0.8 Serpihan Masa Lalu

1.3K 113 5
                                    

Nabila menatap pantulan dirinya di cermin lalu tersenyum "Its okay, aku 'kan gak punya perasaan sama Kak Elang" andai ada yang melihatnya, mereka akan tahu jika Nabila tersenyum dengan sedih bukan senyuman bahagia yang biasanya ia tunjukan.

Nabila menghembuskan napasnya berat untuk terakhir kali sebelum keluar dari toilet.

"Bil..."
Nabila menatap Elang yang berdiri dengan setia sambil memangku kedua tangannya di depan dada. Nabila hanya menatap Elang, menunggu apa yang akan diucapkan oleh kekasihnya itu.

"Maafin Kakak...Kakak gak-"

"Kakak gak usah minta maaf, kan gak salah apa-apa"

Elang merasa bersalah, apalagi Nabila menganggapnya tidak bersalah. "Tapi-"

"Bila gapapa Kak... ayo balik lagi ke kantin" Untuk pertama kalinya Nabila berjalan dan mengaitkan tangannya di lengan Elang, membuat lelaki itu tersenyum hangat menatapnya.

"Bil... kamu gapapa kan?" Salma bertanya saat Nabila dan Elang kembali lalu duduk di meja mereka.

"Lah emang aku kenapa?"

Elang mengelus kepala Nabila dengan sayang "Kamu makan aja, gak usah dengerin dia"

Nabila menganggukkan kepalanya, ia mencoba untuk tidak memikirkan obrolan mereka tadi. Ia sudah mulai membuka hatinya untuk Elang, ia harap semuanya akan baik-baik saja seperti jalan berbunga tanpa kerikil.

Mereka makan dalam tenang, entah suka atau kelaparan tapi tidak ada yang memulai pembicaraan sampai ada hal yang mengusik Elang.

"Itu murid baru? Cantik ya"

"Kenapa bisa sama Elang?"

"Kalo dia jomblo, bakal gue deketin. Males gue berurusan lagi sama si Elang"

"Yaudah tunggu mereka putus aja"

Beberapa orang sedang memperbincangkan Nabila dan Elang, tentu saja itu terdengar jelas di telinga mereka. Apalagi kalimat terakhir membuat Elang murka.

Elang menggebrak meja seketika, membuat Nabila dan yang lain terkejut bukan main. Elang pasti marah, Nabila juga mendengar ucapan mereka tapi Nabila tidak mempedulikannya, toh Nabila tidak mengenal mereka sama sekali.

Elang berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri sekumpulan siswa lelaki yang menjadikannya bahan gosip.
"Ngapain kalian ngomongin cewek gue?!"

"Lah siapa juga yang ngomongin lo, kurang kerjaan aja" Satu lelaki yang memakai nametag bertuliskan Irham menyangkal namun tersenyum meremehkan Elang.

Nabila dan yang lain menghampiri Elang "Kak udah Kak..." Nabila mencoba menenangkan Elang, tapi Salma malah menahan tangannya. "Jangan, Kak Elang kalo lagi emosi gak akan peduli"

"Gue denger omongan lo berdua!" Elang menunjuk tepat di depan wajah Irham dan Lukman.

"Lang udah Lang... ada Nabila" Fardan mencoba menenangkan Elang meskipun dia tahu hasilnya akan nihil, Elang adalah orang yang keras kepala.

"Kalo lo denger, apa masalahnya sama kita?!"

"Silahkan aja kalo lo mau nunggu gue putus, yang pasti gue gak akan pernah putus"

Irham malah menyeringai dan menaikkan sebelah alisnya "Oh ya? Mau gue bantu biar putus???"

BUG BUG

Elang memukul lelaki itu, tentu saja Elang tidak terima memangnya siapa dia sampai berani menghancurkan hubungannya dengan Nabila.

"Calm down bro" Faro dan Fardan mencoba menahan Elang, Elang tidak akan berhenti sebelum korbannya merasakan sakit. Sedangkan Irham, lelaki itu masih sempat-sempatnya tersenyum saat dirinya terkena pukulan Elang.

My Possessive Boyfriend (Part Of Possessive)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang