0.2 Meet Again

2.6K 184 11
                                    

"Mana ponsel kamu?" Elang mengulurkan tangannya, meminta ponsel milik Nabila.

"Buka pintunya, aku mau keluar" Mereka sudah ada di depan rumah Nabila sejak ima belas menit yang lalu. Tapi Elang masih mengunci mobilnya, Elang ingin meminta ponsel Nabila untuk mengetahui nomornya. Tapi Nabila terus keras kepala dan tidak memberikan ponsel miliknya pada Elang.

Nabila tidak ingin berurusan lagi dengan Elang.

"Kakak gak akan buka pintunya kalo kamu gak ngasih ponsel kamu"

"Huffft" Nabila menghembuskan napasnya berat, mau tidak mau ia harus memberikan ponselnya pada Elang. Jika tidak, sampai kapanpun sepertinya Elang tidak akan membiarkannya pergi. "Nih"

Elang mengetikkan sesuatu disana, di ponselnya Nabila lalu mengembalikannya lagi kepada pemiliknya.

"Ini"

"Yaudah Bila pulang dulu, makasih udah nganterin pulang"

"Gak usah bilang makasih, udah kewajiban Kakak sebagai pacar kamu buat anterin kamu pulang"

"Bodo amat, halu mulu kerjaannya. Hati-hati dijalan" Bila tidak memperdulikan perkataan Elang. Bila keluar dari mobil Elang tanpa memperdulikan bahwa si pengendara masih menatapnya sampai ia memasuki rumahnya.

Bila memasuki rumahnya yang sepi, Bundanya belum pulang dari bekerja, rumah selalu saja seperti itu, tidak heran jika Bila sering merasakan kesepian. Bila menjatuhkan dirinya di sofa ruang tamu tanpa memperdulikan jika ia masih memakai seragam.

Drrrrtttt Drrrttt

Drrrrttt Drrrtt

Baru saja Bila akan menutup matanya, getaran ponsel di atas meja membuatnya harus bangun dan tentu saja dengan gerutuan kecil yang keluar dari bibir pinknya.

'Hallo Nabila Chloe Azzahra anaknya Bunda Melaney Ricardo ~'

'Bunda aku, Bunda Tiara bukan Bunda Melaney'

'Ohhh udah ganti?'

'Ihhhh dari dulu juga Bunda Tiara. Ada apaan sih? Gak jelas banget. Aku matiin nih'

'Eh eh sorry deh jangan marah. Aku cuman mau ngasih tahu kamu aja, kalo Putri ajak kita semua buat nongkrong di cafe biasa'

'Kapan?'

'Jam tujuh udah nyampe sana. Udah ya kita tunggu disana, bye'
Vina mematikan panggilannya sepihak membuat Nabila mendengus sebal. Dasar pemaksa teman yang satu itu.

Bila turun dari kamarnya setelah bersiap untuk pergi ke cafe menemui teman-temannya. Dan pas sekali, ia berpapasan dengan Bunda di ruang tamu.

"Kamu udah cantik, mau kemana?"

"Bila mau ketemu sama temen-temen, di cafe biasa Bun"

"Yaudah hati-hati pulangnya, jangan terlalu malem pokonya"

"Iya Bun, kalo gitu Bila berangkat dulu yaaa" Sebelum Bila pergi, ia menyempatkan untuk mencium pipi kanan dan pipi kiri Bundanya, itu adalah salah satu aturan yang harus dilakukannya sebelum pergi.

Nabila memberhentikan taksi yang pas sekali sedang lewat di depan rumahnya.

"Pak, True Love cafe"

"Baik"

Drrrtt Drrrttt

Drrrttt Drttt

My Possessive Boyfriend (Part Of Possessive)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang