00.07

59 18 0
                                    

Candaan dan tawa yang kini terdengar di sebuah rumah perkomplekan paling ujung yang menghadap langsung gapura bercat hijau bertuliskan komplek KPOP.

Candaan yang kini menghangatkan percakapan dan ditambah tawa yang membuat hubungan pertemanan mereka terlihat harmonis tanpa ada masalah, wajah yang ceria selalu terpancar dari mereka.

Lain hal dengan Yoon Jeonghan yang baru saja turun dari mobil dan meninggalkan Seungcheol yang mematung dengan seribu pertanyaan yang siap dia lontarkan untuknya.

Yoon Jeonghan berjalan menuju dalam rumah tanpa menghiraukan teman-temanya yang menghujaninya dengan seribu pertanyaan, wajah Jeonghan yang penuh dengan lebam dan sudut bibirnya mengeluarkan darah yang mulai berhanti mengalir dan seakan mulai mencair.

"Woy Lo dengerin gak seh"ucap wonwoo dengan nada kesal karena pertanyaan-pertanyaan yang ia lontarkan tidak ada jawaban dan tidak ada tanda-tanda Jeonghan mau menjawabnya.

"Lo kenapa Han, wajah Lo lebam gitu dan itu juga darah apa?" Tanya Seungkwan yang tepat berada di depan Jeonghan. Membuat Jeonghan sukses menghentikan langkahnya dan membuat tangan Seungkwan memegang wajah Jeonghan yang lesu penuh dengan lebam.

Jeonghan mengalihkan tangan Seungkwan yang masih berada di wajahnya, Seungkwan yang memegang wajah Jeonghan membuat  rasa nyeri di seluruh muka Jeonghan.

"Sakit bangsat Jan di pegang" ucap Jeonghan sambil melepas tangan Seungkwan dari mukanya dengan cengkraman yang menyisakan bekas di tangan Seungkwan.

Jeonghan seraya meninggalkan Seungkwan yang meringis kesakitan karena bekas cengkraman yang baru saja ia  lepas.

"Wah Lo kenapa Kwan bakwan" ucap Vernon dengan nada cemas + meledek.

"Tu tangan sakit gak" ucap Seungcheol yang masih berjalan menuju mereka dengan menunjuk tangan Seungkwan

"Gak bang ini enak kok, lu mau nyubain" jawab Seungkwan dengan nada sinis.

Percakapan yang masih terdengar Jeonghan kini beringsut menghilang. Mata indah yang dimiliki Jeonghan itu mulai tertutup perlahan, walaupun kini area mata itu terlihat membiru karena sebuah pukulan.

Sentuhan lembut dan rasa dingin itu kini dirasakan olehnya. Jeonghan seraya perlahan membuka matanya, ia mendapati sesosok wanita yang sedang duduk di ranjang sebagai ia tidur sedang fokus mengompres luka yang ada di wajah Jeonghan.

"Ngapain lu bang senyum-senyum" ucap Hani yang duduk di kursi sebelahan dengan ranjang yang sekarang ia tiduri.

"Isss paan lu dek" jawab Jeonghan sambil mengalihkan pandangannya dari Yoria ke Hani.

"Awwww" rintih Jeonghan sambil memegangi wajahnya

"Makanya diem Jan gerak mulu" Ucap Yoria sambil mengalihkan tangan Jeonghan dan kembali mengompres dengan sangat pelan.

"Manisnya bidadari ku" ucap Jeonghan sambil tersenyum ke Yoria

"Gak usah gombal lu" sahut Yoria sambil melangkah meninggalkan Jeonghan dan Hani.

Yoria menyembunyikan wajahnya yang memerah akibat ulah Jeonghan. Ulahnya yang bucin gak ketulungan yang bisa membuat sebagain orang manjadi penghuni kamar mandi akibat mendengar kata-kata Jeonghan, dan membuat sebagian wanita semakin tergila-gila olehnya.

Yoon Jeonghan kembali sendiri di dalam kamar yang lumayan besar. Hani sudah kembali kerumah sepuluh menit yang lalu. Sedangkan Yoria pulang kerumah di antar Wonwoo. Dan yang lain mungkin sedang asik nonton Drakor atau Mabar ML atau hanya tiduran sambil saling menjahili.  Itu yang ada di pikiran Jeonghan sekarang pasalnya Jeonghan tidak mendengar suara mereka.

Yoon Jeonghan perlahan mulai memejamkan matanya. Kembali ke dunia mimpi dan berharap ia akan mendapatkan apa yang sekarang ia inginkan di dunia hayal itu.

"Yoon Jeonghan" ucap seseorang dari balik pintu

Jeonghan yang mendengar namanya dipanggil langsung membuka matanya perlahan.

GELAP

Ya ruangan itu gelap tanpa cahaya Jeonghan mencoba menyalakan lampu dan hasilnya nihil, ia langsung beranjak keluar kamar untuk meminta bantuan dan mencari tau siap yang memanggilnya .

Perlahan ia memegang daun pintu den membuak pintu perlahan, kini pintunya sudah berhasil terbuka lebar. Tapi tidak ada orang di balik pintu itu, siapa yang memanggilnya tadi? Pikiran negatif  Jeonghan mulai kambuh. Kepalanya berat dan tersa sedikit nyeri dan perih di wajahnya. Tanpa pikir panjang Jeonghan kembali menutup pintu dan merebahkan diri di kasur.

Mata Jeonghan baru saja tertutup sempurna kini ada Suara yang seseorang yang memangil-manggil namanya di balik pintu.

Brukkk

Plakkkkkk

"Awwww sakit bang" ucap Vernon sambil memegangi perutnya yang baru saja mendapat pukulan dari seorang Jeonghan

Wonwoo yang berada di dekat saklar langsung menyalakan lampu. Ekspreksi Vernon mengundang gelak tawa siapa saja yang menyaksikannya termasuk Jeonghan yang sedang menertawai Vernon seakan ia tidak memiliki masalah.

"Lagian Lo ngapain heh"ucap Jeonghan di sela-sela tawanya

"Mau ngerjain lo NJING, tapi lonya gak asik" ucap Vernon sambil memajukan bibirnya yang langsung mendapat sambutan dari Seungcheol yang berada di sebelah Vernon

"Sakit Ajeng" ucap Vernon sambil memegangi bibirnya yang baru saja dipukul sandal oleh sang Abang tertua.

"Siapa suruh kek gitu, jijiq tau" ucap Seungcheol sambil melanjutkan tawanya yang tertunda.

Sehabis mereka berdebat mereka kembali ke kamar untuk tidur. Jeonghan yang merasa kepalanya semakin berat langsung meminum segelas air putih dan segera merebahkan dirinya di kasur. Sayup-sayup mata Jeonghan mulai tertutup rapat, wajah yang tadi sore memerah akibat emosi yang memuncak kini wajah itu kembali damai dan tentram.

"Woy-woy bangun shalat dulu" ucap Seungcheol sambil mengetuk pintu kamar teman-temanya yang masih terkunci.

"Nagantuk bang" ucap Seungkwan dari dalam kamar

"Bangun gak lo, gue hitung sepuluh kali kalo kalian gak bangun gue bakalan kunci pintu rumah biar gak bisa keluar satu bulan" ucap Seungcheol dengan lantang dan menekankan setiap kalimat yang ia lontarkan.

Mareka yang beru saja mendengar  apa yang dilontarkan Seungcheol langsung beranjak keluar dengan mata yang setengah tertutup.

Jeonghan yang baru saja merasakan nikmatnya tidur lagi-lagi terganggu oleh bacotan-bacotan yang membuat ia mendaftar hewan-hewan di kebun binatang.

"Anjing.... Bangsat... Gue baru tidur" ucap Jeonghan sambil melempar bantal yang ia pegang.

"Udah untung gue bangunin, gue ajak shalat ngajak beribadah.. malah dihujat"ucap Seungcheol sambil menangkap bantal dari Jeonghan

"Lo mau nikahin anak orang kalo gak bisa shalat mau lo ajarin apa hah ajarin berantem" tambah Seungcheol dengan bergaya seperti pak ustad.

"Bacoottttt sayang" sahut Jeonghan sambil meninggalkan mereka semua.

Mereka mengikuti langkah Jeonghan ke ruangan kosong yang bisanya mereka jadikan tempat shalat atau tempat Mabar dan tempat menyusun rencana untuk tawuran :")


makasih yang mau baca,dan maksih juga udah nunggu ceritaku

Love you
#Yoon Hana

TRAUMA •JEONGHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang