0.4 Pemaksa

2K 156 10
                                    

"Bil, lo mau pulang bareng gue gak?" Wildan bertanya saat bel pulang sekolah naru berbunyi.

Nabila berpikir, Elang tidak mungkin menjemputnya kan? Sekolah Elang lumayan jauh dari sekolah Nabila. Jadi tidak mungkin Elang menjemputnya, itu alasan yang bagus bagi Nabila. Apalagi Nabila memang orangnya tidak bisa menunggu, oh lebih tepatnya ia benci menunggu.

"Heh bolot malah ngelamun" Putri menyentil kening Nabila sampai gadis menggerutu kesal.

"Enak aja bilang aku bolot. Sana kalian pulang, biar aku pulang sama Wildan"

"Emmm terus pacar lo gimana?" Vina bertanya, pasalnya Nabila sudah menceritakan semuanya pada mereka. Semua, tanpa terkecuali.

"Bodo amat lah, lagian mungkin dia masih di sekolahnya"

Nabila berpikir, apa tidak apa-apa ia pulang dengan Wildan?

Ia takut Wildan akan terkena imbasnya. Ah sudahlah, Nabila mencoba mengabaikan perkataan Elang tadi pagi.

"Ayo pulang" Wildan berkata sambil memasukkan kedua tangannya di saku celana.

"Kita duluan yaaa?" Putri dan Vina berpisah di parkiran sekolah.

"Iya kalian hati-hati" Nabila melambaikan tangannya sampai kedua temannya itu menghilang dari pengelihatannya.

"Naik" Nabila naik ke motor Wildan yang agak tinggi membuatnya sedikit susah.

Wildan dan Nabila berbincang kecil saat di perjalanan, perbincangan yang memang tidak penting. Bukankah kalian juga seperti itu bersama teman-teman kalian?

SRETTT

Tiba-tiba saja Wildan berhenti mendadak di tengah jalan, membuat Nabila terkejut.

"Apaan sih Wil? Yang bener dong ah bawa motornya" Nabila menggerutu sambil menetralkan jantungnya yang masih berdetak sedikit cepat karena terkejut.

"Itu ada mobil yang tiba-tiba berhenti" Ternyata Wildan berhenti karena tiba-tiba ada mobil sport hitam yang berhenti di depannya. Membuat Wildan mau tidak mau harus mengeremnya dengan mendadak.

"Itu mobil stress kali ya berhenti seenaknya, ngalangin jalan aja" Nabila kesal karena si pengemudi mobil tidak keluar dari mobil atau bahkan melanjutkan perjalanannya.

Mata Nabila membulat sempurna saat melihat si pengemudi mobil sport keluar dari mobilnya, menatapnya dengan tajam dan dingin.

"Mampus, kenapa aku gak inget sih kalo itu mobil dia" Nabila menepuk jidatnya, kenapa dia bisa sampai lupa seperti itu.

"Itu cowok lo kan?" Wildan bertanya pada Nabila. Benar, yang menghalangi jalan mereka adalah Elang.

Nabila hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Wildan. Nabila menghembuskan napasnya berat kemudian perlahan turun dari motor Wildan.

Elang menghampiri Nabila dan Wildan. Matanya menatap Nabila, membuat Nabila menelan salivanya susah payah.

"Emmm Kak-" Baru saja Nabila akan berbicara, tapi Elang sudah menyelanya.

"Kamu lupa apa yang Kakak bilang?" Nada bicara Elang berubah, suaranya lebih terdengar dingin dan menyeramkan. Tidak seperti kemarin yang ramah dan baik padanya.

"Aku kira Kakak gak akan jemput, jam pulang sekolah kita sama, di tambah jarak sekolah Kakak ke sekolah aku jauh. Jadi-"

Dan lagi-lagi Elang menyela perkataan Nabila "Kakak udah nunggu kamu dari setengah jam yang lalu di depan gerbang sekolah kamu. Kakak tahu kamu paling gak suka nunggu, makannya biar Kakak yang nunggu meskipun Kakak harus bolos pelajar terakhir" Perkataan Elang membuat Nabila tidak bisa berkata-kata, Nabila tidak pernah membayangkan Elang akan memperlakukannya sebaik itu.

My Possessive Boyfriend (Part Of Possessive)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang