yang telah membaca cerita supir pengganti, jangan lupa untuk vote dan komen

Semoga menantikan cerita gw yang lainnya

Supir PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang