Haechan meringis pelan kala wanita di sampingnya ini terlalu menempel padanya, ingin rasanya ia menendang wanita jalang itu untuk menjauh. Namun apa boleh buat ini semua juga untuk kelancaran rencana balas dendamnya maka dari itu ia harus bisa menahan diri.
"Sudah lama sekali kau tak mengajak ku keluar" ucap wanita itu seraya semakin merapatkan tubuhnya dengan si manis.
"Kau tahu, aku merindukanmu" wanita itu kembali berucap seraya mendudukkan tubuhnya di atas pangkuan Haechan.
"Hyejin! Aku ingin ke toilet sebentar" ucap si manis seraya mendorong tubuh wanita jalang itu dari atas pangkuannya.
"Kenapa sendiri? Kita bisa pergi bersama" jika Haechan tak ingat orang yang berada di hadapannya ini adalah seorang wanita, mungkin ia sudah menghajarnya habis-habisan.
"Tunggu sebentar, aku tak akan lama" ucap si manis seraya bergegas keluar dari ruangan itu begitu berhasil membebaskan diri.
Cklek
Dengan cepat pemuda manis itu kembali menutup pintu begitu ia berhasil keluar, ia menghela nafas lega seraya menyandarkan tubuhnya ke tembok.
Para jalang mantan kekasihnya itu memang tak ada yang waras, ia harus ekstra sabar ketika menghadapi mereka semua.
"Kenapa kau tak tiduri saja dia? Itu kesempatan emas loh" hampir saja Haechan melempar vas bunga yang berada di sampingnya, jika ia tak ingat orang yang berbicara barusan adalah sang sahabat.
Plak
"Dengkul mu!! Kau memang sama tak waras nya dengan mereka" ucap si manis seraya memukul kepala pemuda tampan itu dengan kesal.
Sedangkan Sanha hanya terkekeh kecil melihat kelakuan bar-bar sahabat manisnya itu, ia sama sekali tak merasa marah walaupun kepalanya selalu menjadi sasaran ketika pemuda manis itu tengah merasa kesal.
"Baiklah! Sekarang aku serius" ucap Sanha seraya ikut menyandarkan tubuhnya di samping Haechan.
"Sepertinya dia juga terlibat, orang-orang ku mengatakan jika dia salah satu adik Sooyun. Dari cerita mu jelas kalau semua adik jalang itu ikut ambil bagian" si manis hanya berekspresi datar kala mendengar ucapan Sanha barusan, ia sudah menduga hal itu sebelumnya jadi ia tak perlu merasa kaget lagi.
"Bawa dia ke markas mu, kalau bisa berikan jeruji yang langsung berhadapan dengan jeruji tempat Donghyuck berada" perintah Haechan seraya melenggang pergi tanpa menunggu jawaban Sanha terlebih dahulu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Haruskah aku terharu? Karena menonton pertemuan antar kekasih yang begitu menyebalkan" ejek si manis seraya terkekeh pelan kala melihat wajah Donghyuck yang tampak mengeras.
"Jangan begitu kawan, lebih bersimpati lah sedikit" timpal Sanha seraya menatap kedua orang itu dengan senyuman mengejek.
"Lepaskan aku sialan!! Dasar jalang rendahan!!, akan ku buat kau menyesal setelah ini!!. Lihat saja nanti dasar keparat!!" teriak Hyejin histeris seraya memukul-mukul jeruji besi yang tengah mengurungnya dengan brutal.
"Itupun kalau kau bisa keluar hidup-hidup dari sini" ucap Haechan seraya bersidekap dada, ia menatap Hyejin datar yang sekarang ini tengah berteriak marah seraya memaki dirinya.
"Dia berisik sekali, bisakah kau potong lidahnya untuk ku?" pinta Haechan seraya menatap Sanha dengan penuh permohonan.
"Tentu, apapun untukmu" ucap Sanha seraya mengusak surai si manis dengan gemas.
"Lee Haechan!!" si manis menyeringai menatap Donghyuck yang tampak sangat marah.
"Ini akan sangat menyenangkan, percayalah. Kau hanya perlu menonton kehancuran kekasih tercinta mu itu dari dalam sana" Donghyuck menggeram marah kala mendengar ucapan mantan kekasihnya itu barusan.