Kita ditakdirkan untuk tidak bersentuhan
Sekedar bertatap muka lalu perlahan menghilang..Angkasa kali ini menyegerakan mimpi, anginpun membelai lembut dan mengecup.
Ucapan janji itu laris manis kau anggarkan dan aku dengan bodohnya masih bertahanKamu tau defenisi "AKU" ?
Tidak berguna dan tidak spesial.
Aku sudah mengupayakan agar aku tetap menjadi prioritas namun waktu memilih aku untuk disingkirkan.
Aku pernah membayangkan betapa kejam definisi itu namun aku tetap bersikukuh untuk tetap bertahan walau posisiku sudah tak lagi sama.
Aku tak marah jika posisiku diganti
Hanya saja aku kesal dengan AKU.Tentunya aku ingin marah!
Sesama awan lalu bertabrakan melebur menjadi satu
Ingin terpecah namun sulit di atas udara yang saling melilitKu sambut bayangmu dengan pelukan suci, tatapan rindu dan kalimat syahdu.
Bagaimana mungkin kau bisa menghilang tanpa aba-aba?Apakah rinduku seperti ancaman? Yang membuatmu tak nyaman?
Lihatlah dan rasakan bagaimana air menyapu bersih nodamu, kini bekas rindu itu sudah lekas memudar,
Berbanggalah karna kau bisa terlepas dari hentinya degupan jantungku
Angkasa, 28 Oktober 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Siksa Rindu
PoetryCoretan sembrono dari sang pecandu rindu. "Rindu yang telah lama menyiksa dan tak memiliki titik temu. Tak paham dengan rindu kenapa ia tak enyah dari hatiku sekarang!" picture by: pixabay