0.9 Irham's Explain

1.4K 96 8
                                    

Nabila termenung di salah satu cafe yang tidak jauh letaknya dengan sekolah di temani segelas milkshake dan sepotong kue. Nabila memang tidak lapar, ia memesan hanya untuk formalitas. Nabila tidak mungkin hanya menumpang duduk di cafe dengan tidak tahu malunya.

Pikirannya berkeliaran memikirkan tentang semuanya, tentang Elang, tentang hubungan dirinya dengan Elang, dan tentu saja tentang Elang dan masa lalunya yang katanya masih Elang ingat, baik dalam hatinya ataupun pikirannya.

Nabila hanya menatap ponselnya yang terus saja bergetar yang tergeletak di atas meja dengan layar ponsel yang memperlihatkan Elang menghubungingya. Nabila hanya terus menatap ponsel dalam diam sampai sebuah suara mengganggunya.

"Kenapa gak di angkat? Dia kan cowok lo" Lelaki itu dengan tidak tahu malunya duduk di seberang Nabila.

"Kamu ... cowok yang tadi, 'kan?" Nabila bertanya dengan kebingungan, kenapa lelaki itu ada di sana. Apa itu sebuah kebetulan atau memang takdir?

Lelaki tadi mengulurkan tangannya sambil tersenyum "Gue Irham"

Nabila hanya menatap tangan Irham tanpa minat menbuat Irham tersenyum "Tenang, tangan gue gak najis ko"

Dengan terpaksa Nabila membalas jabatan tangan Irham "Nabila"

Irham menunjuk meja "Ini gak lo makan? Buat gue aja" Dengan tidak tahu malunya Irham malah meminta makanan Nabila, padahal di sekolah Irham sudah bertengkar dengan Elang dan mengakibatkan sebuah rahasia terbongkar dengan tidak sengaja.

Nabila menggelengkan kepalanya "Engga. Makan aja"

Nabila berdiri dari duduknya "Aku titip tas bentar"
Nabila kembali dengan kotak p3k yang berada di tangannya membuat Irham mengerutkan keningnya

"Buat apaan?"
Nabila tidak menjawab pertanyaan Irham, ia fokus mencari sesuatu untuk mengobat Irham.

"Awww awww sakit anjirrr, pelanan dikit kek" Irham merintih kesakitan saat Nabila mulai mengobati wajah tampannya yang luka karena pukulan Elang. Pukulan yang diberikan Elang memang tidak main-main.

Nabila memutar matanya malas mendengar ocehan dan rintihan Irham "Tadi aja nantang Kak Elang, sekarang kaya banci"

"Heh! Masa gue-Awww awww sakit Bil!" Sebelum Irham menyelesaikan perkataannya, Nabila menekan sedikit luka Irham agar lelaki itu berhenti mengoceh yang tidak perlu.

"Kenapa tadi mancing emosinya Kak Elang?" Nabila bertanya tapi matanya masih fokus mengobati wajah Irham.

Irham memegang tangan Nabila yang sedang mengobati wajahnya, membuat Nabila menatapnya. "Awww" Irham tidak sengaja memegang tangan Nabila yang membiru.

"Sakit?" Irham bertanya, tapi matanya masih fokus menatap lebam itu. Irham merasa kasihan dengan keadaan Nabila sekarang.

"Lepas! Bukan urusan kamu" Nabila melepaskan begitu saja tangan Irham tanpa menjawab pertanyaan lelaki itu.

Andai lo tahu, lo pasti bakalan ngerti - Irham

"Lo sayang sama Elang?"

Saat mendengar pertanyaan Irham, Nabila langsung menatap Irham yang ternyata menatapnya dengan dalam. Nabila bungkam, apa kecewa yang ia rasakan saat ini karena dia sudah menyayangi Elang? Apa perasaan Nabila dapat dikatakan sayang dan cinta?

Irham tersenyum "Lo gak usah jawab, gue udah tahu jawabannya"

"Mmm... Aku boleh nanya?" Nabila dengan ragu meminta ijin, apa ia boleh dan berhak bertanya sesuatu? Sesuatu yang mungkin menjadi kepingan puzzle milik Elang, yang akan Nabila pecahkan lambat laun.

My Possessive Boyfriend (Part Of Possessive)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang