10. King of syco

155 23 8
                                    

[Bosen kan ya kalau media yng aku kirim gambar Lose aja, jadi.untuk part ini dan last part akan aku kasi foto terbaiknya Jimin-ku. #eh Jiminnya ARMY maksudnya, ehehe.]

Author's POV

BUGH

Sekali lagi, pukulan kuat itu mendarat tepat diperut Jimin, membuat pemiliknya memuntahkan cairan dari dalam mulutnya. Remaja itu tersungkur disudut ruangan, entah sudah berapa pukulan yang dia terima.

Lalu, apa Jimin melawan?

Jawabannya tidak, bagaimana bisa melawan kalau kedua tangannya diikat dibelakang tubuhnya? Sementara Seokjin sendiri kini mengusap wajah rupawannya dengan handuk, kemudian menegak beberapa kali air minum, sebelum akhirnya menatap Jimin remeh.

"Kurasa kau masih hidup, benar?" Jimin terbatuk lagi, kali ini mengeluarkan darah yang membuat seluruh kerongkongan dan mulut Jimin terasa amis dan menjijikkan. "Habisi saja aku, kurasa kau tidak akan mam--"

BUGH.

"Siapa bilang aku tidak mampu? Kau kira aku lemah? Diam atau aku pastikan kau tidak akan bisa menghirup udara malam ini." Jimin mengatur napas, begitu juga dengan Seokjin, dua manusia itu sebenarnya sudah mulai merasa lelah.

Tapi tidak ada yang mau mengalah.

"Sudah, aku kira sudah cukup untuk beradu otot denganmu, mari kita mulai. Jangan salahkan aku kalau tiba-tiba gunting ini menancap diwajah atau paling tidak ditubuhmu yang lain." Seokjin memunculkam smirk-nya. Membuat Jimim menelan ludah.

Apa Jimin tidak takut?

Bohong kalau remaja tampam itu bilang 'tidak', karena sejujurnya, Jimin takut jika saja benda tajam itu menusuk tubuhnya, membuatnya mengeluarkan darah dan membuatnya mati perlahan.

Oh, jangan lupakan tentang Seokjin yang akan mengulitinya saat dia sudah mati nanti, seperti yang dia lakukan pada dua mayat temannya.

Hati Jimin berteriak minta tolong, apalagi saat melihat Seokjin sudah melangkah mendekatinya dengan gunting pemotong rumput itu ditangannya.

Tuk.

Seokjin mengetukkan guntingnya dilantai, kemudian tertawa mengeluarkan suara tawa mengerikan yang membuat Jimin bergidik takut. "kau takut, anak pemberani?"

"Tidak, aku bahkan menunggu bagaimana caramu menghabisiku, Tuan Syco."

Mendengar itu, Seokjin semakin geram, kini dia melangkah lehih dekat lagi, lalu menusuk Jimin pertama kali pada bagian bahu. Membuat Jimin memejamkan mata dengan air mata yang keluar tanpa permisi.

"Bagaimana, hm?" Jimin mengatur napasnya, kemudian Seokjin mencabut guntingnya, lalu nengambil pisau kecil dari atas nakas. "Mari kita lakukan operasi di tubuh mungilmu ini."

Seokjin mendekat, dengan tangan terangkat membawa sebuah pisau panjang yang tampak tajam, pisau yang bisa merobek kulit sampai bagian terdalam dalam sekali tusukan.

Membuat Jimin memejamkan mata erat, dipikirannya hanya satu, "apakah Jungkook sudah sampai dirumah? Apakah Clarie berhasil membantu Jungkook keluar dari sini tanpa kendala? Jika selamat, apa yang tengah Jungkook lakukan sekarang? Apa ayah dan ibunya merasa sedih? Apa kematiannya nanti bukan hal yang sia-sia?"

BRAK.

"HENTIKAN SEOKJIN!"

Mendengar itu, dua kepala yang ada disana menoleh kesumber suara, yang satu menatap tak percaya, sementara yang satunya lagi menatap dengan tatapan terkejut. "Hentikan semua pekerjaanmu sekarang! Apa untungnya kau dengan menghabisi Jimin, hah?!" Seokjin mengerjap beberapa kali, tangannya turun perlahan, sementara kepalanya sedikit miring, menatap Yoongi yang sekarang berusaha membantu Jimin untuk duduk dengan seringaian menakutkan luar biasa bagi Jimin.

LOSE || BTS FANFICTION✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang