Haechan menatap datar pada ponselnya yang tengah menunjukkan foto salah satu mantan kekasihnya yang tengah bersama seorang wanita.
"Jisung!!" dengan penuh amarah pemuda manis itu membanting kasar ponselnya ke lantai, walaupun sudah di kuasai oleh dendam sekalipun tapi Haechan masih memiliki rasa pada pemuda tinggi itu.
"Sialan!! Akan ku patah-kan tangan jalang itu karena sudah berani
menyentuh mu" teriak Haechan kesal seraya menginjak-injak ponselnya yang sudah hancur."Ingin berganti tujuan-eh?" ejek Sanha yang sama sekali tak di tanggapi oleh pemda manis itu.
"Sial!! Mengapa aku harus cemburu?" ucap pemuda manis itu seraya mengusap wajahnya dengan kasar.
"Ikut aku!! Kita mulai rencananya hari ini" ajak si manis seraya menarik lengan Sanha dengan kasar, membuat pemuda tampan yang tengah menenggak air mineral itu tersedak karenanya.
"Uhuk!! Uhuk!!, sialan!!" si manis hanya mampu meringis pelan kala melihat sahabatnya itu yang tengah terbatuk di hadapannya.
"Maaf, aku terlalu terbawa emosi" ucap Haechan seraya mengusap punggung Sanha dengan pelan.
"Tak apa, jadi?" tanya Sanha penasaran kala merasakan tenggorokan-nya sudah lebih baik.
"Kau akan tahu nanti" ucap si manis seraya berjalan terlebih dahulu, lalu di susul oleh Sanha setelahnya.
'Akan ku hancurkan kalian hingga tak tersisa' batin Haechan penuh kebencian.
~~~~~~~~~~~~~~~
Lee Haechan pada awalnya hanyalah seorang pemuda biasa yang begitu memiliki banyak mimpi, kehidupannya pun terasa sangat membosankan karena pemuda manis itu hanya menggunakan waktunya untuk belajar. Mungkin jika di ingat lagi tak ada hal yang begitu menarik dari kisah hidupnya, kehidupannya layaknya anak bawang yang selalu duduk di meja paling depan. Dan menghabiskan waktu istirahatnya untuk membaca buku di perpustakaan daripada mencari makanan di kantin seperti murid-murid yang lain.
Sampai tiba-tiba saja ada tujuh orang pemuda asing yang memasuki kehidupannya tanpa permisi.
Setiap pagi salah satu dari ketujuh pemuda itu pasti akan ada di depan rumah sederhananya, tersenyum manis layaknya seorang kekasih. Ketika jam makan siang pun ketujuh pemuda itu akan menemaninya memakan bekal yang ia bawa dari rumah. Mereka juga akan menemaninya membaca buku di perpustakaan tanpa protes jikalau ia terlalu lama disana, hingga mengantar ia pulang setiap harinya tanpa rasa lelah.
Hingga perasaan suka-pun tumbuh di hati pemuda manis itu, perasaan yang terasa begitu asing itu selalu membuatnya salah tingkah ketika tengah bersama dengan ketujuh pemuda itu.
"Jadilah milik kami!!" kala itu tengah jam istirahat ketika ketujuh pemuda itu tiba-tiba saja berlutut di hadapannya.
Memang pada dasarnya ia sudah menaruh hati kepada ketujuh pemuda itu langsung menerimanya tanpa rasa curiga. Merekapun menjalin hubungan, Haechan mencintai semua kekasihnya tanpa kecuali ia pun selalu bersikap adil pada semunya. Hingga hubungan mereka terjalin cukup lama, tak ada sesuatu yang janggal kala itu. Si manis pun tak menyadari adanya hal aneh yang terjadi.
Hingga pada suatu saat para kekasihnya menghilang secara tiba-tiba, tak ada satupun dari mereka yang memberinya kabar. Telpon dan pesan yang ia kirim pun tak kunjung di balas. Hingga satu bulan ketujuh nya menghilang dari pandangan si manis.
Haechan yang sudah sangat merindukan para kekasihnya itupun mencoba datang ke kediaman mereka yang pernah ia datangi beberapa kali.
Sang penjaga yang sudah mengenali wajahnya itupun membiarkannya masuk ke dalam tanpa hambatan, mungkin seharusnya kala itu Haechan tak perlu datang ke kediaman para kekasihnya. Jika hanya rasa sakit yang ia terima kala datang kesana, melihat bagaimana salah satu kekasihnya yang tengah bercinta dengan seorang wanita membuat perasaannya hancur bukan main.